Pengertian Insolvent Kepailitan dan Hukum Kepailitan

Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 hukum telah tertutup bagi debitur sehingga ia tak dapat lagi melakukan kasasi atau peninjauan kembali.

c. Pengertian Insolvent

Istilah insolvent berasal dari bahasa latin “solvere” yang artinya membayar dan lawan katanya adalah “insolvent” atau “tidak membayar”. F 64 F Roman Tomasic dan Keturah Whitford berpendapat sama menyatakan bahwa kemampuan membayar utang atau ability to pay the debt adalah kunci dari konsep hukum Kepailitan. F 65 Dalam konteks hukum kepailitan negara-negara common law system pada umumnya, keadaan insolvent debitur biasanya ditest oleh pengadilan dengan menggunakan pendekatan cash flow test atau practical insolvency. F 66 F Cash flow test adalah pendekatan yang melihat solvabilitas debitur diukur dengan fakta apakah ia membayar utangnya atau tidak. F 67 F Jika ternyata ia membayar utangnya yang telah 64 Lihat The Oxford Dictionary of English Etymology, Op.Cit, hal 845 65 Romas Tomasic, Keturah Whitford, Australian Insolvency and Bancruptcy Law, Edisi ke 2, Sydney: Butterworth, 1997, hal 207 66 Lihat juga Andrew A Keay, Insolvency: Personal and Corporate Law and Pratice, Sydney: Law Book Company Service, 1994, hal 3 menyebut istilah ‘cash flow test’ dengan istilah ‘commercial insolvency test’ dan ‘balance sheet test’ sebagai ‘absolute insolvency test’ 67 David Morrisondalam Elyta, ‘When a Company Insolvent?’ Insolvency Law Jurnal, Volume 10, 2002, hal 6. Lihat juga Oxford Dictionary of Bussiness, Op.Cit, hal 88 merumuskan cash flow sebagai : “The amount of cash being received and expended by a business, which is often analysed into its various component’. Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 jatuh tempo, hal ini mengindikasikan ia ada dalam keadaan solvent atau sanggup membayar. Di samping pendekatan cash flow test, pengadilan menggunakan pendekatan alternatif lainnya yaitu balance sheet test atau asset test. F 68 F Dalam pendekatan ini, pengadilan tidak melihat solvabilitas debitur dari fakta apakah debitur membayar utangnya atau tidak tapi dari nilai asset debitur, yaitu apakah assetnya yang dapat direalisasikan melebihi kewajibannya maka debitur dianggap solvent. F 69 Akan halnya Indonesia, konsep insolvensi dalam hukum kepailitan Indonesia memiliki pengertian teknis yang berbeda dengan istilah insolvent yang dianut oleh negara common law system pada umumnya. F 70 F Walaupun Keay menyimpulkan bahwa “cash flow test telah diterapkan beratus tahun yang lalu dan merupakan konsep klasik dari sistem hukum Eropa Continental, F 71 F namun dalam hal hukum kepailitan Indonesia, konsep insolvent diaplikasikan dalam fase yang berbeda dengan konsep insolvent negara common law system. F 72 Dalam konteks hukum kepailitan Indonesia, pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga hanya didasarkan pada fakta bahwa debitur tidak membayar satu dari utangnya 68 Oxford Dictionary of Bussiness, Op. Cit, hal 45, merumuskan istilah balance sheet sebagai : ‘A statement of the total assets and liabilities of an organization at a particular date, usually the last day of the accounting period. The first part of the statement lists the fixed and current assets and the liabilities, the second part shows how they have been financed; the total of each part must be equal’ 69 Ibid, hal 7 70 Setiawan, Op. Cit, hal 94 71 Andreaw R. Keay, Avoidance Provisions in Insolvency Law, Sydney: LBC Information Services, 1997, hal 94 72 Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Kepailitan secara implisit mengadopsi cash flow test dalam menjatuhkan pernyataan pailit yaitu debitur tidak membayar satu utangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Akan tetapi, pernyataan pailit itu sendiri tidak mengindikasikan bahwa debitur berada dalam keadaan insolvent sebagaimana dipraktekkan di negara-negara common law system. Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 yang telah jatuh tempo dan dapat dibayar. Sedangkan keadaan solvabilitas debitor akan ditentukan oleh krediturnya. F 73 Dalam Undang-undang Kepailitan ada beberapa kondisi yang mengindikasikan bahwa debitur ada dalam keadaan insolevent secara teknis atau praktis dan juridis yaitu: 1. Jika debitur tidak mengajukan perdamaian composition plan atau; 2. Debitur menawarkan perdamaian tapi ditolak oleh krediturnya, atau; 3. Perdamaian yang ditawarkan debitur diterima oleh krediturnya tapi pengadilan Niaga menolak meratifikasi perdamaian tersebut karena ada dugaan perdamaian dicapai dengan cara curang atau melawan hukum F 74 Adapun akibat hukum dari keadaan insolvent adalah bahwa kepailitan telah bersifat final sehingga harta debitur pailit dapat segera dilikuidasi untuk dibagi- bagikan kepada para krediturnya. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa suatu putusan pernyataan pailit bersifat serta merta uit ver baar bij voor raad dan mempunyai akibat yang konstitutif, yaitu meniadakan keadaan hukum den menciptakan keadaan hukum yang baru. Dalam suatu putusan tentang pernyataan kepailitan, ada tiga hal yang esensial, yaitu: F 75 73 Lihat Ketentuan Pasal 178 Undang-undang Kepailitan dan PKPU. 74 Lihat Ketentuan Pasal 178 Undang-undang Kepailitan PKPU yang mengatur tentang harta debitur pailit dalam keadaan tidak mampu nmembayar atau insolvent. Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 a. Pernyataan pailit debitur pailit; b. Pengangkatan seorang Hakim Pengawas yang ditunjuk oleh pengadilan; dan c. Pengangkatan kurator Lebih lanjut mengenai akibat kepailitan, dalam Undang-undang Kepailitan diatur dalam Bab II bagian kedua, mulai dari Pasal 21 sampai dengan Pasal 64.

a. Akibat Kepailitan Pada Umumnya