Peninjauan Kembali Upaya Hukum dalam Kepailitan

Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 pemberesannya tidak memiliki jangka waktu maksimum. Ketentuan baru yang terdapat dalam Pasal 13 ini adalah adanya dissenting opinion sebagaimana ditentukan dalam ayat 5 yang harus memuat perbedaan pendapat antara anggota dengan ketua majelis hakim yang mendasari keputusan tersebut dalam keputusan hakim.

2. Peninjauan Kembali

Perihal Peninjauan Kembali, Pasal 14 menentukan: “Terhadap putusan atas permohonan pernyataan pailit yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat diajukan kembali ke Mahkamah Agung. Demikian pula Pasal 295 menentukan: 1 Terhadap putusan Pengadilan Niaga yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, dapat diajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung. 2 Permohonan Peninjauan Kembali dapat diajukan apabila: a. Setelah perkara diputus ditemukan bukti baru yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa di Pengadilan sudah ada tetapi belum dtemukan; atau b. Dalam putusan hakim yang bersangkutan terdapat kekeliruan yang nyata. Dengan demikian Peninjauan Kembali tidak saja dapat diajukan terhadap putusan kasasi, tetapi juga dapat diminyakan terhadap putusan Pengadilan di tingkat pertama yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Rumusan Pasal 295 ayat 2 memberikan alasan untuk mengajukan Peninjauan Kembali. Dan alasan ini secara khusus telah pula dibatasi dengan suatu jangka waktu tertentu sebagaimana disebutkan disebutkan dalam Pasal 296 yaitu: Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 1 Pengajuan permohonan Peninjauan Kembali berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 295 ayat 2 huruf a, dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 180 seratus delapan puluh hari setelah tanggal putusan yang dimohonkan Peninjauan Kembali memperolah kekuatan hukum tetap. 2 Pengajuan permohonan Peninjaan Kembali berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 295 ayat 2 huruf b, dilakukan dalam jangka waktu paling labat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal putusan yang dimohonkan Peninjauan Kembali memperoleh kekuatan yang tetap. 3 Permohonan Peninjauan Kembali disampaikan kepada Panitera Pengadilan. 4 Panitera Pengadilan mendaftar permohonan Peninjauan Kembali pada tanggal permohonan diajukan, dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani Panitera Pengadilan dengan tanggal yang sama dengan tanggal permohonan didaftarkan. 5 Panitera Pengadilan menyampaikan permohonan Peninjauan Kembali kepada Panitera Mahkamah Agung dalam jangka waktu 1 x 24 jam terhitung sejak tanggal permohonan didaftarkan. Tentang prosedur Peninjauan Kembali berikut time frame yang sangat ketat ditentukan dalam Pasal 297 yaitu: 1 Pemohon Peninjauan Kembali wajib menyampaikan kepada Panitera Pengadilan bukti pendukung yang menjadi dasar pengajuan permohonan Peninjauan Kembali dan untuk termohon salinan Peninjauan Kembali berikut salinan bukti pendukung yang bersangkutan, pada tanggal permohonan didaftarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 296 ayat 4 2 Tanpa menyamping ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Panitera Pengadilan menyampaikan salinan permohonan Peninjauan Kembali berikut salinan pendukung kepada termohon dalam jangka waktu paling lambat 2 dua hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. 3 Pihak termohon dapat mengajukan jawaban terhadap Peninjauan Kembali yang diajukan, dalam jangka waktu 10 sepuluh hari terhitung sejak tanggal permohonan Peninjauan Kembali diajukan. 4 Panitera Pengadilan wajib menyampaikan jawaban sebagaimana dimaksud pada ayat 3 kepada Panitera Mahkamah Agung, dalam jagka waktu paling lambat 12 dua belas hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Selanjutnya Pasal 298 menyebutkan: Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 1 Mahkamah Agung segera memeriksa dan memberikan keputusan atas permohonan Peninjauan Kembali, dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari setelah tanggal permohonan diterima Panitera Mahkamah Agung. 2 Putusan atas permohonan Peninjauan Kembali yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut. 3 Dalam jangka waktu paling lambat 32 tiga puluh dua hari setelah tanggal permohonan diterima Panitera Mahkamah Agung, Mahkamah Agung wajib menyampaikan kepada para pihak salinan putusan peninjauan kembali yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut. Setelah ditetapkannya putusan Kasasi atau Peninjauan Kembali, kurator wajib mengumumkan putusan tersebut. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 17 Undang-undang No. 37 Tahun 2004 yang menentukan: 1 Kurator wajib mengumumkan putusan Kasasi atau Peninjauan Kembali yang membatalkan putusan pailit dalam Berita Negara Republik dan paling sedikit 2 dua surat kabar harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat 4. 2 Majelis Hakim yang membatalkan putusan pernyataan pailit juga menetapkan biaya kepailitan dan imbalan jasa kurator. 3 Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dibebankan kepada pemohon pernyataan pailit atau kepada permohonan dan debitur dalam perbandingan yang ditetapkan oleh Majelis Hakim tersebut. 4 Untuk pelaksanaan pembayaran biaya kepailitan dan imbalan jasa kurator sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Ketua Pengadilan mengeluarkan penetapan eksekusi atas permohonan kurator. 5 Dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan, perdamaian yang mungkin terjadi gugur demi hukum. Penetapan biaya kepailitan dilakukan oleh Majelis Hakim Pengadilan yang memutus perkara kepailitan berdasarkan rincian yang diajukan oleh kurator setelah mendengar pertimbangan Hakim Pengawas. F 133

B. Upaya Perlawanan terhadap Penangguhan Eksekusi Benda Agunan dan