Pemisahan Kristal Isolasi dan Pemurnian Senyawa

33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - perbandingan 4:6 - perbandingan 2:8 e. metanol 100 Setiap fase gerak dibuat sebanyak 200 mL, kecuali metanol digunakan lebih dari 200 mL untuk pencucian pada fase diam. Hasil elusi yang telah ditampung dalam vial dianalisa menggunakan kromatografi lapis tipis untuk melihat bercak yang terlihat di bawah lampu UV 254 nm. Kromatografi kolom fraksi etil asetat menghasilkan 16 fraksi A- P. Fraksi A terdiri dari vial 1-7. Fraksi B terdiri dari vial 8-11. Fraksi C terdiri dari vial 12-16. Fraksi D terdiri dari vial 17-19 dengan vial 17 sudah satu bercak. Fraksi E terdiri dari vial 20-24. Fraksi F terdiri dari vial 25. Fraksi G terdiri dari vial 26-28. Fraksi H terdiri dari vial 29. Fraksi I terdiri dari vial 30-39. Fraksi J terdiri dari vial 40. Fraksi K terdiri dari vial 41-45. Fraksi L terdiri dari vial 46-53. Fraksi M terdiri dari vial 54-59. Fraksi N terdiri dari vial 60-65. Fraksi O terdiri dari vial 66-74. Fraksi P terdiri dari vial 75-164. Berdasarkan hasil analisa menggunakan KLT, fraksi D pada vial 17 memiliki bercak tunggal pada panjang gelombang 254 nm. Fraksi D 17 diuji menggunakan GCMS, dan data hasil GCMS menunjukkan senyawa yang berbeda dengan EPMS, yaitu tidak adanya gugus metoksi. Fraksi D 17-19 diputuskan untuk diisolasi lebih lanjut dengan dimurnikan menggunakan kromatografi kolom kembali. Jumlah fraksi D yaitu sebanyak 2,68 g. Gambar 4.3. Profil KLT fraksi D vial 17, 18, dan 19 34 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kromatografi kolom yang ke dua ini dilakukan untuk proses pemurnian pada fraksi gabungan D. Kolom yang digunakan berdiameter 2 cm dan tinggi kolom 35 cm. Fase diam yang digunakan yaitu silika gel 60 sebanyak 53,53 g dan fase gerak yang digunakan yaitu n-heksan 100 sampai hasil KLT menunjukkan tidak ada senyawa yang memiliki Rf yang sama dengan senyawa sasaran. Selanjutnya fase gerak dinaikkan kepolarannya dengan menggunakan campuran n-heksan:etil asetat kenaikan perbandingan 20, dan etil asetat 100 , dengan setiap perbandingan dibuat 200 mL. Kromatografi kolom fraksi gabungan ini menghabiskan fase gerak n-heksan sebanyak 8,87 L dan setiap perbandingan selanjutnya sebanyak 200 mL. Jumlah vial yang didapatkan sebanyak 559 vial untuk fase gerak n-heksan, yang kemudian terkelompokan kedalam 9 fraksi berdasarkan hasil identifikasi pola kromatogram menggunakan KLT. Hasil fraksinasi tersebut yaitu fraksi D1 terdiri dari vial 1-35. Fraksi D2 terdiri dari vial 36- 69. Fraksi D3 terdiri dari vial 70-92. Fraksi D4 terdiri dari vial 93-117. Fraksi D5 terdiri dari vial 118-143. Fraksi D6 terdiri dari vial 144-181. Fraksi D7 terdiri dari vial 182-195. Fraksi D8 terdiri dari vial 196-476. Fraksi D9 terdiri dari vial 477-559. Kemudian untuk fase gerak perbandingan selanjutnya meghasilkaan 65 vial yang terbagi kedalam 6 fraksi. Fraksi D10 terdiri dari vial 560-562, fraksi D11 terdiri dari vial 563-565, fraksi D12 terdiri dari vial 566-570, fraksi D13 terdiri dari vial 571-573, fraksi D14 terdiri dari vial 574-579, dan fraksi D15 terdiri dari vial 580-585, terakhir fraksi D16 terdiri dari vial 586-627. Berdasarkan gambar 4.4. di bawah ini dapat dilihat bahwa senyawa fraksi D8 bercaknya berada di atas bercak EPMS, hal tersebut menunjukkan bahwa fraksi D8 ini bukan merupakan senyawa EPMS. Fraksi D8 berdasarkan alasan tersebut diambil untuk ditentukan strukturnya dan diuji aktivitas antiinflamasinya.