20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Obat dan Pangan Halal, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium
Penelitian 1, serta Laboratorium Kimia Obat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
Laboratorium Kimia LIPI Serpong. Penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Mei 2015.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya Gas Chromatography-Mass Spectrometry Agilent 7890A, Nuclear Magnetic
Resonance Jeol, 500 MHz, Spectrofotometri IR SHIMADZU, vacuum rotary evaporator SB-1000 Eyela, water bath SB-1000 Eyela, plat
aluminium TLC silica gel 60 Merck, chamber KLT, blender, kolom
kromatografi, statif, erlenmeyer vacuum, vial, pipa kapiler Pupik Med, oven Memmert, mikropipet Biorad, timbangan analitik Kern-ACJ
220-4M, labu ukur Pyrex, tabung reaksi Pyrex, vortex mixter VM- 300, pH meter methorm, corong, gelas piala, botol gelap, batang
pengaduk, corong pisah, kapas, spatula, kertas saring, rak, aluminium foil.
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah rimpang kencur Kampferia galanga L., silica gel 60 Merck, 0,063-0,200 mm, n-heksan, etil asetat,
metanol, metanol p.a. Merck, aquabides Otsuka, natrium diklofenak Sigma, natrium hidroksida Merck, tris base Sigma, bovine serum
albumin Sigma.
20
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Determinasi
Determinasi tumbuhan kencur dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi, LIPI, Cibinong, Bogor.
3.3.2. Penyiapan Simplisia
Rimpang kencur Kaempferia galanga L. diperoleh dari kebun Balittro Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat di wilayah
Sukabumi, Jawa Barat. Sebanyak 50 Kg rimpang kencur tersebut dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air megalir. Kencur yang
telah dibersihkan dirajang sekitar 2-3 mm kemudian dikeringkan dengan diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari. Kencur yang telah menjadi
berwarna kecokelatan, selanjutnya kencur diblender sampai menjadi serbuk halus. Serbuk halus yang didapatkan yaitu sebanyak 7,69 Kg.
3.3.3. Ekstraksi
Serbuk simplisia kencur diekstraksi menggunakan metode maserasi bertingkat. Sebanyak 7,69 Kg dimasukkan ke dalam botol-botol maserasi.
Maserasi pertama yaitu menggunakan n-heksan 35 L. Setiap penyarian dilakukan selama 3 hari dengan sesekali dilakukan pengocokan. Setelah 3
hari hasil maserasi kemudian disaring menggunakan kertas saring. Setelah hasil maserasi menggunakan pelarut n-heksan jernih, kemudian ampas sisa
ekstraksi menggunakan n-heksan diekstraksi kembali dengan pelarut berikutnya yaitu etil asetat 25 L dan pelarut terakhir yaitu metanol 20 L
dengan cara maserasi yang sama seperti maserasi pertama. Hasil maserasi masing-masing diuapkan pelarutnya menggunakan vacuum rotary
evavorator. Hasil penguapan ini menghasilkan ekstrak kental fraksi n- heksan sebanyak 927,94 mg, fraksi etil asetat sebanyak 232,51 mg, dan
fraksi metanol sebanyak 115,27 mg. Hasil rendemen dihitung menggunakan rumus di bawah ini:
rendemen = x 100
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.4. Isolasi dan Pemurnian Senyawa
1. Kromatografi Lapis Tipis Fraksi Etil Asetat
Setiap fraksi
hasil ekstraksi
diidentifikasi menggunakan
kromatografi lapis tipis dengan pengembang n-heksan:etil asetat 4:1. Kemudian dilihat di bawah lampu UV pada panjang gelombang 254 nm.
Bercak yang muncul dibandingkan dengan bercak senyawa EPMS. Fraksi etil asetat merupakan fraksi yang memiliki pola bercak yang terpisah lebih
baik daripada fraksi n-heksan dan fraksi metanol.
2. Pemisahan Kristal
Pada fraksi etil asetat terdapat banyak kristal EPMS sehingga dilakukan pemisahan terhadap kristal tersebut dengan penyaringan
menggunakan vacuum. Kristal yang sudah terpisahkan dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis dengan senyawa pembanding yaitu
senyawa EPMS untuk memastikan bahwa kristal tersebut merupakan EPMS.
3. Kromatografi Kolom Fraksi Etil Asetat
Kromatografi kolom dilakukan sebanyak 2 kali. Kromatografi kolom pertama dilakukan pada ekstrak fraksi etil asetat 22,87 g, dengan
proses kromatografi kolom sebagai berikut: a. Penyiapan Fase Padat
Silika gel 60 ditimbang sebanyak 657,49 gram dan kolom kromatografi yang digunakan yaitu berdiameter 3 cm dan tinggi 75 cm.
Silika gel 60 yang telah ditimbang dikemas ke dalam kolom kromatografi. b. Membuat Fase Gerak
Fase gerak dibuat dengan menggunakan sistem gradien yaitu dibuat fase gerak dengan kepolaran yang meningkat. Fase gerak yang digunakan
yaitu : a. n-heksan 100
b. n-heksan : etil asetat kenaikan perbandingan 20 -
perbandingan 8:2 -
perbandingan 6:4 -
perbandingan 4:6