Asal Usul Tradisi 10 Muharram

sesorang penghianat yang berasal dari pengikut Yazid bin Muawwiyah. Kematian Hasan ini membangkitkan Husain bin Ali saudara kandung dari Hassan bin Ali untuk menuntut balas dalam mengembalikan kehormatan keluarganya dengan membentuk pasukan yang berpusat di Kufah untuk merebut kekuasaan yang direbut oleh Yazid bin Muawwiyah. 12 Husain bin Ali bersama dengan pasukannya menuju Damaskus, pada pertengahan jalan, terdapat lapangan yang luas yang dikenal dengan Padang Karbala, disini terjadi perperangan antara pasukan Yazin dengan pasukan Husain bin Ali selama 10 hari, yang dimulai pada tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 Muharam pada tahun 61 Hijriah. Dalam perperangan pasukan Husain yang berjumlah sedikit dibanding pasukan Yazid membuat para pasukan Husain satu persatu gugur, dan diakhiri gugurnya Husain bin Ali sebagai pemimpin. Syahidnya Husein ini sangat tragis dengan kepala terpisah dari badan dan bagian tubuh lainnya. Peristiwa syahidnya Husain bin Ali ini yang menjadikan kalangan S yi’ah memperingati sebagai hari yang bersejarah untuk setiap tanggal 1 sampai 10 Muharram. Peringatan hari meninggalnya Husain bin Ali ini tidak hanya di negara Iran, India Selatan tetapi juga diperingati bangsa Indonesia, tepatnya kota Pariaman, Bengkulu, Padang Panjang, akan tetapi sampai sekarang maish tetap bertahan yaitu di daerah Pariaman dan Bengkulu. Tradisi 10 Muharram sampai ke pulau Sumatera dibawa oleh orang-orang S yi’ah yakni kaum Cipei dari Madras Benggali India Selatan. Kaum Cipei yang mengunjungi Bengkulu selama bertahun-tahun yang pada 12 Dr. Ibrahim Ayati. Menguak Asyura Jakarta : Al- Huda, 2005, h. 61. awalnya sebagai pedagang, kemudian sebagai tentara yang dikirim ke Bengkulu untuk mempertahankan jajahan Inggris di Sumatera Barat tahun 1825M di bawah kepemimpinan Thomas Stamfor Rafles. 13 Dengan berjalannya waktu, kaum ini membaur dengan masyrakat sekitar dan sedikit demi sedikit pandangan hidup mereka juga harus menyesuaikan dengan masyarakat Melayu. Hal tersebut bisa terlihat dari sistem religi maupun adat istiadatnya. Suku Melayu berasal dari suku bangsa Rejang Sabah yaitu penduduk dari kerajaan Sungai Serut, suku ini menyatu dengan masyarakat Minangkabau yang datang ke Bengkulu semasa kerajaan Sungai Lemau. Menurut tambo Bengkulu, kedatangan orang Minangkabau ke Bengkulu dipimpin oleh Datuak Bagindo Maha Raja Sakti yang kemudian menikahi Putri Gading Cempaka ratu pertama dari kerajaan Sungai Lemau. 14 Orang-orang India yang dibawa Inggris ke Bengkulu didominasi berasal dari Benggali yang menganut paham S yi’ah. Dikarenakan sesama Islam bangsa India ini mudah menytukan diri dengan masyarakat sekitarnya. 15 Masyarakat pendatang dari Bengali ini sampai sekarang terkenal dengan sebutan kaum Cipei. Awal mula tradisi 10 Muharram ini mulai dikenal masyrakat Bengkulu yaitu sejak pembangunan Benteng 13 Menurut sejarah diketahui pada tahun 1825 M Inggris dengan Belanda mengadakan perjanjian penyerahan kekuasaan atas negara-negara jajahannya, perjanjian tersebut dikenal dengan Traktat London. Traktat London berisikan perjanjian menyerahkan Indonesia kepada pihak Belanda dan selanjutnya Inggris menduduki Singapura. Lihat Azyumardi Azra. Islam reformis : Dinamika Intelektual dan Gerakan Jakarta : Rajawali Press, 1999 dan Miko, Siregar. Tabuik Piaman, Kajian Antropolis Terhadap Mitos dan Ritual. Jakarta Tesis dalam memenuhi tugas ahir Magister Antropologi, 1996, h. 91. 14 Harapandi, Dahri. Tabot Jejak Cinta Keluarga Nabi di Bengkulu. Jakarta : Citra, 2009, h. 56-58. 15 Harapandi, Dahri. Tabot Jejak Cinta Keluarga Nabi di Bengkulu. h. 57. Marlborough 16 di Bengkulu yang dikerjakan oleh orang-orang Cipei. Mereka menyebar ke Utara yaitu daerah jajahan Inggris lainnya yaitu di Pariaman dan Padang. 17 Meskipun 10 Muharram berasal dari kaum S yi’ah dan dianggap sebagai upacra suci bagi kaum S yi’ah, akan tetapi bagi masyarakat Pariaman, perayaan tradisi 10 Muharram merupakan untuk memperingati kematian Husain bin Ali yang berarti masyrakat Pariaman tersebut bukan penganut S yi’ah, ini juga didukung dari hasil penelitian Suharti dinyatakan tidak ditemukan secara institusi masyrakat S yi’ah di Pariaman. 18 Masyrakat Pariaman sama dengan masyrakat Minangkabau lainnya mengikuti aliran Sunni sebagaimana yang dianut sebagian besar masyrakat Indonesia. Mengenai masuknya tradisi 10 Muharram ini ke Pariaman terdapat beberapa pendapat, salah satunya menurut tokoh-tokoh masyrakat Pariaman, tradisi 10 Muharram sampai ke daerah mereka berasal dari Bengkulu yang dibawa oleh orang-orang Cipei yakni Mak Tauna dan Mak Labuah. 19 Sedangkan menurut Azyumardi Azra perayaan tradisi 10 Muharram masuk 16 Benteng Malborough secara umum meiliki bentuk segi empat, yang memiliki bastion di keempat sudutnya. Pintu masuk benteng berada di sisi barat daya yang berupa bangunan yang terpisah berbentuk segi tiga. Benteng Malborough dikelilingi oleh parit, parit tersebut memisahkan bangunan tua dengan bagunan depan, kedua bangunan tersebut dihubungkan oleh sebuah jembatan. Pada bangunan depan terdapat terdapat pintu masuk yang berbentuk lengkungan yang hanya berupa lorong yang menuju ke jembatan penghubung antara bangunan depan dengan banguanan tua. Disekitar dinding lorong terdapat empat nisan, yang dua nisannya berasal dari masa Benteng York dan duanya lagi berasala dari masa Benteng Marlborough terdapat nama George Shaw 1704, Richard Watts Esq 1705, James Cune 1773 dan Henry Stirling 1774. Pada bagian belakang Benteng ibni terdapat makam dengan nisan yang terbuat dari batu akan tetapi sudah tidak dapat terbaca lagi. Lihat Harapandi, Dahri. Tabot Jejak Cinta Keluarga Nabi di Bengkulu. Jakarta : Citra, 2009, h. 71-72. 17 Tom Ibnur. Seni Pertunjukan. Jakarta :PT. Widyadara, 2002, h. 26. 18 A.A. Navis. Alam Takambang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan Minangkabau Jakarta : Grafti Press, 1984, h. 227. 19 Ernatip dkk. Upacara Tabuik di Pariaman : Kajian Nilai Budaya dan Fungsi bagi Masyrakat Pendukungnya. Jakarta : Departeman Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jendral Nilai Budaya, Seni dan Film,2001, h. 14. ke Pariaman sekitar tahun 1750-1825. 20 Salah satunya yang dikenal sebagai ulama yang memperkenalkan tradisi 10 Muharram di pesisir Barat Sumatera Pariaman pada abad ke-17 yaitu Syekh Burhanuddin atau sering disebut dengan panggilan imam Senggolo. 21 N ota benenya para jama’ah pengikut tarekat sytariah. 22 Tarekat sytariah di Pariaman memandang bahwa kedudukan wali atau syeh, apabila diteusuri secara kerohanian, garis silsilah mereka selalu di hubungkan dengan para imam mereka seperti Ali bin Abi Thalib, Hasan,dan Husein. Peringatan duka cita ini diwujudkan dalam pembuatan tabuik atau keranda. Tabuik 23 terdiri dari tiga sampai lima tingkat yang memiliki tinggi kira-kira sekitar 6-15 meter. Tabuik dibuat dari bingkai bambu dan batang- batang sagu yang dibungkus dengan kertas berwarna warni, yang kemudian dihias dengan menggunakan bunga kertas dengan memakai bermacam warna. 24 Tradisi 10 Muharram di Pariaman, biasanya dibuat dua buah tabuik, yang pertama tabuik dari daerah pasar yang dinamakan dengan tabuik pasa, sedangkan yang satunya lagi tabuik kampong jawa. Dengan menampilkan dua tabuik ini, bertujuan untuk menggambarkan suasana 20 Azyumardi Azra. Islam reformis : Dinamika Intelektual dan Gerakan Jakarta : Rajawali Press, 1999 , h. 21. 21 Harapandi Dahri. Tabot Jejak Cinta Keluarga Nabi di Bengkulu. Jakarta : Citra, 2009, h. 15. 22 Harapandi, Dahri. Tobat Bengkulu, h 15 23 Kata tabut berasal dari bahasa Arab, yang mana kata ini memiliki beberapa pemahaman, pertama tabuik di artikan sebagai peti mati, ada juga yang mengatakan sebagai peti pustaka peninggalan Musa yang digunakan untuk menyimpan naskah perjanjian Bani Israel. Sedangkan pengertian tabuik dalam memperingati kematian Husai bin Ali, tabuik berarti lambing janji dari Muawwiyah untuk menyerahkan kekhalifahan kepada musyafarah atau kesepakatan dari umat islam, setelah ia meninggal. Aakan tetapi janji tersebut dpungkiri dengan memnagkat Jazid, anknya sebagai putra mahkota. Lihat Dahri. Tabot Jejak Cinta Keluarga Nabi di Bengkulu, h. 77. 24 Tom, Ibnur. Seni Pertunjukan. Jakarta :PT. Widyadara, 2002, h. 26. perperangan yang terjadi di Padang Karbela. 25 Tradisi 10 Muharram di Pariaman selain pembuatan tabuik juga terdiri dari beberapa rangkaian acara diantaranya pembuatan tabuik, mengambil tanah, mengambil batang pisang, maantam, mangarak jari-jari, mangarak sorban, tabuik naik pangkek, maoyak tabuik dan tabuik dibuang ke laut. Dilihat dari bentuk perayaan taradisi 10 Muharram yang ada di Pariaman dengan Bengkulu terlihat perbedaannya pada perlengkapannya, di Pariaman dalam perayaan 10 Muharram terdapat Buraq yang berbentuk kuda bersayap berkepala wanita berambut panjang, seperti burung raksasa. 26 Burung raksasa ini sering dikaitkan dengan peristiwa isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad, sedangkan di Bengkulu tidak didapati buraq semacam ini. Terdapatnya perbedaan Antara tabuik Pariaman dengan tabut Bengkulu berdasarkan mitos yang mereka percayai, adapun mitos tabuik Pariaman setelah tewasnya Husain bin Ali di Padang Karbela dengan tubuh yang terpisah-pisah dan dicincang oleh pasukan Yazid bin Muawwiyah, tiba-tiba datang arak-arakan yang turun dari langit yang terdiri dari malaikat dan buraq. Arak-arakan malaikat dan buraq tarsebut memasukkan potongan- potongan tubuh Husain kedalam peti yang terdapat di punggung buraq menuju langit. Dalam perjalanan ke langit malaikat mendapati bau manusia yaitu merupakan prajurit Husain yang selamat yang bersal dari Cipei yang bergantung pada arak-arakan tersebut dan meminta permohonan kepada malaikat agar ia ikut dengan jenazah Husain, akan tetapi malaikat tidak 25 Miko, Siregar. Tabuik Piaman, Kajian Antropolis Terhadap Mitos dan Ritual. Tesis dalam memenuhi tugas ahir Magister Antropologi, Universitas Indonesia, 1996, h. 78. 26 Aqar Furuqi, “Imam Husain dan Air di Karbala : .Syi’ah Husain Simbol Perlawanan, ’’ Muharram 2010, h. 118. mengizinkan hal itu. Kemudian malaikat memberikan nasehat kepada seorang Cipai tersebut agar melaksanakan arak-arakan seperti yang dilihatnya sebagai wujud rasa duka terhadap jenazah Husain, dan arak- arakan tersebutlah yang dilaksanakan setiap bulan Muharram di Pariaman. 27

B. Bentuk Pelaksanaan Tradisi 10 Muharram

Tradisi 10 Muharram dilaksanakan selama 10 hari. Selama 10 hari tesebut 5 hari merupakan kegiatan inti, sedangkan hari-hari lain merupakan kegiatan pembuatan tabuik. Untuk melaksanakan tradisi 10 Muharam, sebelum tradisi ini dilaksanankan para panitia dan masyrakat setempat sudah menyiapkan peralatan atau perlengkapan yang diperlukan untuk berjalannya tradisi ini. Dalam perayaan tradisi 10 Muharram yang menjadi subjek pertama dari perayaan ini yaitu bangunan tabuik merupakan bangunan berbentuk menara tinggi 6 sampai 15 meter. Kerangkanya yang terbuat dari bambu, kayu, rotan, kain, dan kertas warna warni. Kerangka bangunan tabuik terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah. Sedangkan subjek keduanya yaitu Daraga merupakan kosa kata dari Hindustan yang berasal dari Persia yang berarti peti mati. 28 Kegiatan penyelenggaraan tradisi 10 Muharram berawal dilaksanakan dari rumah tabuik, rumah tabuik merupakan pusat kegiatan 10 Muharram dan merupakan tempat pembuatan 27 Yusrizal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman , 8 Maret 2014 jam 10.30 WIB 28 Aqar Furuqi, “Imam Husain dan Air di Karbala : .Syi’ah Husain Simbol Perlawanan, ’’ Muharram 2010, h. 108. tabuik. Tepatnya didekat lokasi rumah tabuik tersebut dibuat ruangan atau ruangan ini yang sering disebut oleh masyrakat setempat dengan daraga. Daraga yang dibuat dengan ukuran 5x5 meter, dipagari dengan pimping atau sering disebut dengan palupuah, yang atapnya dilapisi dengan terpal, salah satu sisi daraga dibuat semacam pintu masuk. Didalam daraga terdapat bangunan berbentuk makam atau pusara yang kira-kira berukuran 1x1 meter yang setiap sisinya di pagari dengan bambu-bambu kecil, pada bagian atas pusara dibentangkan kain putih sebagai penutup. Dahulunya daraga dibuat di halaman rumah keluarga tabuik, akan tetapi sekarang daraga dipindahkan seperti daerah pasar, maka daraga terdapat di pusat kota Pariaman yaitu disamping pasar, sedangkan untuk tabuik subarang daraga terdapat di Kampung Pondok. 29 Pada perayaan 10 Muharram di Pariaman bangunan daraga ini hanya bersifat sementara berbeda dengan perayaan 10 Muharram di Bengkulu yang bangunan daraga bersifat permanen untuk dipakai setiap tahunnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas perayaan 10 Muharram di pariaman terdiri dari beberapa rangkaian acara yaitu pembuatan tabuik, mengambil tanah, mengambil batang pisang, maatam, mangarak jari-jari, mangarak sorban, tabuik naik pangkek, dan maoyak tabuik dan tabuik dibuang ke laut yang akan dijelaskan di bawah ini.

1. Pembuatan Tabuik

Dalam perayaan tradisi 10 Muharram yang menjadi objek utamanya yaitu Tabuik, tabuik merupakan bangunan yang mempunyai tinggi sampai 29 Yusniwar. penduduk asli masyrakat Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman 4 April 2014 jam 10.00 WIB. dua belas meter, berbentuk kuda bersayap. Pembuatan tabuik ini sudah dilaksanakan sejak awal tanggal 1 Muharram, yang dilaksanakan di rumah tabuik. 30 Selama waktu pembuatan tabuik yang dilaksanakan pada siang dan malam hari, sebelum tabuik selesai dibuat, tabuik tidak boleh ditinggalkan begitu saja, paling kurang ada salah seorang yang menjaga tabuik tersebut, untuk waktu pembuatan tabuik harus selesai selama sembilan hari, menurut pengakuan para pembuat tabuik, jika tabuik tidak selesai dalam waktu yang telah ditentukan, maka para panitia pembuat tabuik akan ditakut-takuti oleh para roh-roh atau penghuni sekitar, untuk itu pembuatan tabuik diserahkan kepada orang-orang yang ahli. 31 Adapun perlengkapan yang di persiapkan oleh para panitia yaitu peralatan pembutan tabuik seperti bambu, rotan, kertas mar-mar, alat-alat gambar, lampu senter, lampu hias, bunga kertas,bunga plastik dan sebagainya. Proses pembuatan tabuik terbagi kedalam tiga kelompok yaitu pembuatan tabuik dasar, tabuik bagian badan, dan tabuik bagian atas. Untuk pembuatan tabuik dasar yang terdiri dari pasu-pasu yang berbentuk limas persegi empat, tutup selancar, dan empat tangkai bunga selapan. Bunga selapan dilapisi dengan kertas bermotif warna warni akan tetapi lebih dominan warna putih, bunga selapan berguna untuk sebagai jari-jari untuk keseimbangan ketika tabuik diarak dan digoncangkan. Pada bagian badan tabuik terdiri dari beberapa bilik, pasu-pasu, tutup selancar, gomaik. Pada bagian atas bunga selapan tadi dipasang gomaik yaitu berupa kendi besar yang dihubungkan dengan pucuk rebung pada bagian atsnya, ini 30 Asqar, Faruqi. Syi’ah Husain Simbol Perlawanan Jakarta : 2010, h. 114. 31 Islami, Syamsul. Penduduk asli Pariaman,Wawancara pribadi. Pariaman, 4 Maret 2014. melambangkan tempat air yang telah habis semasa Husain, pasukannya terkepung di Padang Karbela. Dan yang terakhir yaitu pembuatan bagian pucuk tabuik yang terdiri dari satu tangkai bunga selapan yang berukuran lebih besar dari pada bunga selapan yang terdapat pada bagian bawah tabuik, sama dengan sebelumnya bagian ini juga dihiasi dengan kertas berwarna putih yang dibentuk seperti bunga melati. Bunga selapan pada puncak tabuik berhiasan dengan kertas berwarna wani yang dibalutkan kesemua tiang. Untuk selanjutnya yaitu pemasangan kerangka buraq yang dilapisi dengan kain berudu yang berwarna, sebagai kepala dari buraq dipasangkan sebuah kepala boneka yang berwajah perempuan dengan rambut terurai, untuk saat ini boneka telah dipakaikan kerudung untuk penutup kepalanya. Untuk secara keseluruhan dari bagunan tabuik yang dipaparkan diatas merupakan bentuk sebuah artifak sebagi kendaraan yang dipercaya membawa Husain ke langit. Untuk perlengkapan music, dalam tradisi 10 Muharamm ini musik yang digunakan adalah gandang tambua. Diperkirakan biaya alat-alat yang dipergunakan untuk pembuatan bagunan tabuik di atas sebesar Rp. 5000,000,- sampai 15.000,000,- biaya ini di dapat dari sumbangan masyarakat dan pemerintah setempat. 32

2. Mengambil Tanah

Pada tanggal 1 Muharram tepatnya pukul 17.00 setelah shalat Ashar, dilaksanakan acara mengambil tanah atau dalam bahasa Minang sering disebut dengan maambiak tanah. Makana dari acara mangambiak tanah ini adalah sebagai symbol kelahiran serta kesyahitan Husai bin Ali. Masyrakat 32 Luqman. Masyrakat asli Pariaman. Wawancara pribadi. Paraman, 4 April 2014 jam 11.00 WIB.