Mengarak Sorban Bentuk Pelaksanaan Tradisi 10 Muharram

tidak ada acara sacral yang dilaksanakan pada hari pagi itu, akan tetapi music gandang selau di mainkan di sekitar masing-masing daraga tabuik. Hal ini berbeda dengan 10 Muharram yang ada di Bengkulu, tanggal 9 Muharram masih ada kegiatan sacral yang dilaksanakan diantaranya disebut dengan hari gam yaitu hari yang telah ditentukan tidak dibolehkan melakukan kegiatan termasuk membunyikan doll dan tassa, dari jam 07.00 sampai 16.00 sore. Jadi masa gam ini sering disebut dengan masa tenang. 44 Pada tanggal 9 Muharram tersebut sekitar pukul 17.00 sampai jam 21.00, suasana di sekitar masing-masing dara sangat ramai dikarenakan banyaknya masyrakat yang ingin menyaksikan para tukang tabuik menghias pangkek tabuik dan bagian tabuik lainnya yang masih terpisah, dengan menggunakan kertas warna-warni, dan bukan hanya itu saja masyrakat juga menyaksikan berbagai macam hiburan seperti tari-tarian, music dari pemain gandang dengan membawakan bermacam lagu. Pada tanggal 10 Muharram sekitar jam 04.00 sebelum subuh para tukang tabuik dibantu sekitar 20 orang bersiap-siap melaksankan kegiatan tabuik naik pangkek. Kegiatan tabuik naik pangkek, merupakan penggabungan pangkek atas dengan pangkek bawah yang masing-masing tingginya mencapai enam sampai tujuh meter. Jadi jika tabuik telah selesai disatukan, maka tinggi tabuik mencapai dua belas sampai empat belas meter. Kegiatan tabuik naik pangkek ini juga merupakan kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh para pengunjung, karena kegiatan ini merupakan 44 Harapandi, Dahri. Tabot Jejak Cinta Keluarga Nabi di Bengkulu. Jakarta : Citra, 2009, h. 91. kegiatan yang sangat sulit dan banyak mengakibatkan resiko yang buruk. Oleh karena itu, pada ketika penggabunagan pangkek atau bagian tabuik disatukan, pangkek bagian atas di angkat secara gotong royong untuk disatukan pada pangkek bagian bawah, dengan menggunakan alat bantu seperti tiang-tiang, tali yang diikatkan pada bagian tabuik, yang kemudian ditarik secara bersamaan dari berbagai arah. Jika penggabungan itu gagal dilaksanakan seperti jatunya pangkek atas, maka bagian dari tabuik tersebut akan hancur dan tidak dapat dipakai lagi, maka dari itu perlunya gotong royong dalam kegiatan tabuik naik pangkek ini. Setelah bagian tabuik disatukan, maka masing-masing tabuik akan di bawa ke pasar, akan tetapi terlebih dahulu para pawing tabuik membacakan mantra-mantra dan member pemanis pada bagian tabuik. Pemanis tersebut terdiri dari bermacam-macam ramuan yang dibuat oleh pawang tabuik sendiri. Ramuan itu terdiri dari pasir dari tujuh sungai, bunga tujuh macam, limau tujuh macam, kemenyan secukupnya, daun sitawa, daun sidingin. Cara pawang tabuik meramunya ialah semua bahan tersebut diiris-iris kecuali kemenyan, pasir disatukan dan dimasukkan kedalam wadah yang sudah berisi air, kemudian ramuan ini ditaburkan pada bagunan tabuik, dengan tujuan agar tabuik terhindar dari kekuatan sihir dari tabuik lawan. Selain bangunan tabuik, para pembawa tabuik juga memakai ramuan tersebut, dengan mencuci muka dengan ramuan tersebut. Setelah bangunan tabuik dan pembawa tabuik diberi pemanis, baru di bawa ke pasar dengan cara digotng bersama-sama oleh pembawa tabuik dan tabuik siap untuk dihoyak.

8. Mahoyak Tabuik

Mahoyak tabuik dilaksanakan pada hari terakhir yaitu tanggal 10 Muharram yang dilaksakan sekitar pukul 13.00 sesudah salat zuhur. Masing-masing tabuik diletakkan di jalan kota Pariaman dengan jarak sekitar 130-150 meter. Rombongan untuk setiap tabuk terdiri dari para pembawa tabuik, orang siak sebagai pemimpin pembacaan doa ketika mulai mahoyak tabuik, pawang tabuik sebagai pembaca mantra-mantara agar tabuik dan pesertanya tidak mendapat musibah, agar terhindar dari perbuatan jahat dari tabuik lawan, pembawa music, dan urang bagak tabuik. 45 Pembawa tabuik mengusung tabuik disepanjang jalan dengan menggoyang-goyangkan tabuik, merebahkan, membawa tabuik berlari dan sebagainya. Pada kegiatan ini, peranan pihak keamanan, urang bagak sangat diperlukan guna menjaga keamanan rombongan dan pendukung tabuik mereka. Semua jalan, pertokoan yang dilalui oleh arakan tabuik penuh oleh para penonton bahkan sampai pada lantai dua pertokoan. Selain mengurus hal tersebut juga mengurus anak-anak kecil yang kehilangan orang tuanya. Kegiatan mahoyak tabuik, merupakan acara puncak dari seluruh rangkaian kegiatan 10 Muharram, sehingga pelaksanaannya berbeda dengan acara-acara sebelumnya, mahoyak tabuik dimulai dengan pembacaan doa oleh orang siak, kemudian pidato pembukaan oleh pemerintah kota Pariaman. Penyambutan kepala pemerintahan kota Pariaman, serta pejabat pemerintah lainnya disambut dengan tari Galombang. 45 Urang bagak tabuik ialah pemuda-pemuda yang disegani atau dihormati, yang mempunyai keberanian dan kemampuan untuk berkelahi.