Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

Keputusan menerima atau menolak hipotesis dapat dilakukan melalui kriteria-kriteria berikut: Untuk hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara lingkungan kerja, disiplin dan tunjangan profesi guru terhadap kinerja guru di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir, diterima apabila t hitung t tabel pada taraf signifikan 95 atau alpha 5.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokoerlasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui simetris tidaknya distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Ghozali, 2009. Untuk melihat normalitas residual melalui analisis Grafik adalah dengan melihat grafik Histogram dan Normal Probability Plot. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Untuk grafik Histogram memiliki ketentuan bahwa data normal berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data melenceng ke kana atau melenceng ke kiri berarti data tidak terdistribusi secara normal. 2. Untuk grafik Normal Probability Plot, Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.10.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel - variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: 1. Koefisien - koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, 2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Menurut Ghozali 2009, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Nilai R 2 2. Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari a nilai tolerance dan lawannya bvariance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Universitas Sumatera Utara

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Perubahan Tutupan Lahan Kabupaten Toba Samosir

14 95 92

Kinerja Parlemen Lokal: Analisis Kinerja DPRD Kabupaten Toba Samosir Periode Tahun 2004-2009

0 36 82

PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU : Kajian Terhadap Guru Sekolah Dasar Di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

0 1 57

Prosedur Pengurusan Tunjangan Profesi Guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar rosalia

0 1 74

TUNJANGAN PROFESI KINERJA GURU. pdf

0 6 74

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA, PERILAKU KREATIF-INOVATIF TERHADAP KINERJA GURU

0 0 12

1. Usia BapakIbu saat ini Tahun 2. Jenis Kelamin BapakIbu Laki-laki Perempuan 3. Sudah berapa lama BapakIbu bekerja sebagai Guru di Di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir sejak pengangkatan pertama: Tahun 4. Pendidikan Terakhir BapakIbu DIIISarjana Mu

0 0 29

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Iskandar (2012), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi - Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Dan Tunjangan Profesi Guru Terhadap Kinerja Guru Di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Dan Tunjangan Profesi Guru Terhadap Kinerja Guru Di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir

0 0 11

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN DAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP KINERJA GURU DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister

0 1 18