22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.4. Isolasi dan Pemurnian Senyawa
1. Kromatografi Lapis Tipis Fraksi Etil Asetat
Setiap fraksi
hasil ekstraksi
diidentifikasi menggunakan
kromatografi lapis tipis dengan pengembang n-heksan:etil asetat 4:1. Kemudian dilihat di bawah lampu UV pada panjang gelombang 254 nm.
Bercak yang muncul dibandingkan dengan bercak senyawa EPMS. Fraksi etil asetat merupakan fraksi yang memiliki pola bercak yang terpisah lebih
baik daripada fraksi n-heksan dan fraksi metanol.
2. Pemisahan Kristal
Pada fraksi etil asetat terdapat banyak kristal EPMS sehingga dilakukan pemisahan terhadap kristal tersebut dengan penyaringan
menggunakan vacuum. Kristal yang sudah terpisahkan dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis dengan senyawa pembanding yaitu
senyawa EPMS untuk memastikan bahwa kristal tersebut merupakan EPMS.
3. Kromatografi Kolom Fraksi Etil Asetat
Kromatografi kolom dilakukan sebanyak 2 kali. Kromatografi kolom pertama dilakukan pada ekstrak fraksi etil asetat 22,87 g, dengan
proses kromatografi kolom sebagai berikut: a. Penyiapan Fase Padat
Silika gel 60 ditimbang sebanyak 657,49 gram dan kolom kromatografi yang digunakan yaitu berdiameter 3 cm dan tinggi 75 cm.
Silika gel 60 yang telah ditimbang dikemas ke dalam kolom kromatografi. b. Membuat Fase Gerak
Fase gerak dibuat dengan menggunakan sistem gradien yaitu dibuat fase gerak dengan kepolaran yang meningkat. Fase gerak yang digunakan
yaitu : a. n-heksan 100
b. n-heksan : etil asetat kenaikan perbandingan 20 -
perbandingan 8:2 -
perbandingan 6:4 -
perbandingan 4:6
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
- perbandingan 2:8
c. etil asetat 100 d. etil asetat : metanol kenaikan perbandingan 20
- perbandingan 8:2
- perbandingan 6:4
- perbandingan 4:6
- perbandingan 2:8
e. metanol 100 Setiap fase gerak dibuat sebanyak 200 mL, kecuali metanol
digunakan lebih dari 200 mL untuk melakukan pencucian terakhir pada proses fraksinasi.
c. Proses Elusi Pelarut perbandingan pertama dimasukan ke dalam kolom sampai
habis, kemudian dilanjutkan dengan perbandingan selanjutnya sampai perbandingan terakhir. Hasil elusi ditampung dengan vial-vial dan diberi
nomor secara berurutan. Hasil eluat dimonitor menggunakan kromatografi lapis tipis untuk melihat bercak yang terlihat di bawah lampu UV 254 nm.
Kromatografi kolom pertama ini menghasilkan 167 vial yang terkelompokan menjadi 16 fraksi A-P, dengan fraksi D diambil unkut
dimurmikan lebih lanjut. Fraksi D digabungkan kemudian dimurnikan dengan kromatografi
kolom kedua. Jumlah gabungan yaitu sebanyak 2,68 g. Proses kromatografi kolom sebagai berikut:
a. Penyiapan Fase Padat Kolom Kromatografi Silika gel 60 ditimbang sebanyak 53,53 g dan kolom kromatografi
yang digunakan yaitu berdiameter 2 cm dan tinggi 35 cm. b. Membuat Fase Gerak
Fase gerak dibuat dengan menggunakan sistem gradien yaitu dibuat fase gerak dengan kepolaran yang meningkat. Fase gerak yang digunakan
yaitu : a. n-heksan 100
b. n-heksan : etil asetat kenaikan perbandingan 20