Padang Panjang, dalam penelitian ini bentuk-bentuk kemiskinan dianalisis dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan bentuk-bentuk kemiskinan, yakni
kemiskinan natural, kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural, berdasarkan fenomena-fanomena yang terjadi dalam kehidupan nelayan tradisional yang berkaitan
dengan kemiskinan nelayan itu sendiri. Adapun bentuk-bentuk kemiskinan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
4.4.1. Kemiskinan Natural
Kemiskinan natural adalah keadaan miskin karena dari awalnya memang miskin. Kelompok masyarakat tersebut menjadi miskin karena tidak memiliki sumber
daya yang berkualitas, seperti rendahnya kualitas sumber daya manusia dan sumber daya alam. Pada kondisi sumber daya manusia dan sumber daya alam lemahterbatas.
Peluang produksi relatif kecil atau tingkat efisiensi produksinya relatif rendah. Sehingga kalaupun mereka ikut serta dalam pembangunan, mereka hanya mendapat
imbalan pendapatan yang rendah. Pernyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa kemiskinan natural muncul
akibat tidak memilikinya sumber daya yang berkualitas atau memadai, yakni rendahnya kualitas sumber daya manusia dan rendahnya kualitas sumber daya alam
yang dimiliki oleh kelompok masyarakat miskin. Kaitannya dengan nelayan tradisional di Desa Padang Panjang, sebagaimana
yang telah kita bahas pada bagian sebelumnya bahwa terjadinya kemiskinan pada nelayan tradisional salah satunya disebabkan oleh faktor kualitas sumber daya
manusia nelayan yang masih rendah, yang ditunjukkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, tidak dimilikinya ketrampilan alternatif dan kurangnya pekerjaan
alternatif. Rendahnya tingkat pendidikan nelayan tradisional tergambar dari tingkat
pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh oleh nelayan tradisional adalah 53 persen responden berpendidikan tidak tamat Sekolah Dasar SD, 45 persen responden tamat
Sekolah Dasar SD dan hanya 2 persen responden yang tamat Sekolah Menengah Tingkat Pertama SMTP sebagaimana dijelaskan pada Tabel 4.6. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Sudarso 2008: 7 dalam penelitiannya yang menyatakan nelayan khususnya nelayan tradisional, pada umumnya mereka mempunyai ciri yang sama
yaitu kurangnya berpendidikan. Selanjutnya BPS, menyebutkan kriteria masyarakat miskin adalah pendidikan tertinggi Kepala Rumah Tangga adalah tidak sekolahtidak
tamat SDhanya SD. Seterusnya Salim 1984: 42 juga menyatakan bahwa tingkat pendidikan orang miskin rendah, bahkan tidak tamat Sekolah Dasar.
Kurangnya ketrampilan alternatif tergambar dari ketrampilan yang dimiliki oleh nelayan tradisional. Di mana berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
kepada 51 responden, tentang penguasaan ketrampilan alternatif, diperoleh data bahwa pada umumnya nelayan tradisional tidak menguasai ketrampilan alternatif.
Di mana berdasarkan Ttabel 4.12, terdapat 88 persen responden tidak menguasai ketrampilan alternatif, 4 persen responden menguasai ketrampilan pertukangan dan 8
persen responden menguasai ketrampilan perabotan.
Kurangnya pekerjaan sampingan alternatif bagi nelayan tradisional di Desa Padang Panjang ditunjukkan oleh masih kurangnya pekerjaan sampingan alternatif
yang dimiliki oleh nelayan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 51 responden tentang kepemilikan pekerjaan sampingan alternatif bagi nelayan
tradisional, diperoleh data bahwa pada umumnya nelayan tradisional tidak memiliki pekerjaan alternatif, sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 4.14. Di mana 14 persen
responden bekerja sebagai petani palawija padi, 10 persen bekerja sebagai pedagang kecil-kecilan dan 76 persen responden tidak memiliki pekerjaan sampingan
alternatif. Dengan demikian meskipun sumber daya alam yang terdapat di Desa Padang
Panjang boleh dikatakan cukup memadai untuk dimanfaatkan sebagai sumber pandapatan, namun bila tidak didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang tinggi
tentunya potensi sumber daya alam itu tidak mampu dikelola menjadi sumber pendapatan. Sehingga meskipun mereka tinggal di lingkungan sumber daya alam
yang melimpah, tapi mereka tetap menjadi golongan masyarakat miskin. Sebaliknya meskipun di suatu wilayah yang sumber daya alamnya tidak potensial atau daerah
kritis, bila didukung oleh sumber daya manusianya yang menguasai ketrampilan dan teknologi, maka sumber daya alam itu dapat dikelola secara optimal untuk
menghasilkan pendapatan. Selanjutnya bila digunakannya teknologi untuk mengelola sumber daya alam yang terdapat pada wilayah tersebut, maka secara tidak langsung
telah terbuka lapangan kerja bagi masyarakat di wilayah itu.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan yang terjadi pada nelayan tradisional di Desa Padang Panjang dapat digolongkan ke dalam bentuk
kemiskinan natural.
4.4.2. Kemiskinan Kultural