Masjid Sebagai Instrumen Pengembangan Jaringan Sosial HTI UIN

bagi saya HTI cukup konsisten dalam memperjuankan dakwah Islam. Itulah awal dari persentuhan saya dengan HTI, dan hingga saat ini hubungan pertemanan kami sangat baik meskipun kami sudah jarang bertemu karena Novi saat ini sudah selesai menamatkan kuliahnya . 6 Pengalaman yang dialami Nufus memiliki kesamaan dengan Munawir. Munawir adalah mahasiswa semester awal pada prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Di sela-sela perbincangannya dengan penulis, ia menyebutkan pengalaman pribadinya saat pertama dia bersentuhan dengan HTI. Dalam keterangan Munawir, dia mengaku bahwa dirinya mengenal HTI berawal dari pertemanan dikos-kosan tempat tinggalnya. Di tempat dia tinggal, dia mengenal Gustar aktrivis HTI dan Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora. Sejak pertemanannya dengan Gustar itulah Munawir sering diajak mengikuti kegiatan-kegiatan HTI. Dalam wawancara dengan penulis menyebutkan: Saya mengenal HTI dari tetangga sekosan saya, Ust. Gustar. Dari situ saya sering diajak berdiskusi mingguan dengan teman-temah HTI di Gema Pembebasan. Dari pertama saya masuk UIN Jakarta, organisasi eksternal yang saya geluti hanyalah HTI. Di HTI saya bisa banyak belajar tentang Islam dan lain-lain. Saya tertarik dengan Islam kerena latar belangang pendidikan saya adalah sekolah umum sementara di UIN Jakarta saya di tuntut mempelajari tentang Islam. Di HTI inilah 6 Wawancara penulis dengan Zakiyatun Nufus anggota muslimah HTI UIN Jakarta. Nufus adalah mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Smster IV. Wacancara penulis dengan responden dilakukan secara tertutup artinya wawancara yang dilakukan penulis tidak begitu formal. Adapun bentuk pengambilan data yang penulis lakukan adalah dengan memanfaatkan obrolan-obrolan sederhana di lobi-lobi kampus khususnya di fakultas dakwah dan komunikasi. Pola wawancara seperti ini, bertujuan untuk mempermudah penulis dalam berinteraksi untuk mendapatkan data-data. Di HTI, pada umumnya hubungan laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu dalam berinteraksi. Selain itu, apabila terdapat peneliti atau siapapun yang ingin meneliti tentang HTI, maka peneliti tersebut diwajibkan untuk mendapatkan rekomendasi dari DPP HTI terlebih dahulu. Berangkat dari kesulitan-kesulitan ini, beberapa pengambilan data yang penulis dapatkan dilakukan melalui wawancara tertutup, termasuk dengan Zakiyatun Nufis. Wawancara dilakukan pada 27 Mei 2013, di kantin Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Pukul 13.00 wib. saya pasilitasi untuk mengenal dan mengkaji tentang Islam. Saat ini, saya masih mengikuti halaqa h‟am HTI yang dilakukan setiap se-minggu sekali . 7 Beberapa keterangan-keterangan yang di kemukakan di atas, jelas menunjkan bahwa relasi pertemanan sangat efektif digunakan oleh aktivis HTI dalam rangka merekrut dan memperkenalkan gagasan-gagasan HTI ke mahasiswa. Sebagimana telah dijelaskan dalam babsebelumnya bahwa setiap aktivis dan mudaris yang mengikuti pendidikan di HTI diberikan tanggung jawab untuk menyebarkan gagasan- gagsan HTI ke yang lainnya. Setrategi seperti ini sangat efektif bagi gerakan sosial untuk memperluas pengaruh dan memperkuat jumlah anggotanya. McAdam menyebutkan bahwa idividu-individu tertarik berpartisipasi bukan hanya karena gagasan atau bahkan sikap individu, melainkan akibat keberakaran mereka dalam jaringan-jaringan yang menjadikan mereka secara struktural tersedia bagi aktivitas. 8 Selain memanfaatkan relasi pertemanan, faktor keluarga atau jaringan keluarga juga mendorong perluasan ke anggotaan HTI. Untuk memperkuat asumsi ini, Faisal Fikri Anggota HTI dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada Prodi Pendidikan Agama Islam mengatakan: Bagi saya organisasi HTI bukanlah organisasi yang asing atau baru saya kenal. Di pandeglang saya didibesarkan di keluarga yang memiliki hubungan dekat dengan para aktivis HTI. Kaka saya adalah aktivis HTI di Universitas Matlaul Anwar Banten. Saat saya studi di Madrasah Aliah, saya sering diajak kaka saya ke acara- acara seminar di kampus, hanya saja pada saat itu saya tidak sempat mengikuti halaqah resmi HTI. Di keluarga pun kami sering berdiskusi dengan orang tua tentang Islam dan politik, di sana saya telah dibekali pengetahuan-pengetahuan tentang khilafah. Selanjutnya, setelah saya kuliah di UIN Jakarta, saya langsung 7 Wawancara penulis dengan Munawir peserta halaqah‟am HTI Uin Jakarta di Sekertariat HTI UIN Jakarta Semanggi II. Pada 23 Mei 2013, pukul 20.20 wib. 8 Syamsul Arifin, Ideologi dan Praksis Gerakan Sosial Kaum Fundamentalis: Pengalaman Hizb al-Tahrir Indonesia, Malang: Universitas Muhamadiyah Press, 2005, h. 201. diperkenalkan dengan HTI atas bantuan jaringan dari kaka yang kebetulan beliau memiliki banyak teman dengan HTI di UIN Jakarta . 9 Keterangan Fikri memiliki kemiripan dengan pengalaman penulis saat penulis memutuskan untuk mengikuti halaqah ‟am HTI. Dalam pengalaman penulis, para senior yang menjadi pembina halaqah ‟am tidak jarang meminta penulis untuk mengsosialisasikan ide-ide HTI pada keluarga penulis, bahkan diantara mereka sempat beberapa kali meminta untuk diperkenalkan kepada keluarga. Pola seperti inilah yang penulis temukan di lapangan selama penulis terlibat dalam aktivitas-aktivitas HTI di UIN Jakarta. Jaringan keluarga dan relasi pertemanan memiliki peran penting bagi HTI untuk memperluas ide-ide HTI pada masyarakat. Dari beberapa data dan fakta yang penulis temukan menunjukan bahwa strategi jaringan keluarga dan pertemanan cukup berhasil dilakukan HTI di UIN Jakarta.

C. Membentuk Kelompok Studi dan Memanfaatkan Sarana Kampus

Dalam upaya memaksimalkan sebuah gerakan biasanya gerakan sosial memanfaatkan berbagai sumber daya organisasi, agar proses penyampaian pesan dan perekrutan aggota bisa berjalan dengan optimal. Adapun bentuk dari pemanfaatan sumber daya organisasi terbagi ke dalam beragam varian seperti pembuatan wadah 9 Wawancara penulis dengan Faisal Fikri mahasiswa pada Prodi Pendidikan Agama Islam semester X. Faisal Fikri terlibat dalam kegiatan-kegiatan HTI sejak pertama dia masuk kuliah di UIN. Faktor keluarga merupakan unsur yang paling dominan bagai keterlibatan Fikri pada HTI, karena secara kultural fikri dibesarkan dalam keluarga yang memiliki hubungan kuat dengan HTI. Ustadz. Asep Miftahudin adalah kaka kandung Fikri yang juga aktivis senior HTI di Pandeglang Banten. Dalam keterangannya, Ustadz. Asep inilah yang paling berpengaruh dalam mengenalkan ide-ide HTI pada keluarga. Wawancara dilakukan pada 23 Mei 2013 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, pukul 10.00 wib. mobilisasi, pengembangan jejering, pemanfaatan aktor dan anggota, pembagian kerja, afiliasi dengan lembaga-lembaga eksternal dan lain sebagainya. Sebagai gerakan sosial HTI juga turut terlibat dalam pemanfaatan sumber daya organisasinya. Di UIN Jakarta berbagai sumber daya organisasi yang digunakan HTI memiliki beragam bentuk diantaranya adalah membentuk jejaring sosial, pembuatan opini publik, afiliasi ke berbagai lembaga, pemberdayaan aktivis, kelompok-kelompok studi dan lain sebagainya. 10 Berhubungan dengan kelompok-kelompok studi, HTI di Kampus UIN Jakarta telah membentuk beberapa kelompok studi yang bertujuan untuk mengembangkan intelektual bagi anggota maupun non-anggota. Sebagaimana dikatakan oleh Gustar yaitu beberapa kolompok studi yang dibentuk dan dimiliki HTI di UIN Jakarta yaitu kelompok diskusi Gema Pembebasan, LISMA HTI, Muslim Science Community MSC, Muslimah HTI dan lain-lain. 11 Lebih lanjut Gustar mengatakan bahwa waktu pelaksanaan diskusi di atas diselenggarakan tidak menentu atau dengan kata lain bersifat kondisional. Namun, dalam satu minggunya selalu saja ada minimal satu kali dilaksanakan, bahkan terkadang lebih. Keterangan Gustar sama dengan keterangan dari Ust. Fadlan dia mengatakan: Di HTI teman-teman tidak hanya diajak untuk belajar berorganisasi praktis, namun para anggota HTI akan diajak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan intelektual yang biasa diadakan oleh kelompok-kelompok 10 Wawancara penulis dengan Ust. Fadlan Ketua Komisariat HTI UIN Jakarta, pada 5 Febriari 2013, pukul 15.00 wib, di Masjid Baiturrahmah Legoso Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan Prov. Banten. 11 Wawancara penulis dengan Gustar Salah satu pembina halaqah‟am HTI UIN Jakarta, pada 25 Maret 2013, pukul 20.00 wib, di Masjid Fathullah Kompelek Perumahan UIN Jakarta Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan Prov. Banten.