Nilai-nilai yang Terkandung dalam Tradisi 10 Muharram

sangat indah. Antara bagian puncak tabuik dengan badan tabuik memiliki motif dan corak yang berbeda-beda. Hiasan yang ada pada bangunan tabuik merupakan salah satu bukti bahwasaanya masyrakat pendukung perayaan taradisi 10 Muharram sejak dahulunya telah mengenal seni kerajinan merancang dan sebagainya. Nilai sosial merupakan nilai yang terdapat dalam kehidupan yang berkaitan dengan aturan kehidupan manusia dalam bermasyrakat. Bentuk dari nilai sosial tersebut menurut M. Jenus Melalatoa seperti tanggung jawab, tertib, rukun, tolong menolong dan disiplin. 53 Nilai sosial yang dapat diambil dalam pelaksanaan tradisi 10 Muharram di Pariaman yaitu dari partisipasi masyrakat sekitar. Partisipasi masyarakat sekitar dari barbagai macam hal seperti, penyumbangan dana untuk keperluan paerayaan tradisi 10 Muharram. Perayaan tradisi ini memakan dana yang cukup banyak, namun dengan banyaknya sumbangangan dari masyrakat semua kendala dalam pendanaan dapat diatasi. Selain itu partisipasi terlihat dalam penyelenggaraan dan pembuatan bangunan tabuik. Tukang yang ditunjuk sebagai pembuat tabuik akan bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab untuk dapat menyelesaikan bangunan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Ketepatan waktu sangat mereka jaga, karena ini menyangkut dengan harga diri mereka masing-masing. Untuk itu mereka yang bertugas membuat bangunan tabuik bekerja dengan sangat kompok dan saling mempercayai sehingga pekerjaan mereka akan memebuahkan hasil yang baik. 53 Soimun dkk. Kajian Nilai Budaya Naskah Kuno Puspakerma.Jakarta: Depdikbud, 1997, h. 8. Nilai agama dalam peaksanaan taradisi 10 Muharram dapat diambil dari segi anjuran untuk membacakan doa atau mantra untuk setiap memulai suatu pekerjaan. Dengan membaca doa atau mantra yang dipercayai akan menjauhkan manusia dari sifat sombong yang membanggakan kemampuannya. Hal ini menggambarkan bahwasannya manusia tidak dapat hidup sendiri, maka dari itu dianjurkan untuk selalu berdoa agar apa yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Setelah diuraikan bagaimana bentuk-bentuk nilai-nilai yang dapat diambil dari perayaan tardisi 10 Muharram di Pariaman banyak nilai kebijaksanaan yang dapat dijadikan landasan kehidupan dari pelaksanan tradisi ini. Akan tetapi, jika hal tersebut di abaikan, maka perayaan tradisi 10 Muharram akan menjadi sebuah festival budaya yang tidak mempunyai makna apa-apa.

BAB IV Upaya Mempertahankan Perayaan Tradisi 10 Muharram

A. Peranan Pemerintah Menjaga Perayaan Tradisi 10 Muharram

Perayaan tradisi 10 Muharram merupakan salah satu budaya yang sampai sekarang masih tetap eksis di Pariaman. Budaya merupakan identitas yang harus dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan bagi generasi penerus. Hal itu merupakan tanggung jawab generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak. Pesatnya perkembangan zaman sekarang, menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyrakat lebih benyak memilih kebudayaan baru, menurut penilaian mereka lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. 1 Dilihat dari kenyataan bahwa banyak generasi muda saat ini lebih memilih kebudayaan asing disbanding kebudayaan lokal, sehingga perlu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya lokal, dimana peranan setiap lapisan masyarakat sangat penting. Pariaman merupakan salah satu daerah sampai sekarang dapat menjaga budaya lokal yaitu tradisi 10 Muharram. Tradisi 10 Muharram sampai saat sekarang masih tetap bertahan di tengah-tengah masyrakat yang sudah modern patut diacungi jempol, bertahannya tradisi 10 Muharram tiadak lepas dari para pendukung tradisi dan juga aktifnya peranan pemerintah setempat dalam melestarikan budaya lokal tersebut. 1 Johanes Mardimin. Jangan Tangisi Tradisi Jakarta : Kanisius, 1994, h. 61. Awal tahun 1992 perayaan tradisi 10 Muharram diambil alih oleh pemerintahan setempat yang bertujuan untuk ikut serta dalam melestarikan budaya tersebut. Akan tetapi hal itu tidak begitu mendapat sambutan positif dari masyrakat, dikarenakan masyarakat takut jika perayaan diambil ailih oleh pemerintah akan menghilangkan nilai kesakralan dari tradisi 10 Muharram. Untuk itu pemerintah sepakat akan tetap menjaga nilai-nilai dan makna yang terdapat didalamnya. 2 Bentuk peranan pemerintah dalam menjaga tradisi 10 Muharram yaitu sebagai berikut : 1. Pemerintah mengangkat tradisi 10 Muharram menjadi agenda pariwisata tahunan yang dilaksanakan setiap tanggal 1 samapai 10 Muharram, selain melestarikan tradisi 10 Muharram pemerintah juga melihat adanya peluang besar untk meningkatkan pendapatan masyrakat setempat. 3 Mulai dari para pedagang asongan, aneka manakanan, parkir dan bentuk jasa lainnya. Dalam perayaan tardisi 10 Muharram, pengunjung yang datang bisa mencapai di atas ratusan ribu orang. Diperkirakan jika masing- masing orang membelanjakan uang sekitar Rp 100.000-, saja, maka milyran rupiah uang yang akan didapatkan masyrakat Pariaman. Jadi, pemerintah mempunyai alasan menjadikan perayaan 10 Muharram menjadi agenda wisata tahunan. 4 2 Yusrizal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman, 3 April 2014. 3 Majalah Tabuik Pemko Pariaman. “ Tabuik dihoyak Pariaman Semarak “. ISSN 2086-6838. Edisi 04. Triwulan : 2010. h, 10. 4 Yusrizal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman, 3 April 2014. Perkembangan tradisi 10 Muharram menjadi agenda tahunan pariwisata memiliki peranan penting bagi perekonomian masyrakat setempat. Adapun beberapa tujuan dari pariwisata 5 sebagai berikut : “ 1 Pariwisat datap meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 2 Pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, 3 Pariwisata berguna untuk menghapuskan kemiskinan, 4 Pariwisata dapat mengatsi pengangguran, 5 Pariwisata berguna unuk melestarikan alam, lingkunagan dan sumber daya, 6 Pariwisata bergunan untuk memajukan budaya, 7 Pariwisata bergunan untuk mempererat persahabatan bangsa, 8 Pariwisata bergunan untuk mengangkat citra bangsa, 9 Pariwisata dapat memperkokoh jati diri dan kesatuan bangsa. ” Berkembangnya tradisi 10 Muharram tumbuh sebagai agenda pariwisata menjadi sebuah fenomena yang menyangkut ekonomi, masyrakat dan lingkungan menjadikan dirinya sebagai industri jasa. Peranan pemerintah menjadikan tradisi 10 Muharram sebagai agenda tahunan pariwisata memiliki visi dan misi untuk mencapai tujuannya. 6 Visi dari pariwisata Pariaman yaitu “ Dengan semangat sabiduak sadayuang kebersamaan, kita wujudkan Kota Pariaman menjadi daerah tujuan Pariwisata dengan mempertahankan nilai- nilai agama dan budaya” isi dari visi di atas dengan kerjasama pariwisata ingin mewujudkan Kota Pariaman menjadi tujuan pariwisata yang tetap memegang teguh nilai agama dan kebudayaannya. Adapun misi dari pariwisata Pariaman yaitu 7 : a. Meningkatkan sumberdaya manusia. b. Mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya. 5 Sekretariat Jendral MPR RI. Undang-undang Pariwisata Republik Indonesi No 10 Bandung : Citra Umbara, 2009, bab II ayat 4. 6 Yusrizal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman, 3 April 2014. 7 Yusrizal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman, 3 April 2014. c. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan. d. Meningkatkan dan mengembangkan pemasaran produk wisata 2. Perayaan tradisi 10 Muharram sekarang menjadi acara budaya dan pariwisata di Pariaman. Sebagai tradisi, seperti biasanya perayaan ini dilaksankan setiap tahun pada bulan Muharram. Pemerintah setempat telah berusaha melakukan beberapa upaya untuk mempromosikan perayaan 10 Muharram secara internasional. 3. Pemerintah setempat juga membangun rumah tabuik. Dimana rumah ini berfungsi sebagai tempat membuat bangunan tabuik dan juga sebagai museum tabuik. 8 Desain rumah tabuik sangat berbeda dengan desain rumah tradisional Sumatera Barat. Tujuan dari membangun rumah tabuik ialah untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan juga untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pariaman. 9 4. Untuk pembiayaan perayaan tradisi 10 Muharram yang tidak sedikit, pemerintah mengambil dari pendapatan daerah.Untuk mencapai kesempurnaan dari perayaan tradisi 10 Muharrm, pemerintah setempat berusaha untuk pembiayaan perayaan diambil dari pendapatan daerah, bantuan masyrakat Pariaman yang tinggal di luar Sumatera Barat, dan dari swadaya masyrakat setempat. 10 Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pariaman, pemerintah daerah akan meningkatkan bekerja sama untuk terus melakukan perbaikan fasilitas yang ada. 8 Ilham. Rumah Tabuik Pariaman, artikel diakses pada 3 Juli 2014 dari http:www.Padangekspres.co.id 9 Majalah Pemko Pariaman “Tabuik”. Edisi 5 Terbit berdasarkan SK Wali Kota no 65040. 2010., h. 10-11. 10 Yusrizal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Wawancara pribadi. Pariaman, 3 April 2014.