Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008
oleh undang-undang karena memiliki alasan-alasan yang sah untuk didahulukan dari para kreditor-kreditor lainnya.
Dengan adanya kalimat dalam Pasal 1132 KUH Perdata yang bunyinya “kecuali apabila diantara para kreditur terdapat alasan-alasan yang sah untuk
didahulukan dari para kreditur lainnya” maka terdapat kreditur-kreditur tertentu yang oleh undang-undang diberikan kedudukan yang lebih tinggi dari pada kreditor
lainnya”. Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa terdapat beberapa jenis kreditur,
yaitu:
a. Kreditur Konkuren
Dalam lingkup kepailitan, yang dapat digolongkan sebagai kreditur konkuren unsecured creditor adalah kreditur yang piutangnya tidak dijamin dengan hak
kebendaan security right in rem dan sifat piutangnya tidak dijamin sebagai piutang yang diistimewakan oleh undang-undang.
F
97
F
Dengan kata lain kreditur konkuren adalah kreditur yang harus berbagi dengan para kreditur lain secara proforsional,
yaitu menurut perbandingan besarnya tagihan masing-masing dari hasil penjualan harta kekayaan debitur yang tidak dibebani dengan hak jaminan. Sedangkan
pembayaran terhadap kreditur konkuren akan ditentukan Hakim Pengawas.
b. Kreditur Preferen
97
Lihat Pasal 189 ayat 3 Undang-undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008
Kreditur preferen termasuk dalam golongan secured creditors karena semata- mata sifat piutangnya oleh undang-undang diistimewakan untuk didahulukan
pembayarannya. Dengan kedudukan istimewa ini, kreditur preferen berada diurutan atas sebelum kreditur konkuren atau unsecured creditors lainnya. Utang debitur pada
kreditur preferen memang tidak diikat dengan jaminan kebendaan, tapi undang- undang mendahulukan mereka dalam hal pembayaran.
F
98
Oleh karena itu jika debitur dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga, maka prosedur pembayaran terhadap kreditur preferen sama seperti kreditur konkuren yaitu
dengan cara memasukkan tagihannya kepada kurator untuk diverifikasi dan disahkan dalam rapat verifikasi.
c. Kreditur Separatis
Dalam ketentuan Pasal 1133 KUH Perdata dijelaskan siapa-siapa saja yang memiliki hak untuk didahulukan diantara para kreditur yaitu kreditur yang memiliki
hak istimewa kreditur preferen dan kreditur pemegang hak jaminan atas kebendaan seperti gadai dan hipotik.
Sehubungan dengan istilah kreditur separatis, ada terdapat perbedaan perbedaan pendapat pemakaian istilah diantara para sarjana. Menurut Munir Fuady
bahwa:
98
Dalam kepailitan, ongkos kepailitan dan upah kurator dimasukkan sebagai tagihan preferen yang didahulukan pembayarannya atas tagihan kreditur konkuren. Lihat Pasal 18 ayat 5 Undang-
undang Kepailitan dan PKPU
Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008
Dikatakan separatis yang berkonotasi pemisahan karena kedudukan kreditur tersebut memang dipisahkan dari kreditur lainnya, dalam arti ia
dapat menjual sendiri dan mengambil sendiri dari hasil penjualan yang terpisah dengan harta pailit yang umumnya.
F
99
Mariam Darus Badrulzaman menyebukan bahwa sebagai kreditur pemegang hak
jaminan yang memiliki hak preferen dan kedudukannya sebagai kreditur separatis.
F
100
F
. Dengan demikian, Mariam Darus Badrulzaman membedakan antara hak dan
kedudukan kreditur yang piutangnya dijamin dengan hak atas kebendaan. Haknya disebut sebagai preferen karena ia digolongkan oleh Undang-Undang sebagai kreditur
yang diistimewakan pembayarannya. Sedangkan kedudukannya adalah sebagai kreditur separatis karena ia memiliki hak yang terpisah dari kreditur preferen lainnya
yaitu piutangnya dijamin dengan hak kebendaan. Dari uraian-uraian tersebut diatas, benang merah yang yang dapat ditarik dari
adanya perbedaaan pendapat mengenai penggunaan istilah kreditur separatis ini, didapati bahwa dalam kepailitan, kedudukan kreditur yang dijamin haknya atas
kebendaan dipisahkan tersendiri separate dalam bahasa Inggris berarti terpisah. Berdasarkan tinjauan-tinjauan tersebut, maka peneliti berketatapan memilih istilah
kreditur separatis atau secured creditor. Dalam hukum kepailitan, kreditur yang dapat digolongkan sebagai kreditur
separatis karena piutangnya dijamin dengan security right in rem adalah kreditur pemegang hak yang terdiri dari:
99
Munir Fuady, Op.Cit, hal 105
100
Mariam Darus Badrulzaman, Bab-Bab tentang Credietverband, Gadai dan Fiducia, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1991, hal.17.
Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008
a. Hipotik yang diatur dalam Pasal 1 Undang-undang
No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
b. Gadai yag diatur dalam Pasal 1150 KUH Perdata
c. Fidusia yang diatur dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang
No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
d. Kreditur yang memilik hak retensi atas suatu barang dalam Pasal 65 Undang-
undang Kepailitan.
Menurut Sudargo Gautama, “mereka ini karena sifatnya pemilik suatu hak yang dilindungi secara super preferen dapat mengeksekusi hak mereka seolah-olah
tidak terjadi kepailitan. Mereka ini karenanya dianggap separatis berdiri sendiri.
F
101
F
” Sejalan dengan itu menurut Munir Fuady, kedudukan kreditur separatis sangat tinggi,
lebih tinggi dari kreditur yang diistimewakan lainnya.
F
102
F
Kedudukan kreditur separatis tersebut dipisahkan dari kreditur lainnya, dan objek jaminannya juga dipisahkan dari harta pailit. Adapun arti dari kedudukan
kreditur separatis di atas adalah dalam pengeksekusian jaminan utang. Kreditur separatis dapat menjual dan mengambil sendiri hasil dari penjualan objek jaminan.
Bahkan jika diperkirakan hasil penjualan atas jaminan utang itu tidak dapat menutupi seluruh utangnya, maka kreditur separatis dapat memintakan agar terhadap
kekurangan tersebut dia diperhitungkan sebagai kreditur konkuren. Sebaliknya
101
Sudargo Gautama, Op. Cit, hal 78
102
Munir Fuady, Op.Cit, hal 106
Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008
apabila hasil dari penjualan jaminan utang melebihi utang-utangnya, maka kelebihan itu harus dikembalikan kepada debitur.
d. Kreditur Pemegang Hak Istimewa