Benda Agunan dalam Hukum Kepailitan

Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008

B. Benda Agunan dalam Hukum Kepailitan

Pada umumnya perkataan benda diartikan sebagai sesuatu yang dapat menjadi objek hukum, dalam arti mana dipakai sebagai lawan dari pada orang sebagai subjek hukum . Objek hukum dapat diraba lichamelijk F 109 F yang dapat juga berarti bagian- bagian daripada kekayaan pada umumnya F 110 F , dan terdapat juga objek-objek hukum yang tidak dapat diraba tastbaar. Buku kedua KUH Perdata mempergunakan perkataan benda dalam dua arti. Pertama dalam arti barang yang berwujud atau objek hukum yang dapat diraba tatsbaar dan kedua dalam arti bagian daripada harta kekayaan. Dalam arti kekayaan ini, termasuk juga barang yang tidak berwujud. Untuk lengkapnya perlu masih dicatat, bahwa di beberapa tempat dalam undang-undang, perkataan benda diartikan secara khusus dalam Pasal 467 dan 1354 perkataan benda diartikan kepentingan, sebagai peristiwa dalam Pasal 1263, sebagai perbuatan hukum dalam Pasal 1792 sebagai rechtsvordering dalam Pasal 99Rv, sebagai Pasal rechtsgeding dalam Pasal 246 Rv dan 273 Rv. F 111 Menurut KUH Perdata, benda tidak hanya dapat dibedakan sebagai barang yang berwujud dan barang tidak berwujud. Benda juga termasuk barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak, barang-barang yang dapat dipakai habis 109 Lihat Pasal 500, 519, 570, 607 KUH Perdata 110 Lihat Pasal 501, 503, 508, 511 KUH Perdata 111 Mr. Dr. H.F.A Vollmar disadur oleh Chidir Ali, Hukum Banda, Bandung: Tarsito, 1991, hal 32 Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 vebruikbaar dan barang-barang yang tak dapat dipakai habis onverbruikbaar, barang-barang yang sudah ada tegenwooedigezaken dan barang-barang yang masih ada toekomstigezaken F 112 F , barang-barang yang ada dalam perdagangan zaken in de handel dan barang-barang di luar perdagangan zaken buiten de handel, barang- barang yang dapat dibagi dan barang-barang yang tak dapat dibagi. Namun perbedaan yang penting adalah antara benda bergerak dan benda tidak bergerak. Pembedaan antara benda bergerak dengan benda tidak bergerak ini penting artinya. Pentingnya itu berhubungan dengan 4 empat hal yaitu: F 113 1. Bezit, misalnya terhadap benda bergerak berlaku asas yang tercantum dalam Pasal 1977 KUH Perdata, yaitu bezitter dari benda bergerak adalah sebagai eigenaar dari benda tersebut. Sedangkan kalau mengenai benda tidak bergerak tidak demikian halnya. 2. Levering penyerahan, terhadap benda bergerak dapat dilakukan penyerahan secara nyata, sedangkan benda tidak bergerak dilakukan dengan balik nama. Di Indonesia, mengenai levering terhadap benda-benda tidak bergerak berdasarkan 24 OV Bepalingen omtrent de invoering van en de overgang tot de nieuwe wetgeving. F 114 112 Barang yang akan ada dibedakan antara yang absolut dan yang relatif. Barang yang akan ada yang absolut yaitu barang yang pada suatu saat sama sekali belum ada, misal panen yang akan datang. Barang-barang yang aka nada yang relative adalah barang-barang yang pada saat itu sudah ada tetapi bagi orang-orang tertentu belum ada, misal barang-barang yang sudah dibeli tetapi belum diserahkan. 113 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda, Hukum Perdata: Hukum Benda, cet. 5, Yogyakarta: Liberty, 2001, hal 22 114 Pasal 24 OV pokoknya berbunyi: Aturan-aturan mengenai cara levering dari benda-benda yang tidak bergerak dengan pengumuman akta-akta sebagaimana dimuat dalam Pasal 616-620 KUH Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 3. Verjaring kadaluarsa, terhadap benda-benda bergerak tidak dikenal verjaring sebab bezit di sini sama dengan eigendom atas benda bergerak tersebut, sedang untuk benda tidak bergerak mengenal adanya verjaring. 4. Bezwaring pembebanan, terhadap benda bergerak harus dilakukan dengan pand gadai sedang terhadap benda tidak bergerak harus dilakukan dengan hipotik. Jadi dapat disimpulkan benda adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik, jadi segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur statusnya benda-benda tersebut. Sedangkan agunan adalah sesuatu yang dapat dijadikan jaminan. Benda agunan ialah benda yang dapat menjadi jaminan utang yang dapat diagunkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pembagian benda dalam dua kelompok, yaitu benda bergerak dan tidak bergerak, oleh KUH Perdata diberikan lembaga jaminannya masing-masing.Untuk benda bergerak disediakan lembaga jaminan gadai Pasal 1150 KUH Perdata dan selanjutnya, sedangkan untuk benda tidak bergerak disediakan lembaga hipotik Pasal 1162 KUH Perdata dan selanjutnya. Konsekuensi pembagian benda seperti tersebut diatas dikemudian hari tidak diikuti secara konsekuen, karena kita pernah mengenal lembaga jaminan benda bergerak yang disebut dengan oogstverband dan untuk benda tetap yang disebut Perdata untuk sementara tetap tidak berlaku, yang berlaku ialah peraturan-peraturan yang sekarang yang ada yaitu Overschrijving Ordonantie sampai ditentukan yang lain. Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 dengan credietverband. Bahkan, sekarang kita mengenal jaminan untuk persil berupa hak tanggungan dan fidusia untuk benda bergerak. F 115 Dalam Pasal 1 sub 2 diberikan perumusan tentang jaminan fidusia, yaitu: Hak agunan atas benda bergerak, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberiukan kedudukan diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya. F 116 Berdasarkan perumusan tersebut, ternyata objek agunan fidusia menurut Undang-undang Fidusia menyimpang dari pendapat pengadilan dan praktek yang selama ini berlaku, yang hanya mengakui fidusia atas benda-benda bergerak saja, dan juga menyimpang dari pendapat sarjana pada umumnya. F 117 F Agunan fidusia berupa benda bergerak ditambah dengan bangunan-bangunan tertentu dan hak tanggungan untuk benda-benda yang berupa persil yaitu tanah dan bangunan serta karya seni yang bersatu dan berdiri diatas tanah yang bersangkutan.

C. Daya Eksekusi Putusan Pailit