15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7. Metode Fraksinasi
Proses fraksinasi ini merupakan proses pemisahan campuran ke dalam sejumlah fraksi yang mempunyai ciri tersendiri, seperti dua fase
pada ekstraksi cair-cair, atau mungkin eluat hasil sebuah kromatografi kolom yang terbagi ke dalam fraksi-fraksi.Tipe fraksinasi tergantung pada
sampel masing-masing dan tujuan dari pemisahan Cannell, 1998. Untuk menganalisis senyawa hasil isolasi dengan struktur yang
komplek, pada umumnya membutuhkan materian yang kemurniannya 89- 100. Jika senyawa berada pada komsentrasi yang tinggi dalam material
awal dan ada standar yang siap untuk pembanding, analisis struktur bisa dilakukan dengan kemurnian material yang rendah dan pemurnian
mungkin akan membutuhkan langkah yang lebih singkat Cannell, 1998. Jika bahan alam dibutuhkan untuk tes biologis, maka yang penting
untuk diketahui yaitu derajat kemurnian dan lebih baik murni. Hal ini dikarenakan bahwa kemurnian dapat memberikan kenaikan sebagian atau
seluruhnya pada aktivitas biologis. Jika senyawa digunakan untuk uji farmakologi atau farmakokinetik maka senyawa harus sangat murni
umunya 99 Cannell, 1998. Sebuah sampel dalam beberapa kasus, hanya dibutuhkan memiliki
sebagian kemurniannya untuk memperoleh informasi struktur yang cukup. Namun, dalam beberapa kasus juga, seperti dalam studi kristalografi X-
ray, material dibutuhkan dalam status kemurnian yang ekstrim, umumnya 99 Cannell, 1998.
2.7.1. Kromatografi
1. Kromatografi Lapis Tipis KLT
Kromatografi lapis tipis KLT dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar,
selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di
dalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca,
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pelat aluminium, atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom
Gandjar, 2007. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan
bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik ascending, atau karena pengaruh gravitasi
pada pengembangan secara menurun descending Gandjar, 2007. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih murah
dibandingkan dengan kromatografi kolom, demikian juga peralatan yang digunakan. Peralatan yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis lebih
sederhana dan dapat dikatakan bahwa hampir semua laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara cepat Gandjar, 2007.
Pemisahan pada umunya dihentikan sebelum semua fase gerak melewati seluruh permukaan fase diam. Solut dikarakterisasi dengan jarak
migrasi solut terhadap jarak ujung fase geraknya Gandjar, 2007.
2. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom merupaka kromatografi yang paling awal yang digunakan untuk pemisahan sampel dalam jumlah yang besar
Gandjar, 2007. Ekstrak yang berasal dari bahan alam biasanya mengandung berbagai jenis senyawa yang berbeda, dan akan sangat sulit
untuk mengisolasi senyawa murni dari campuran senyawa tersebut jika hanya dengan menggunakan satu jenis teknik pemisahan saja. Oleh karena
itu, pada tahap awal campuran senyawa tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu menjadi beberapa fraksi yang mengandung senyawa dengan nilai
kepolaran atau ukuran yang sama. Fraksi-fraksi ini dapat secara nyata dipisahkan dengan menggunakan ekstraksi cair-cir atau dapat juga diiringi
dengan mengelusinya menggunakan kolom kromatografi Sarker et al., 2006.
Pemilihan fasa diam tergantung terhadap kepolaran dari sampel yang digunakan. Untuk sampel yang tidak diketahui kepolarannya, KLT
dapat digunakan untuk menentukan fasa diam yang cocok, karena KLT dilapisi dengan berbagai jenis fasa diam seperti siliki gel dan alumina yang