Akibat Kepailitan terhadap Perjanjian Hak Jaminan

Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 pailit upah F 82 F yang terutang sebelum maupun sesudah putusan pailit merupakan utang harta pailit. F 83

e. Akibat Kepailitan terhadap Perjanjian Hak Jaminan

Menurut Pasal 55 Undang-undang Kepailitan setiap kreditur yang akan memegang hak gadai, jaminan fidusia, tanggungan atau hak agunan atas kebendaan lainnya dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Namun dalam Pasal 56 Undang-undang Kepailitan disebutkan bahwa hak ekseskusi kreditur sebagaimana dimaksud diatas ditangguhkan untuk jangka waktu paling lama 90 sembilan puluh hari terhitung sejak tanggal putusan pailit ditetapkan. Akan tetapi penangguhan eksekusi itu tidak berlaku terhadap kreditur yang dijamin dengan uang tunai dan hak kreditur yang dijamin dengan uang tunai dan hak kreditur untuk melakukan perjumpaan utang. F 84 Selama berlangsungnya jangka waktu penangguhan, segala tuntutan hukum untuk memperoleh pelunasan atas suatu piutang tidak dapat diajukan dalam sidang badan peradilan, dan baik kreditur maupun pihak ketiga sebagaimana dimaksud Pasal 56 ayat 1 Undang-undang kepailitan dilarang untuk mengeksekusi maupun memohonkan sita atas barang yang menjadi agunan. F 85 82 Yang dimaksud dengan upah adalah hak hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau suatu jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarga. Lihat Penjelasan Pasal 39 ayat 2 Undang-undang Kepailitan 83 Ibid, Pasal 39 84 Ibid, Pasal 56 ayat 2 85 Rahayu Hartini, Op. Cit, hal 118 Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 Kemudian menurut ketentuan Pasal 56 ayat 3 Undang-undang Kepailitan selama berlangsungnya waktu penangguhan, kurator dapat menggunakan atau menjual harta pailit baik berupa benda bergerak maupun benda bergerak, yang berada dalam penguasaan kurator dalam rangka kelangsungan usaha debitur, sepanjang untuk itu telah diberikan perlindungan yang wajar bagi kepentingan kreditur. Dalam penjelasan Pasal 56 ayat 3 Undang-undang Kepailitan disebutkan, bahwa yang dapat dijual oleh kurator, terbatas pada barang persediaan inventory atau benda bergerak current assets, meskipun terhadap harta pailit tersebut telah dibebani dengan hak jaminan kebendaan. Lebih lanjut yang dimaksud dengan perlindungan yang wajar bagi kepentingan kreditur adalah perlindungan yang perlu diberikan utnuk melindungi kepentingan kreditur yang haknya ditangguhkan dan dengan beralihnya harta yang bersangkutan hak kebendaan tersebut berakhir dengan hukum. F 86

2. Agunan Kebendaan dalam Kepailitan