Tabuik Naik Pangkek Bentuk Pelaksanaan Tradisi 10 Muharram

8. Mahoyak Tabuik

Mahoyak tabuik dilaksanakan pada hari terakhir yaitu tanggal 10 Muharram yang dilaksakan sekitar pukul 13.00 sesudah salat zuhur. Masing-masing tabuik diletakkan di jalan kota Pariaman dengan jarak sekitar 130-150 meter. Rombongan untuk setiap tabuk terdiri dari para pembawa tabuik, orang siak sebagai pemimpin pembacaan doa ketika mulai mahoyak tabuik, pawang tabuik sebagai pembaca mantra-mantara agar tabuik dan pesertanya tidak mendapat musibah, agar terhindar dari perbuatan jahat dari tabuik lawan, pembawa music, dan urang bagak tabuik. 45 Pembawa tabuik mengusung tabuik disepanjang jalan dengan menggoyang-goyangkan tabuik, merebahkan, membawa tabuik berlari dan sebagainya. Pada kegiatan ini, peranan pihak keamanan, urang bagak sangat diperlukan guna menjaga keamanan rombongan dan pendukung tabuik mereka. Semua jalan, pertokoan yang dilalui oleh arakan tabuik penuh oleh para penonton bahkan sampai pada lantai dua pertokoan. Selain mengurus hal tersebut juga mengurus anak-anak kecil yang kehilangan orang tuanya. Kegiatan mahoyak tabuik, merupakan acara puncak dari seluruh rangkaian kegiatan 10 Muharram, sehingga pelaksanaannya berbeda dengan acara-acara sebelumnya, mahoyak tabuik dimulai dengan pembacaan doa oleh orang siak, kemudian pidato pembukaan oleh pemerintah kota Pariaman. Penyambutan kepala pemerintahan kota Pariaman, serta pejabat pemerintah lainnya disambut dengan tari Galombang. 45 Urang bagak tabuik ialah pemuda-pemuda yang disegani atau dihormati, yang mempunyai keberanian dan kemampuan untuk berkelahi. Mahoyak tabuik di tandai dengan music gandang dengan lagu hoyak tabuik. Lagu ini dimainkan dengan music tempo cepat guna untuk membangkitkan semangat para pembawa tabuik dan pendukung tabuik lainnya. Para pembawa tabuik melakukan antraksi dengan menggoyang- goyayangkan tabuik, merebahkan, membawa tabuik berlari menuju tabuik lawan sambil berkata hoyak Husein, hoyak Husein, hoyak Husein, yang dilakukan berulang-ulang kali dengan suara yang keras dan serempak. Mahoyak tabuik ini dilakukan oleh kedua pembawa tabuik yaitu tabuik pasa dan tabuik subarang secara bergantian. Dalam pelaksanaan mahoyak tabuik ini terjadi unsur saling menyerang yang diiringi oleh lagu hoyak tabuik sehingga sering kali terjadi bentrok fisik antara kedua belah pihak pembawa tabuik. Demikian juga dengan pemain musik dari kedua kelompok saling menunjukkan kepiawaiaanya dalam memainkan gandang sehingga bunyinya sangat merdu terdengar. Irama musik yang dimainkan membawa pengaruh terhadap masing-masing kelompok dan akhirnya timbul saing mengejek dan menyerang. Aksi saling menyerang disini, tidak sampai menimbulkan perkelahian, karena urang bagak dari masing-masing kelompok tabuik sangat berperan mengamankan dan membawa para pembawa tabuik dan pemain musik ketempat masing-masing. 46 Kegiatan mahoyak tabuik di atas, seperti drama kosal yang menampilkan perang antara pihak Husai dengan tentara Yazid di Padang Karbela. Para pengunjung atau pelayat yang mencapai ribuan untuk 46 Asril. Pertunjukan Gandang Tambua dalam Upacara Tabuik di Pariaman Sumatera Barat. h. 162. menyaksikan tradisi ini, secara tidak angsung telah menjadi bagian darirangkaian acara ini.

9. Tabuik Dibuang ke Laut

Membuang tabuik ke laut merupakan rangkaian acara yang terakhir menggambarkan pengusungan jenazah Husain ke pemakaman. Mahoyak tabuik ke laut ini dimuai sekitar pukul 16.00, bangunan tabuik yang ribuan para pengunjung yang sering disebut dengan pelayat, mengakibatkan jalan menuju pantai menjadi padat, sedangkan untuk tabuik subarang mengiri dari belakang. Suasana haru, duka mulai menyelimuti para pembawa tabuik dengan iringan music doll dan tassa. Memasuki pantai Gondariah tempat menjadi penuh dan sangat padat, dikarenakan di sekitar pantai banyak berjejer warung-warung minuman dan makanan, sehingga membuat pantai menjadi semakin sempit sehingga pelayat yang menyaksikan pembuangan tabuik ke laut terhambat dan tidak leluasa. Menjelang magrib tabuik pasa sudah berada di tepi laut, kemudian dibawa ketengah laut dan direbahkan, para pelayat yang telah berada di dalam laut mulai mengambil bagian-bagian tabuik tersebut untuk dibawa pulang. Menurut Imran salah satu dari pelayat yang ikut mengambil bagian dari tabuik, bahwasannya dia percaya pada bagian-bagian tabuik tersebut dapat dijadikan sebagai jimat, ramuan obat, dan sebagainya sesuai dengan keyakinan masing-masing. Samapai sekarang masyrakat masih percaya hal tersebut karena pada setiap bagian-bagian tabuik tersebut menyimpan kekuatan gaib yang dapat membantu kehidupan manusia. 47 Oleh karena itulah mereka para pelayat berebut untuk mendapatkan bagian-bagian tabuik tersebut, meskipun sepotong kain pembalut buraq dan sebagainya. Salah satu kegunaannya yang sering dipergunakan masyrakat ialah sebagai pelaris barang dagangan. Setelah tabuik pasa hilang dibawa obak, kemudian diikuti pula oleh tabuik subarang dengan cara yang sama. Acara mahoyak tabuik ke laut menggambarakan jenazah Husain naik ke surga, dan acarapun selesai. Semua peristiwa yang terjadi selama 10 hari tersebut keterangan berupa emosi, cidera, dendam dan amarah habis bersamaan tenggelamnya tabuik di laut, dikarenakan niat dan acara sudah terlaksanakan, dan masyarakat kembali lagi beraktivitas separti biasanya. 48

C. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Tradisi 10 Muharram

Perayaan tradisi 10 Muharram merupakan bentuk dari kebudayaan yang berkaitan dengan berbagai nilai-nilai yang mempunyai arti yang penting bagi setiap kehidupan masyrakatnya. Dimaksud dengan arti penting di sini melalui perayaan tradisi 10 Muharram ini dapat diperkenalkan nilai- nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Tradisi 10 Muharram merupakan tadisi dari masyrakat Pariaman, namun tradisi ini bukan saja penting bagi masyrakat setempat melainkan juga penting bagi masyrakat lainnya. Dalam pelaksanaan tradisi 10 Muharram pesan-pesan serta nilai- 47 Imran. Panitia perayayaan tradisi 10 Muharram. Wawancara pribadi. Pariaman, 8 April 2014 jam 14.00 WIB 48 Yusrizal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman , 8 Maret 2014 jam 10.30 WIB