12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditangani selanjutnya, perbedaan dalam penghambatan senyawa yang diekstraksi, toksisitas pelarut dalam proses bioassay, potensi bahaya
kesehatan dari ekstraktan Tiwari et al., 2011.
2.6. Ekstraksi
Menurut Tiwari et al. 2011, keberagaman dari metode ekstrasi biasanya berdasarkan pada:
a. Lamanya periode ekstraksi b. Pelarut yang digunakan
c. pH dari pelarut d. Suhu
e. Ukuran partikel dari jaringan tumbuhan f.
Perbandingan pelarut terhadap sampel Ekstraksi dalam hal farmaseutik merupakan pemisahan bagian
yang aktif secara medisinal dari jaringan tumbuhan dan hewan menggunakan pelarut tertentu melalui prosedur standar. Selama ekstraksi,
pelarut berdifusi ke dalam material padat tumbuhan dan melarutkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang sama Tiwari et al., 2011.
Parameter dasar yang mempengaruhi kualitas dari sebuah ekstrak adalah :
a. Bagian tumbuhan yang digunaka sebagai material awal b. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
c. Prosedur ekstraksi Keberagaman dalam metode ekstraksi yang berbeda yaitu akan
mempengaruhi kuantitas dan komposisi metabolit sekunder pada sebuah ekstrak yang tergantung pada:
a. Tipe ekstraksi b. Waktu ekstraksi
c. Suhu d. Sifat pelarut
e. Konsentrasi pelarut f.
Polaritas
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6.1. Prosedur Ekstraksi Tiwari et al., 2011
1. Homogenisasi Jaringan Tumbuhan
Homogenisasi jaringan tumbuhan dalam pelarut telah secara luas digunakan oleh para peneliti. Kering atau basah, bagian tumbuhan digiling
menggunakan blender untuk mendapatkan ukuran partikel yang halus, diekstrak dalam pelarut tertentu, dan dikocok dengan kuat selama 5-10
menit atau dibiarkan selama 24 jam setelah selesai kemudian ekstrak tersebut disaring. Filtrat kemudian diuapkan pelarutnya dan dilarutkan
kembali dalam pelarut untuk menentukan konsentrasi. Beberapa peneliti melakukan sentrifugasi untuk menjernihkan ekstrak.
2. Jenis Ekstraksi
Metode ekstraksi yang telah berhasil yaitu dengan menggunakan kenaikan kepolaran pelarut, dari mulai pelarut non polar heksan sampai
pelarut yang lebih polar metanol untuk menjamin bahwa rentang kepolaran yang luas menyebabkan banyak senyawa yang dikandung dapat
terekastraksi.
a. Ekstraksi Soklet
Beberapa peneliti melakukan ekstraksi menggunakan soklet pada material tumbuhan kering dengan menggunakan pelarut organik. Metode
ini tidak bisa digunakan untuk ekstraksi senyawa yang termolabil, dimana pemanasan yang lama dapat mengakibatkan degradasi dari senyawa.
Ekstraksi menggunakan soklet hanya dibutuhkan jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang terbatas dalam sebuah pelarut dan
senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang tinggi dalam sebuah pelarut tertentu, dengan syarat filtrasi yang digunakan sederhana dan dapat
memisahkan senyawa tersebut dari kandungan yang tidak larut. Pelarut yang digunakan selalu baru. Metode ini tidak bisa digunakan untuk
senyawa yang termolabil karena pemanasan yang lama mungkin mengakibatkan degradasi dari senyawa.
b. Maserasi
Sampel utuh atau serbuk kasar dari tumbuhan obat dalam maserasi untuk ekstrak cair, dijaga agar kontak dengan pelarut dalam wadah