Eksekusi Benda Agunan Kerangka Teori dan Konsepsi

Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 Selain itu, hak agunan kebendaan juga mempunyai sifat-sifat kebendaan, dalam arti ia dapat dipertahankan terhadap siapapun juga, memberikan hak mendahului diatas benda-benda tertentu, dan mempunyai sifat melekat atau mengikuti bendanya. F 88 Pada saat itu agunan kebendaan yang masih berlaku dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu: 1. Gadai pand, yang diatur di dalam Bab 20 Buku II KUH Perdata; 2. Hipotek, yang diatur dalam Bab 21 Buku II KUH Perdata; 3. Hak Tanggungan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1996; 4. Jaminan Fidusia, sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 42 Tahun 1999.

3. Eksekusi Benda Agunan

Eksekusi adalah kewenangan daripada Ketua Pengadilan Negeri, karena itu eksekusi terhadap objek agunan tidak harus disertai dengan penundaan dan penangguhan eksekusi sebagaimana yang tersebut didalam Pasal 56 angka 1 Undnag- udnang Kepailitan tersebut, yang berarti bahwa adanya putusan pernyataan pailit terhadap debitur pemberi hak agunan tidak mengakibatkan ditangguhkannya kewenangan kreditur pemegang hak agunan tersebut untuk melakukan eksekusi 88 H. Salim, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004, hal 23 Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 terhadap objek agunan dengan penetapan hakim. Di satu pihak ketentuan Pasal 56 angka 1 Undang-undang Kepailitan dapat dikategorikan hak separatis dari kreditur preferen, tetapi di pihak lain ketentuan tersebut justru mengingkari hak separatis tersebut karena menentukan bahwa barang yang dibebani dengan hak agunan merupakan harta pailit. Penangguhan eksekusi stay adalah penangguhan pembayaran yang diberikan kepada pihak terhadap utang atas janjinya sendiri dengan perantaraan badan-badan yang telah ditunjuk dan pelaksanaannya dilakukan berdasarkan putusan pengadilan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian tentang Kepailitan berdasarkan Undang-undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar Utang ini merupakan suatu metode penelitian yuridis normatif. Sebagai suatu penelitian yuridis normatif, maka penelitian ini berbasis analisis terhadap norma hukum. Jenis penelitian dalam tesis ini adalah deskriptif analitis. Penelitian deskriptif analitis ini merupakan suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu peraturan hukum. F 89 Logika keilmuan dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang 89 Sorjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, hal 63.