Mengambil Tanah Bentuk Pelaksanaan Tradisi 10 Muharram

Pelaksanaan pengambilan tanah ke sungai ini ibaratkan mengambil mayat Husain bin Ali yang masih tertinggal di Padang Karbela. Selain itu, proses pengambilan tanah ini juga menggambarkan bahwasannya manusia tersebut diciptakan bersal dari tanah, dan akhirnya juga akan kembali ke tanah. Dari hari pertama sampai hari keempat, setiap harinya dari Asar menjelang Magrib, panitia pelaksana menabuh doll dan tassa di dekat daraga dengan music kesedihan, yang menunjukkan persiapan Husain bin Ali untuk berperang. Selain memainkan alat music, pertunjukan seni-seni seperti tari-tarian, randai,rabab dan lainnya juga dimainkan, pertunjukan ini dilakukan untuk sekedar memeriahkan perayaan 10 Muharram saja. 35

3. Mengambil Batang Pisang

Tradisi mengambil batang pisang yang dilaksanakan pada tanggal 5 Muharram merupakan pengambilan atau penebasan batang pisang disuatu daerah, kemudian di bawa ke daraga. Pada malam hari tanggal 4 Muharram sekitar jam 21.00 WIB, pawang tabuik subarang memberi perintah kepada tiga orang yang ditunjuk untuk mencari batang pisang kedaerah tabuik pasa yang tepatnya di Kampong Keling, sedangkan pawang tabuik pasa mengutus orang untuk mengambil batang pisang ke daerah tabuik subarang, tepatnya di daerah Galombang. Mereka yang bertugas mengambil batang pisang ke daerah lawan biasa disebut perawa tabuik, dan kepergian para perawa dirahasiakan dan dilindungi pawang tabuik secara magic. Setelah para perawa mendapatkan batang pisang, dimasing-masing daraga telah menunggu beberapa orang yang akan membantu penanaman batang pisang 35 Asril . Pertunjukan Gandang Tambua dalam Upacara Tabuik di Pariaman Sumatera Barat. Tesis sebagian persyaratan mendapatkan derajat sarjana S2. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2002, h. 132. tersebut. Penanaman batang pisang pada malam hari ini, hanya sebagai symbol untuk pengambilan batang pisang pada esok harinya. Tanggal 5 Muharram tepatnya jam 17.00 WIB setiap rombongan tabuik masing-masing berkumpul di rumah tabuik, rombongan mengambil batang pisang berangkat dari rumah tabuik menuju lokasi yang telah ditentukan, peserta terdiri dari pembawa pedang jenawai, pembawa bendera panji-panji kebesaran Husain, pembawa darabbuka, pembawa lampu dama, para pemusik. Untuk semua perlengkapan yang dibawa, sebelum keberangkatan telah dimantra dengan membakar kemenyan, diperkirakan para rombongan sampai dilokasi sekitar jam 18.00 WIB sebelum magrib. Pengambilan batang pisang dilaksanakan setelah magrib dan kelihatan orang-orang yang ingin menyaksikan penebangan batang pisang telah ramai di lokasi tersebut. Mengambil batang pisang bertujuan untuk melindungi pusara atau kuburan dari sengatan matahari selain itu juga menggambarkan kejadian di Padang Karbela saat Husain bin Ali dipancung oleh tentara Yazid bin Muawiyah. 36

4. Maatam

Tradisi maatam dilaksankan sebelum mangarak jari-jari pada tanggal 6 Muharram, tepatnya pada pukul 11.00 sampai pukul 13.00. Kegiatan maantam dimulai dengan pembacaan doa oleh orang siak, kegiatan ini dianggap sacral jadi harus dilaksankan menurut tata cara atau tradisi yang harus dipatuhi secara turun temurun. Setelah doa selesai dibacakan, 36 Ernatip dkk. Upacara Tabuik di Pariaman : Kajian Nilai Budaya dan Fungsi bagi Masyrakat Pendukungnya. Jakarta : Departeman Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jendral Nilai Budaya, Seni dan Film,2001, h. 20. penurunan panja atau jari-jari dari atap rumah tabuik. Panja berasal dari kata Persia yaitu panjah yang berti tangan direntang dengan lima jari. 37 Panja atau jari-jari diibaratkan sebagai tangan Husein yang terpotong-potong terbuat dari besi. Dahulu jari-jari terbuat dari emas dan perak yang disimpan di rumah tabuik. Akan tetapi untuk saat ini, jari-jari dibuat dari besi, karena susah menjaga jari-jari tersebut ketika diletakkan di daraga. Jari-jari ini dibungkus dengan kain putih yang bersih dan rapi. Tata cara penururunan jari-jari yaitu pertama jari-jari tersebut dicuci terlebih dahulu dengan air jeruk yang dianggap air suci yang bisa digunakan sebagai obat. Setelah jari-jari selesai dicuci, diletakkan kedalam sebuah kotak berbentuk setengah lingkaran, untuk setiap sisi kotak dihiasi dengan bunga mawar berwarna merah dan putih. Hal ini dikerjakan oleh pawang setiap kelompok tabuik. Sekitar jam 12.00 prosesi jari-jari ke daraga dilaksanakan. Peserta terdiri dari pembawa jari-jari, pawang, serta pembawa sesajean berupa nasi kuning yang dibungkus dengan kain yang diletakkan di atas dulang, pemain musik gandang dan beberapa orang perempuan. Kegiatan ini diidringi oleh pemusik gandang, setiba di daraga kegiatan dipimpin oleh pawang perempuan dengan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan mengitari makam Husein. Sesajen yang di letakkan di atas dulang, ditaburkan dalam daraga tersebut. 38 37 Asril. Pertunjukan Gandang Tambua dalam Upacara Tabuik di Pariaman Sumatera Barat. Tesis sebagian persyaratan mendapatkan derajat sarjana S2. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2002, h. 145. 38 Survey penulis misalnya pada tahun 2013 lokasi Provinsi Sumatera Barat Pariaman, penulis menyaksikan tradisi tabuik yang berlangsung dengan aman dan tertib di Pariaman. Sebelum tradisi 10 Muharram di ambil alih oleh pemerintahan, dalam prosesi mahantam para peserta menyanyikan lagu sedih dengan irama yang sederhana diikuti oleh para pengunjung dengan mengangkat dan menurunkan tangannya, sambil memukul-mukul dada sambil mengucapkan kata- kata “Ah, ah Husein, Ali bidansyah, kasihan Husein, kasihan husein alah mati, hoyak Husein hoyak Husein. Hal ini sama dengan upacara pemakaman di Iran. 39 prosesi maatam selesai setelah pawang tabuik mengitari makam selama 30 menit, jari-jari diletakkan di depan makam Husein dan pawang tabuik memimpin doa bersama sebagai penutup acara. Menurut keterangan pawang isi dari doa yang mereka bacaakan ialah doa keselamatan terhadap keluarga Nabi Muhammad S.A.W.

5. Mangarak Jari

Prosesi pelaksanaan mengarak jari-jari dilaksanakan pada tanggal 7 Muharram pada malam hari. Seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya, sebelum mangarak jari-jari dilaksanakn, pembacaan doa dipimpin oleh orang siak. Terlebih dahulu pawang tabuik mengambil duplikat jari-jari dari rumah tabuik untuk dibawa ke daraga. Setelah pembacaan doa selesai, para rombongan melakukan perjalanan keliling kota Pariaman dengan mengarak jari-jari, guna untuk memberitahukan kepada masyrakat sekitar, bahwa jari- jari Husein telah dipotong-potong oleh tentara Yazid bin Muawwiyah. Prosesi ini tidak lupa diiringi oleh pemain gadang dengan iringan lagu Matam Panjang. Mengarak jari-jari dilaksanakan oleh kedua kelompok 39 Yusrizal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman , 8 Maret 2014 jam 10.30 WIB