Akibat Kepailitan bagi Kreditur Separatis

Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 tagihannya dibantah, tagihan tersebut harus diakui secara bersyarat oleh Kurator dalam rapat verifikasi dan dimasukkan dalam daftar piutang yang diakui sementara. Demikian juga jika jaminan yang ada padanya tidak mencukupi untuk memenuhi pembayaran tagihannya, kreditur separatis dapat menjadi kreditur konkuren untuk kekurangan tagihannya tersebut tanpa kehilangan hak istimewanya untuk mengeksekusi sendiri barang jaminan yang ada padanya. F 106

3. Akibat Kepailitan bagi Kreditur Separatis

Prinsip umum hukum kepailitan disemua negara ialah mengecualikan kreditur separatis dari kepailitan debiturnya. F 107 F Prinsip ini juga dianut oleh Undang-undang Kepailitan dan PKPU yang dituangkan dalam Pasal 55. Namun demikian, kedudukan separatis tidak sepenuhnya bebas dari akibat kepailitan debiturnya karena Pasal 56 menangguhkan eksekusi jaminan utang yang disebut juga dengan Stay. Selama jangka waktu penangguhan, kurator dapat menggunakan harta pailit berupa benda tidak bergerak maupun benda bergerak atau menjual harta pailit yang berupa benda bergerak yang berada dalam penguasaan kurator dalam rangka kelangsungan usaha debitur, dalam hal telah diberikan perlindungan yang wajar bagi kepentingan kreditur atau pihak ketiga. 106 Lihat Pasal 169 Undang-undang Kepailitan dan PKPU. Meskipun tagihan kreditur separatis diakui bersyarat, Kurator tetap berkewajiban menyediakan jaminan dari boedel pailit sejumlah hak tagihan kreditur separatis tersebut. 107 Lihat Pasal 230 ayat 1 dan 2 Undang-undang Kepailitan dan PKPU . Lihat juga Pasal 254 ayat 2 yang menegaskan bahwa tagihan yang dijamin dengan hak jaminan kebendaan tidak dapat diajukan kepada pengurus. Jika tagihan tersebut diajukan maka PKPU berlaku terhadap kreditur separatis dan hak istimewnya sebagai kreditur separatis menjadi hapus Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 Penangguhan bertujuan, antara lain: 1. untuk memperbesar kemungkinan tercapainya perdamaian; atau 2. untuk memperbesar kemungkinan mengoptimalkan harta pailit; atau 3. untuk memungkinkan kurator melaksanakan tugasnya secara optimal. Stay diberlakukan kepada semua kreditur separatis kecuali terhadap kreditur yang hanya timbul dari perjumpaan utang set-off serta terhadap kreditur pemegang piutang yang dijamin dengan uang tunai. Selama berlangsungnya jangka waktu penangguhan, segala tuntutan hukum untuk memperoleh pelunasan atas suatu piutang tidak dapat diajukan dalam sidang badan peradilan, dan baik kreditur maupun pihak ketiga dimaksud dilarang mengeksekusi atau memohonkan sita atas benda yang menjadi agunan. Termasuk dalam pengecualian terhadap penangguhan dalam hal ini adalah hak kreditur yang timbul dari perjumpaan utang set off yang merupakan bagian atau akibat dari mekanisme transaksi yang terjadi di Bursa Efek dan Bursa Perdagangan Berjangka. Selama masa stay kurator dapat menggunakan atau menjual boedel pailit terbatas pada barang persediaan inventory dan atau benda bergerak current assets, meskipun harta pailit tersebut dibebani dengan hak agunan atas kebendaan. Jangka waktu penangguhan berakhir demi hukum pada saat kepailitan diakhiri lebih cepat atau pada saat dimulainya keadaan insolvensi F 108 F . Kreditor atau pihak ketiga yang haknya ditangguhkan dapat mengajukan permohonan kepada kurator untuk mengangkat penangguhan atau mengubah syarat penangguhan tersebut. 108 Yang dimaksud dengan insolvensi adalah keadaan tidak mampu membayar. Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008

B. Benda Agunan dalam Hukum Kepailitan

Pada umumnya perkataan benda diartikan sebagai sesuatu yang dapat menjadi objek hukum, dalam arti mana dipakai sebagai lawan dari pada orang sebagai subjek hukum . Objek hukum dapat diraba lichamelijk F 109 F yang dapat juga berarti bagian- bagian daripada kekayaan pada umumnya F 110 F , dan terdapat juga objek-objek hukum yang tidak dapat diraba tastbaar. Buku kedua KUH Perdata mempergunakan perkataan benda dalam dua arti. Pertama dalam arti barang yang berwujud atau objek hukum yang dapat diraba tatsbaar dan kedua dalam arti bagian daripada harta kekayaan. Dalam arti kekayaan ini, termasuk juga barang yang tidak berwujud. Untuk lengkapnya perlu masih dicatat, bahwa di beberapa tempat dalam undang-undang, perkataan benda diartikan secara khusus dalam Pasal 467 dan 1354 perkataan benda diartikan kepentingan, sebagai peristiwa dalam Pasal 1263, sebagai perbuatan hukum dalam Pasal 1792 sebagai rechtsvordering dalam Pasal 99Rv, sebagai Pasal rechtsgeding dalam Pasal 246 Rv dan 273 Rv. F 111 Menurut KUH Perdata, benda tidak hanya dapat dibedakan sebagai barang yang berwujud dan barang tidak berwujud. Benda juga termasuk barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak, barang-barang yang dapat dipakai habis 109 Lihat Pasal 500, 519, 570, 607 KUH Perdata 110 Lihat Pasal 501, 503, 508, 511 KUH Perdata 111 Mr. Dr. H.F.A Vollmar disadur oleh Chidir Ali, Hukum Banda, Bandung: Tarsito, 1991, hal 32