26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Analisa Fraksi D8 dengan Spektrofotometri IR
Sampel disiapkan kira-kira 1-2 mg, kemudian pada sampel tersebut ditambahkan  bubuk  KBr  murni  kira-kira  sebanyak  200  mg  dan  diaduk
hingga  homogen.  Sampelpelet  KBr  diambil  yang  telah  homogen ditempatkan  dalam  tempat  sampel  pada  alat  spektrofotometri  inframerah
untuk dianalisa Hidayati, 2012.
3. Analisa Struktur Senyawa Fraksi D8 Msenggunakan
Identifikasi  senyawa  selanjutnya  yaitu  menggunakan  instrumen NMR  500  MHz  JEOL  JNM-ECA  500.  Langkah  yang  dilakukan  adalah
10  mg  sampel  dilarutkan  dalam  pelarut  kloroform  bebas  proton.  Setelah dilarutkan  kemudian  dimasukkan  kedalam  tube  khusus  NMR  untuk
dianalisa .
3.3.7. Uji Antiinflamasi
Pada  uji  antiinflamasi  ini  mengacu  pada  jurnal  Williams  et  al. 2008,  dengan  langkah  yang  pertama  dilakukan  yaitu  membuat  reagen
yang akan digunakan sebagai berikut :
1. Pembuatan larutan TBS Tris Buffer Saline pH 5,7
Ditimbang sebanyak 605 mg tris base dan 4,35 g NaCl. Kemudian tris  base  dan  NaCl  yang  telah  ditimbang  dilarutkan  dalam  500  mL
akuabides.  Selanjutnya  diukur  pH  dan  dibuat  pH  menjadi  5,7  dengan menggunakan asam asetat glasial.
2. Pembuatan larutan Na-diklofenak sebagai kontrol positif
Larutan  Na-diklofenak  dibuat  dalam  beberapa  variasi  konsentrasi dengan larutan induk dibuat sebesar 10.000 ppm dalam pelarut metanol pa.
Selanjutnya  dari  larutan  induk  dibuat  konsentrasi  1000,  100,  dan  10  ppm dengan teknik pengenceran.
3. Pembuatan larutan EPMS dan senyawa hasil isolasi
Larutan  EPMS  dan  senyawa  fraksi  D8  masing-masing  dibuat dalam  beberapa  variasi  konsentrasi  dengan  larutan  induk  dibuat  sebesar
10.000  ppm  dalam  pelarut  metanol  pa.  Selanjutnya  dari  larutan  induk dibuat konsentrasi 1000, 100, dan 10 ppm dengan teknik pengenceran.
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Pembuatan larutan BSA Bovine Serum Albumin 0,2 WV
Larutan  BSA  dibuat  dalam  larutan  TBS  yang  telah  disiapkan sebelumnya. Ditimbang sebanyak 500 mg BSA yang kemudian dilarutkan
dalam larutan TBS sebanyak 250 mL. Setelah  larutan  BSA  selesai  dibuat,  selanjutnya  dilakukan  proses
pengujian dengan membuat larutan sampel uji, larutan kontrol negatif, dan larutan kontrol positif.
1. Pembuatan larutan sampel uji
Larutan  sampel  uji  dibuat  sebanyak  5  mL  masing-masing konsetrasi
, yang terdiri dari 50 μL larutan sampel dari setiap konsentrasi 10.000, 1000, 100, dan 10 ppm dan masing-masing di tambahkan larutan
BSA  sampai  volume  5  mL.  Sehingga  didapatkan  konsentrasi  100,  10,  1, dan 0,1 ppm.
2. Pembuatan larutan kontrol negatif
Larutan kontrol negatif dibuat sebanyak 5 mL, yang terdiri dari 50 μL metanol dan di tambahkan larutan BSA sampai volume 5 mL.
3. Pembuatan larutan kontrol positif
Larutan  kontrol  positif  dibuat  sebanyak  5  mL  masing-masing konsentrasi
,  yang  terdiri  dari  50  μL  larutan  Na-diklofenak  dari  setiap konsentrasi  10.000,  1000,  100,  dan  10  ppm  dan  di  tambahkan  larutan
BSA  sampai  volume  5  mL  pada  masing-masing  konsentrasi.  Sehingga didapatkan konsentrasi 100, 10, 1, dan 0,1 ppm.
Setiap  larutan  baik  larutan  uji,  larutan  kontrol  negatif,  maupun larutan  kontrol  positif  masing-masing  diinkubasi  selama  30  menit.  Hasil
inkubasi  selanjutnya  dipanaskan  menggunakan  shacking  bath selama  5
menit dengan su u 72 C  kemudian didinginkan di bawah suhu ruangan selama 25 menit. Langkah terakhir yaitu pengukuran absorbansi BSA yang
terdenaturasi  menggunakan  septrometer  UV-Vis  660  nm  dan  dihitung jumlah  hambatan  yang  dihasilkan  dengan  menggunakan  rumus  sebagai
berikut: Inhibisi =
x 100