Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008
keadaan seperti dikemukakan diatas berkedudukan sebagai kreditur konkuren. Hal itu dilakukan setelah yang bersangkutan mengajukan permohonan pencocokan utang.
BAB III
PENANGGUHAN EKSEKUSI STAY BENDA AGUNAN DALAM HUKUM KEPAILITAN
A. Penangguhan Eksekusi Benda Agunan berdasarkan Hukum Kepailitan
1. Pengertian Stay
Konsep stay atau standstill merupakan hal yang baru dalam Undang-undang Kepailitan Indonesia. Menurut Hoff, “stay is a temporary freeze of enforcement
rights and is a very important instrument of the receiver.”
F
121
F
Sedangkan menurut Munir Fuady, stay adalah cool-down period atau legal moratorium. Penangguhan
eksekusi ini terjadi karena hukum tanpa perlu dimintakan sebelumnya oleh kurator.
F
122
F
Stay diberlakukan kepada semua kreditur separatis kecuali terhadap kreditur yang haknya timbul dari perjumpaan utang set-off serta terhadap kreditur pemegang
piutang yang dijamin dengan uang tunai. Menurut pasal 57 ayat 2, kreditur dapat mohon agar stay diangkat dimana permohonan itu disampaikan kepada kurator.
2. Tujuan Stay dan Akibatnya
121
Jerry Hoff, Op.Cit., hal 119
122
Munir Fuady, Op.Cit, hal.103
Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008
Secara umum, tujuan dari berlakunya stay terhadap kreditur separatis tidak terlepas dari tujuan hukum kepailitan yaitu sebagai collective proceeding. Karenanya,
menurut Fleisig, sangat tepat pada waktu kepailitan untuk mengintervensi hak kreditur separatis untuk melindungi kelompok atau kepentingan umum.
F
123
F
Sedangkan dalam Undang-undang Kepailitan, tujuan stay menurut penjelasan Pasal 56 ayat 1
adalah untuk memperbesar kemungkinan tercapainya perdamaian, mengoptimalkan harta pailit atau untuk memungkinkan kurator melaksanakan tugasnya secara optimal.
Akibat stay adalah sebagai berikut: a.
Selama stay berlangsung debitur tidak dapat dituntut ke pengadilan untuk melunasi utangnya.
b. Pihak kreditur separatis maupun pihak ketiga yang berkepentingan dengan
harta debitur tidak dibenarkan mengeksekusi atau memohon sita atas barang jaminan tersebut
c. Kurator dapat menggunakan atau menjual boedel pailit yang termasuk sebagai
barang persediaan inventory atau barang-barang bergerak current asset meskipun harta tersebut dibebani dengan hak tanggungan.
Berdasarkan ketentuan dari Pasal 56 ayat 3 maka jelaslah bahwa stay dapat mengakibatkan kreditur separatis kehilangan hak atas suatu barang jaminan yang
dimilikinya dalam hal terjadi penjualan oleh kurator. Penjelasan dari Pasal 56 ayat 3
123
Charles D. Booth dalam Ginting, Report on Joint Symposium on Insolvency. Diselenggarakan oleh Asean Development Bank ADB, Manila-Philipine, 26-27 Januari 1999 hal 3
Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008
menyebutkan bahwa dengan dilakukannya pengalihan harta tersebut, maka hal kebendaan tersebut dianggap berakhir demi hukum.
3. Pelaksanaan Hak Setelah Stay