Manfaat Kaempferia galanga L.

7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penghambat yang paling efektif untuk edema. Berdasarkan uji GCMS menunjukan bahwa pada sub-fraksi yang aktif teridentifikasi bahwa etil p- metoksisinamat merupakan senyawa yang dominan terdapat pada fraksi ekstrak tersebut. Berdasarkan hasil uji pada penghambatan edema yang diinduksi karagenan dengan menggunakan etil p-metoksisinamat menunjukkan hasil kemungkinan bahwa etil p-metoksisinamat memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi Umar et al., 2012. Berdasarkan Review yang dilakukan Umar et al. 2011 terhadap beberapa jurnal tentang kandungan senyawa dan aktivitas dari Kaempferia galanga L., bahwa Kaempferia galanga L. memiliki aktivitas farmakologi sebagai analgesik dan antiinflamasi dengan senyawa yang responsibel belum diketahui, aktivitas sebagai nematisida dengan senyawa yang responsibel yaitu etil trans-sinamat dan etil p-metoksisinamat, aktivitas sebagai penangkal nyamuk dan larvisida dengan senyawa yang responsibel yaitu etil p-metoksisinamat, etil sinamat dan 3 carene, 2-propionic acid, aktivitas sebagai vasorelaksan senyawa yang responsibel yaitu etil sinamat, aktivitas sebagai antineoplastik senyawa yang responsibel yaitu etil p-metoksisinamat, aktivitas sebagai antioksidan senyawa yang responsibel yaitu luteolin dan apigenin, dan aktivitas antimikrobial senyawa yang responsibel yaitu etil p-metoksisinamat.

2.2. Inflamasi

Peradangan adalah reaksi lokal pada vaskular dan unsur-unsur pendukung jaringan terhadap cedera yang mengakibatkan pembentukan eksudat kaya protein. Peradangan merupakan respon protektif sistem imun nonspesifik yang bekerja untuk melokalisasi, menetralisasi, atau menghancurkan agen pencedera dan persiapan untuk proses penyembuhan Price and Wilson, 2002. Tanda-tanda utama peradangan adalah rubor kemerahan, kalor panas, dolor nyeri, tumor pembengkakan, dan fungsio laesa hilangnya fungsi. Penyebab-penyebab peradangan meliputi agen fisik, kimia, reaksi imunologik, dan infeksi oleh organisme-organisme 8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta patogenik. Perhatikan bahwa infeksi tidak sama dengan peradangan dan infeksi hanya merupakan salah satu penyebab peradangan Price and Wilson, 2002. Faktor-faktor yang memicu penyembuhan luka meliputi suplai darah yang baik ke daerah cedera, usia muda, nutrisi yang baik, pendekatan tepi luka yang baik, dan fungsi leukosit serta respon peradangan yang normal. Penyembuhan luka dapat terganggu atau lambat jika ada pemberian kortikosteroid atau adanya benda asing, jaringan nekrotik atau infeksi pada luka Price and Wilson, 2002.

2.3. Material Tumbuhan

Tumbuhan dikumpulkan baik secara acak atau berdasarkan persediaan pengobatan di area greografis dimana tumbuhan itu ditemukan. Tumbuhan segar atau kering bisa dijadikan sebagai sumber untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder. Banyak yang telah melaporkan tentang sediaan ekstrak dari jaringan tumbuhan segar, namun banyak juga tumbuhan yang digunakan dalam bentuk kering atau sebagai ekstrak encer untuk pengobatan tradisional, tumbuhan biasanya dikeringkan dengan diangin-anginkan untuk mendapatkan berat konstan sebelum diekstraksi. Penelitian lain ada yang melakukan pengeringan tumbuhan dengan menggunakan o ven sekitar 40 ˚C selama 72 jam Tiwari et al, 2011.

2.4. Simplisia

Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata simple, berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebutkan bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam bentuk aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisia sebagai berikut. Simplisia adalah bahan alami yang digunakann untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun,dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Berdasarkan hal itu maka simplisia dibagi menjadi tiga 9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta golongan, yaitu simplisia nabati, simpisia hewani, dan simplisia pelikanmineral Gunawan, 2004.

1. Simplisia nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya Gunawan, 2004. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara sepontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja keluar dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan diisolasi dari tanamannya Gunawan, 2004.

2. Simplisia hewani

Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni. Contohnya adalah minyak ikan Oleum iecoris asselli dan madu Mel depuratum Gunawan, 2004.

3. Simplisia pelikan atau mineral

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni. Contohnya adalah serbuk seng dan serbuk tembaga Gunawan, 2004.

2.4.1. Pembuatan simplisia

Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kesing, pengepakan, dan penyimpanan Gunawan, 2004.

1. Pengumpulan bahan baku

Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualita bahan baku. Faktor yng paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen. Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau Gunawan, 2004.