Kedudukan Kreditur Separatis Pada Periode Pra Pailit Kedudukan Kreditur Separatis periode Pasca Pernyataan Pailit

Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 Kreditur separatis adalah kreditur yang memiiki hak agunan kebendaan, seperti hak gadai, hipotik, hak tanggungan dan jaminan fidusia. Kedudukan kreditur separatis dipisahkan dari kreditur lainnya dalam pengeksekusian jaminan utang. Kedudukan kreditur separatis diatur dalam dua tahap yaitu masa pra pailit dan setelah masa setelah kreditur dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pasca pailit baik kepailitan yang timbul karena prosedur kepailitan maupun yang timbul dari PKPU.

a. Kedudukan Kreditur Separatis Pada Periode Pra Pailit

Kedudukan para kreditur separatis dengan jelas diatur dalam Pasal 55 Undang-undang Kepailitan dan PKPU, yaitu kreditur separatis dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Ketentuan dalam Pasal 55ini konsisten dengan ketentuan perundangan lainnya yang mengatur tentang parate executie dari pemegang hak jaminan atas kebendaan seperti hak tanggunga, hipotik, gadai, fidusia, kreditur pemegang ikatan panenan dan kreditur pemegang hak retensi. F 104

b. Kedudukan Kreditur Separatis periode Pasca Pernyataan Pailit

Kedudukan kreditur separatis pada periode pra pailit dengan pasca pailit pada dasarnya tetap mengacu pada Pasal 55 dan 244 yat 1 Undang-undang Kepailtan da PKPU yaitu kreditur separatis ditempaykan diluar dari kepailitan debiturnya karena sifat jaminan piutang yang dimilikinya memberinya hak untuk mengeksekusi sendiri 104 Lihat juga Pasal 244 ayat 1 dan 246 Undang-undang Kepailitan dan PKPU yang menyatakan PKPU sementara tidak berlaku bagi kreditur separatisdan Pasal 55, 57 dan 58 berlaku mutatis mutandis dalam PKPU. Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 barang jaminan guna pelunasan piutangnya. Namun demikian, Undang-undang Kepailitan dan PKPU juga mengatur kedudukan kreditur separatis pada periode setelah debitur pailit sebagai berikut: a. Pasal 56 dan Pasal 246 Kedua Pasal tersebut dikenal juga sebagai ketentuan yang megatur tentang automatic stay, yang diberlakukan bagi kreditur separatis setelah debitur dinyatakan pailit atau PKPU semetara ditetapkan. Berdasarkan ketentuan stay ini kreditur belum dapat mengeksekusi sendiri haknya selama 90 hari. b. Pasal 60 ayat 3 jo Pasal 189 ayat 5 Apabila hasil penjualan barang jaminan piutang kreditur separatis tidak mencukupi untuk memenuhi pembayaran piutangnya, kreditur separatis dapat mengajukan tagihan pelunasan atas kekurangan tersebut kepada kurator. Konsekuensinya, kreditur separatis berubah mejadi kreditur konkuren tetapi hanya untuk kekurangan tagihan pembayarannya. Dengan demikian, kekurangan tagihan ini harus diajukan untuk dicocokan dalam rapat verifikasi. c. Pasal 138 Kreditur separatis yang dapat membuktika bahwa kemungkinan sebagian dari piutangnya tersebut tidak dapat dilunasi dari hasil penjualan barang jaminan dapat menjadi kreditur konkuren atas bagian piutang yang tak dapat dilunasi Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 tersebut. Ketentuan ini dibuat untuk mengantisipasi kemungkinan dari nilai jaminan kebendaan yang dimiliki oleh kreditur separatis kurang dari nilai piutang yang dimilikinya. d. Pasal 149 ayat 1 jo Pasal 118 ayat 2 Kreditur separatis pada prinsipnya tidak berhak mengeluarkan suara dalam rapat kreditur. Namun jika kreditur separatis telah melepaskan haknya sebagai kreditur separatis waiver menjadi kreditur konkuren, ia memiliki hak yang sama dengan kreditur konkuren lainnya, misalnya rencana perdamaian yang diajukan debitur tidak diterima kreditur. Kondisi seperti ini hanya akan terjadi dalam hal hak kreditur separatis untuk didahulukan dibantah dalam rapat verifikasi. Terhadap tagihan kreditur separatis yang dibantah ini, Pasal 118 ayat 2 menegaskan bahwa tagihannya harus dimasukkan dalam daftar piutang yang diakui sementara. F 105 Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, jelaslah bahwa kedudukan kreditur separatis tetap dijami pembayarannya oleh Undang-undang Kepailitan dan PKPU baik pada masa pra pailit maupun setelah debitur dinyatakan pailit. Bahkan jika 105 Lihat Pasal 113, 115, 117, dan 126 Undang-undang Kepailitan dan PKPU tentang rapat verifikasi dimana semua tagihan diajukan untuk diverifikasi. Hasilnya adalah ada tagihan yang diakui admitted debt, diakui sementara provisionally admitted debt atau dibantah denied debt oleh debitur. Hakim Pengawas berperan dalam hal ini karena ia dapat mengakui sementara piutang ang diajukan tapi debitur juga berhak membantah yang diakui sementara oleh Hakim Pengawas tersebut. Selanjutnya, tagihan-tagihan yang diajuka di rapat verifikasi akan dikategorikan sebagai piutang yang diakui admitted claim, yang diakui sementara provisionally admitted claim dan piutang yang dibantah disputed claim Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 tagihannya dibantah, tagihan tersebut harus diakui secara bersyarat oleh Kurator dalam rapat verifikasi dan dimasukkan dalam daftar piutang yang diakui sementara. Demikian juga jika jaminan yang ada padanya tidak mencukupi untuk memenuhi pembayaran tagihannya, kreditur separatis dapat menjadi kreditur konkuren untuk kekurangan tagihannya tersebut tanpa kehilangan hak istimewanya untuk mengeksekusi sendiri barang jaminan yang ada padanya. F 106

3. Akibat Kepailitan bagi Kreditur Separatis