Akibat Kepailitan terhadap Eksekusi atas Harta Kekayaan Debitur Pailit Akibat Kepailitan terhadap Perjanjian Timbal Balik yang Dilakukan

Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008

c. Akibat Kepailitan terhadap Eksekusi atas Harta Kekayaan Debitur Pailit

Suatu putusan pernyataan pailit mempunyai akibat, bahwa segala penentapan pelaksanaan pengadilan terhadap bagian dari harta kekayaan debitur yang telah dimulai sebelum kepailitan, harus dihentikan seketika dan sejak itu tidak ada suatu putusan yang dapat dilaksanakan termasuk mengenai hukuman paksaan badan terhadap debitur pailit. F 79 Berdasarkan ketentuan diatas, dapat disimpulkan bahwa setelah adanya putusan pernyataan pailit, maka semua putusan hakim baik mengenai penyitaan sita jaminan atau sita eksekutorial maupun penjualan atas harta kekayaan debitur menjadi terhenti, bahkan sekali pun pelaksanaan terhadap putusan hakim itu dimulai, maka pelaksanaan itu harus dihentikan. Lebih lanjut penjelasan Pasal 31 ayat 1 Undang-undang Kepailitan disebutkan bahwa ketentuan itu tidak berlaku bagi kreditur pemegang hak gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik atau hak agunan atas kebendaan lainnya, karena mereka dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan.

d. Akibat Kepailitan terhadap Perjanjian Timbal Balik yang Dilakukan

Sebelum Kepailitan Menurut Pasal 36 Undang-undang Kepailitan, apabila pada saat putusan pernyataan pailit diucapkan terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian terpenuhi, maka pihak yang mengadakan perjanjian dengan debitur pailit 79 Ibid, Pasal 31 Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 dapat meminta kepada kurator untuk diberikan kepastian tentang kelanjutan dari pelaksanaan perjanjian dalam jangka waktu yang akan disepakati oleh kurator dengan pihak dimaksud. Dalam hal kesepakatan mengenai jangka waktu tidak tercapai, maka Hakim Pengawas yang akan menetapkan jangka waktunya, dan jika dalam jangka waktu yang telah ditentukan kurator tidak juga memberikan jawaban atau tidak bersedia melanjutkan pelaksanaan perjanjian, maka perjanjian menjadi berakhir dan pihak sebagaimana dimaksud diatas dapat menuntut untuk diberikan ganti rugi, dan pihak yang dimaksud akan diperlakukan sebagai kreditur konkuren. Tetapi apabila kurator menyatakan kesanggupannya, maka kurator yang akan melaksanakan perjanjian tersebut. Ketentuan sebagaimana diuraikan diatas menjadi tidak berlaku, jika dalam klausul perjanjian debitur diwajibkan untuk melaksanaan sendiri pretasinya. Demikian juga halnya tehadap perjanjian-perjanjian sebagai berikut: 1. Perjanjian penyerahan barang, dimana telah disepakati untuk menyerahkan barang dalam jangka waktu tertentu, namun sebelum jangka waku penyerahan tersebut pihak yang harus menyerahkan barang dinyatakan pailit, maka dengan adanya putusan pernyataan pailit perjanjuan itu menjadi batal dan pihak lawan yang dirugikan dapat mengajukan diri sebagai kreditur konkuren. Sedangkan apabila karena hapusnya perjanjian tersebut harta pailit Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 yang dirugikan, maka pihak lawan yang diwajibkan memberi ganti kerugian. F 80 2. Perjanjian sewa menyewa, dalam hal penyewa dinyatakan pailit, maka kurator maupun pihak yang menyewakan barang untuk sementara dapat menghentikan perjanjian sewa menyewa dimaksud, dengan syarat ada pemberitahuan sebelumnya dalam jangka waktu paling singkat 90 sembilan puluh hari, dan dalam hal uang sewa telah dibayarkan terlebih dahulu maka perjanjian sewa tidak dapat dihentikan sebelum berakhirnya jangka waktu yang telah dibayar oleh uang sewa. Sehingga sejak tanggal putusan pernyataan pailit, uang sewa merupakan utang harta pailit. F 81 3. Dalam suatu perjanjian kerja, maka pekerja yang bekerja pada debitur pailit dapat memutuskan hubungan kerja, dan sebaliknya kurator juga dapat memberhentikan pekerja dengan pemberitahuan terlebih dahulu paling singkat 45 empat puluh lima hari sebelumnya. Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja ini harus tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku dibidang ketenagakerjaan, dan sejak tanggal putusan pernyataan 80 Ibid, Pasal 37 81 Ibid, Pasal 38 Freddy Simanjuntak : Penangguhan Eksekusi Stay Benda Agunan Dalam Kepailitan, 2008 USU e-Repository © 2008 pailit upah F 82 F yang terutang sebelum maupun sesudah putusan pailit merupakan utang harta pailit. F 83

e. Akibat Kepailitan terhadap Perjanjian Hak Jaminan