1038,71 Identifikasi Fraksi D8 Menggunakan Spektrofotometri IR

42 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memastikan lebih lanjut, maka dilakukan analisa menggunakan .

4.6.3. Anilisa Struktur Senyawa Fraksi D8 dengan

Analisa menggunakan ini dapat melihat kemungkinan dari keberadaan sinyal hidrogen yang terdapat di suatu karbon dan jumlah dari hidrogen yang terdapat di karbon tersebut. Jumlah sinyal hidrogen yang ada dapat dilihat dari integrasi yang muncul pada setiap peak. Integrasi ini dibandingkan dengan integrasi yang muncul lainnya, sehingga dapat ditentukan berapa jumlah hidrogen yang ada. Kemudian dari hasil data analisisi ini juga dapat ditentukan keberadaan tetangga dari karbon tersebut dengan melihat jumlah peak yang muncul. Jika peak yang muncul dalam bentuk doublet maka karbon tersebut bersebelahan dengan karbon yang memiliki sinyal 1 hidrogen. Jika muncul dalam bentuk triplet maka karbon disebelahnya mempunyai sinyal untuk 2 hidrogen. Jika muncul dalam bentuk quartet maka karbon disebelahnya mempunyai sinyak untuk 3 hidrogen. Terakhir untuk yang mempunyai lebih dari 4 sinyal hidrogen maka disebut multiplet. Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis ini, maka dapat dirangkai menjadi suatu bentuk senyawa tertentu Pavia et al., 2001. Berdasarkan hasil identifikasi senyawa fraksi D8 menggunakan Lihat Lampiran 9 terlihat adanya geseran kimia 1,34 ppm t, 3H yang mengindikasikan adanya gugus metil - , triplet menunjukkan bahwa disampingnya terdapat karbon yang memiliki sinyal untuk 2H. Geseran kimia kedua yaitu pada geseran kimia 4,27 ppm q, 2H yang mengindikasikan adanya gugus metilen - , quartet menunjukkan bahwa disampingnya terdapat karbon yang memiliki sinyal untuk 3H dan pergeseran semakin downfield karena berikatan dengan gugus yang memiliki keelektronegatifan lebih besar yaitu oksigen –O, sehingga ada elektron yang menyelimuti inti atom karbon tertarik kepada gugus –O, yang mengakibatkan geseran kimianya menjadi ke daerah downfield. Geseran kimia ketiga yaitu pada geseran kimia 6,45 ppm d, 43 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1H yang mengindikasikan adanya gugus metin -CH, doublet ini menunjukkan bahwa disampingnya terdapat karbon yang memiliki sinyal untuk 1H dan geseran semakin downfield karena adanya ikatan dengan EtOCCH=. Geseran kimia ke empat yaitu geseran kimia pada 7,37-7,39 ppm m, 3H yang mengindikasikan adanya gugus metin -CH, multiplet ini menunjukkan bahwa disampingnya terdapat sinyal hidrogen yang banyak sehingga dinyatakan dalam multiplet. Geseran kimia ke lima yaitu geseran kimia pada 7,51-7,53 ppm m, 2H yang mengindikasikan adanya gugus metin -CH, multiplet ini menunjukkan bahwa disampingnya terdapat sinyal H yang lebih dari 3 sehingga dinyatakan dalam multiplet. Geseran kimia yang terakhir yaitu geseran kimia pada 7,70 d, 1H yang mengindikasikan adanya gugus metin -CH, doublet ini menyatakan bahwa disampingnya terdapat karbon yang memiliki sinyal untuk 1H dan geseran kimia semakin downfield karena adanya pengaruh dari gugus lain yang mempengaruhinya yaitu gugus aril ArCH=. Berdasarkan jurnal Kiuchi, et al 1988, senyawa etil sinamat memiliki geseran kimia 1,32 ppm 3H, t, J = 7 Hz, 4,21 ppm 2H, q, J= 7 Hz, 6,31 ppm 1H, d, J = 15 Hz, 7,17-7,47 ppm 5H, 7,54 ppm 1H, d, J = 15 Hz dan berdasakan jurnal Spekreijse, et al 2012, etil sinamat memiliki geseran kimia 400 MHz, : 1,34 ppm 3H, t, J = 7,1 Hz, , 4,27 ppm 2H, q, J = 7,1 Hz, , 6,44 ppm 1H, d, J= 16,0, EtOCCH=, 7,37-7,39 ppm 3H, m, Ar-H, 7,51-7,52 ppm 2H, m, Ar-H, dan 7,69 ppm 1H, d, J= 16,0, ArCH=, menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah etil sinamat. Melihat dari pergeseran kimia yang terjadi, maka terdapat kemiripan yang signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa senyawa pada fraksi D8 adalah etil sinamat. Data struktur etil p-metoksisinamat dalam jurnal Umar, et al 2014, bahwa etil p-metoksisinamat memiliki geseran kimia pada 1,32 ppm 3H, t, 1x , J=7,5 Hz, 3,82 ppm 3H, s, 1xO , 4,25 ppm 2H, q, 1x , 6,31 ppm 1H, d, J=16,0 Hz, 1xCH alken, 6,90 ppm 2H, d, J=7,0 Hz, 2xCH benzilik, 7,42 ppm 44 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2H, d, J=7,0 Hz, 2xCH benzilik, dan 7,65 ppm 1H, d, J=16,0 Hz, 1xCH alken, sehingga terlihat adanya perbedaan yang ditunjukkan dalam tabel 4.4 dengan paduan gambar 4.13. A B Gambar 4.13. Struktur senyawa EPMS A dan etil sinamat B Perbandingan data etil sinamat, senyawa hasil isolasi, dan EPMS dapat dilihat dalam tabel 4.4. Tabel 4.4. Perbandingan data EPMS, etil sinamat, dan senyawa hasil isolasi No. C EPMS Etil Sinamat Senyawa Hasil Isolasi 1 1,32 t, 3H 1,34 t, 3H 1,34 t, 3H 2 4,25 q, 2H 4,27 q, 3H 4,27 q, 3H 3 - - - 4 6,31 d, 1H 6,44 d, 1H 6,45 d, 1H 5 7,65 d, 1H 7,69 d, 1H 7,70 d, 1H 6 - - - 7 6,90 d, 1H 7,51 d, 1H 7,52 d, 1H 8 7,42 d, 1H 7,37 t, 1H 7,38 t, 1H 9 - 7,38 t, 1H 7,38 t, 1H 10 7,42 d, 1H 7,39 t, 1H 7,39 t, 1H 11 6,90 d, 1H 7,52 d, 1H 7,53 d, 1H 12 3,82 s, 3H - - jurnal Umar et al. 2014 jurnal Spekreijse et al. 2012