Sebelum tradisi 10 Muharram di ambil alih oleh pemerintahan, dalam prosesi mahantam para peserta menyanyikan lagu sedih dengan irama
yang sederhana diikuti oleh para pengunjung dengan mengangkat dan menurunkan tangannya, sambil memukul-mukul dada sambil mengucapkan
kata- kata “Ah, ah Husein, Ali bidansyah, kasihan Husein, kasihan husein
alah mati, hoyak Husein hoyak Husein. Hal ini sama dengan upacara pemakaman di Iran.
39
prosesi maatam selesai setelah pawang tabuik mengitari makam selama 30 menit, jari-jari diletakkan di depan makam
Husein dan pawang tabuik memimpin doa bersama sebagai penutup acara. Menurut keterangan pawang isi dari doa yang mereka bacaakan ialah doa
keselamatan terhadap keluarga Nabi Muhammad S.A.W.
5. Mangarak Jari
Prosesi pelaksanaan mengarak jari-jari dilaksanakan pada tanggal 7 Muharram pada malam hari. Seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya, sebelum
mangarak jari-jari dilaksanakn, pembacaan doa dipimpin oleh orang siak. Terlebih dahulu pawang tabuik mengambil duplikat jari-jari dari rumah
tabuik untuk dibawa ke daraga. Setelah pembacaan doa selesai, para rombongan melakukan perjalanan keliling kota Pariaman dengan mengarak
jari-jari, guna untuk memberitahukan kepada masyrakat sekitar, bahwa jari- jari Husein telah dipotong-potong oleh tentara Yazid bin Muawwiyah.
Prosesi ini tidak lupa diiringi oleh pemain gadang dengan iringan lagu Matam Panjang. Mengarak jari-jari dilaksanakan oleh kedua kelompok
39
Yusrizal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman , 8 Maret 2014 jam 10.30 WIB
tabuik, dan kegiatan ini berlangsung agak lama, karena banyaknya daerah yang dilewati.
40
Dalam prosesi ini biasanya pemusik gandang tidak mengikuti kesemua daerah yang dilalui, pemusik menunggu disuatu tempat yang
dinamakan dengan Padang Karbela. Selama menunggu rombongan pengarak jari-jari, pemusik selalu memainkan gandangnya. Setelah
pengarak jari-jari berkumpul dengan pemain musik gandang merekapun menuju ke daraga masing-masing dengan tetap membunyikan musik
gandang. Akan tetapi, kedua kelompok tabuik bertemu kembali di Padang Karbela, situasipun menjadi panas lagi, dikarenakan kedua belah pihak
kelompok tidak dapat mengendalikan emosi, perkelahian pun terjadi kembali seperti yang terjadi pada prosesi pengambilan batang pisang.
Perkelahian pada prosesi mengarak jari-jari ini sering juga disebut dengan perang Karbela tahap dua.
6. Mengarak Sorban
Mengarak sorban dilaksanakan pada hari kedelapan jatuh pada tanggal 8 Muharram yang dilaksanakan pada malam hari. Kegiatan
mengarak sorban dimaksudkan untuk memberi gambaran kepada masyrakat bahwasannya betapa kejamnya Yazid bin Muawwiyah dan pasukannya,
sehingga mereka memenggal kepala Imam Husein.
41
Kegiatan ini berlasung di sekeliling kota dengan mengarak sorban yang diletakkan dalam sebuah
peti kecil yang terbuat dari kayu. Mengarak soban dilaksanakan oleh kedua
40
Upacara Tabuik di Pariaman pada bulan November 2012
41
Zubir dkk. Upacara Tabuik di Pariaman : Kajian Nilai Budaya dan Fungsi bagi Masyrakat Pendukungnya. Jakarta : Departeman Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat
Jendral Nilai Budaya, Seni dan Film,2001, h. 21.