Definisi Operasional Variabel METODE PENELITIAN

2. Data yang dikumpulkan melalui wawancara diringkaskan data reduction, di mana data mentah diseleksi, disederhanakan dan diambil intinya. Kemudian data ditampilkan data display untuk dapat dipahami tentang keadaan yang sebenarnya terjadi pada nelayan tradisional. 3. Data yang terkumpul dari hasil observasi dicatat dalam buku catatan kemudian dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3.6. Definisi Operasional Variabel

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan pada nelayan tradisional di Desa Padang Panjang, maka pada setiap indikator dari masing-masing faktor diberikan ukuran atau katagori secara kualitatif, yaitu: 1 Faktor kualitas sumber daya manusia a. Tingkat pendidikan. b. Ketrampilan alternatif. c. Pekerjaan alternatif. Jika ketiga unsur terpenuhi, dikatagorikan sangat berpengaruh, jika dua unsur terpenuhi dikatagorikan berpengaruh dan jika hanya satu unsur yang terpenuhi dikatagorikan tidak berpengaruh. 2 Faktor ekonomi a. Kepemilikan modal usaha. b. Kepemilikan tanah. c. Teknologi yang digunakan. Jika ketiga unsur terpenuhi, dikatagorikan sangat berpengaruh, jika dua unsur terpenuhi dikatagorikan berpengaruh dan jika hanya satu unsur yang terpenuhi dikatagorikan tidak berpengaruh. 3 Faktor hubungan kerja nelayan a. Ketergantungan modal kerja nelayan pada pemilik modal. b. Sistem bagi hasil nelayan dengan pemilik modal. c. Sistem bagi hasil nelayan pemilik perahu dengan nelayan penumpang. Jika ketiga unsur terpenuhi, dikatagorikan sangat berpengaruh, jika dua unsur terpenuhi dikatagorikan berpengaruh dan jika hanya satu unsur yang terpenuhi dikatagorikan tidak berpengaruh. 4 Faktor kelembagaan a. Peranan lembaga pemasaran. b. Peranan lembaga penyuluhan. c. Peranan lembaga perkreditan. Jika ketiga unsur terpenuhi, dikatagorikan sangat berpengaruh, jika dua unsur terpenuhi dikatagorikan berpengaruh dan jika hanya satu unsur yang terpenuhi dikatagorikan tidak berpengaruh. 2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kemiskinan yang terjadi pada nelayan tradisional di Desa Padang Panjang, dianalisis berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan nelayan tradisional yang berkaitan dengan kemiskinan nelayan itu sendiri. 3. Nelayan Tradisional adalah orang yang secara aktif melakukan usaha atau berburu ikan di laut yang menggunakan peralatan tangkap tradisional berupa perahu berukuran panjang 5 meter, lebar 1 meter dan tinggi 0,5 meter, kapasitas penumpang maksimum 2 orang dan dijalankan dengan mesin tempel berkapasitas 5,5 PK. Alat tangkap yang digunakan jaring dan pancing. 4. Teknologi adalah alat tangkap yang digunakan oleh nelayan dalam berburu ikan di laut. 5. Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh nelayan. 6. Panglima Laot adalah orang yang dipilih oleh para pawang, yang bertugas selain memberdayakan ekonomi kawasan juga menjadi alat pertahanan dan keamanan di laot. Panglima laot diberi kekuasaan menyelenggarakan peradilan dan melaksanakan setiap putusan yang dibuatnya. 7. Ukuran garis kemiskinan yang digunakan adalah garis kemiskinan Subjogyo dengan mengasumsikan jumlah tanggungan keluarga sebanyak 4 orang, yang terdiri dari 1 satu orang ibu dan 3 tiga orang anak.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Wilayah

4.1.1. Kondisi Geografis

Desa Padang Panjang merupakan salah satu desa dari 28 dua puluh delapan buah desa dalam Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Secara geografis Desa Padang Panjang terletak antara 03’43’37’ – 03’45’37’ Lintang Utara dan 96’56’46’- 96’59’46’ Bujur Timur. Sedangkan secara administratif Desa Padang Panjang mempunyai luas wilayah 125 Ha, yang terdiri dari 3 tiga buah dusun, yaitu Dusun Bayeun Setia, Dusun Singgah Mata dan Dusun Panglima, yang terletak di sepanjang pantai Samudra Indonesia dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara dengan Desa Lampoh Drien Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia Sebelah Timur dengan Desa Rubek Meupayong Sebelah Barat dengan Desa Ladang Jarak Desa Padang Panjang dengan ibukota kecamatan sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Susoh 4 km dan jarak dengan ibukota kabupaten sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Barat Daya, yakni Kota Blangpidie adalah 6 km, yang dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi darat.