Tujuan Manfaat Tujuan dan Manfaat

tatanan politik agama, maka langkah penulis meletakan fundamentalisme sebagai kerangka teori dalam penelitian ini sedikit banyak telah menuai dukungan teoritis. 25 Adapun soal istilah fundamentalisme dalam penelitian ini digunakan hanya sebagai tipe ideal ideal type, agar cara penggunaannya lebih fleksibel, sehingga dengan meletakan HTI sebagai ideal type, maka akan mempermudah penulis menghubungkan gerakan HTI ke dalam kerangka fundamentalisme. Cara kerja peletakan ideal type yang dilakukan penulis adalah dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik yang dianggap memiliki kesamaan yang satu dengan yang lain. Tentu saja berbagai kriteria HTI yang sama dengan gerakan fundamentalis tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai apakah HTI dapat dikatagorikan fundamentalis atau tidak. Namun, berbagi ciri-ciri tertentu semata-mata berfungsi sebagai woring hypothesis untuk membantu melihat persoalan yang mengandung kemiripan-kemiripan. Dengan kata lain, jika suatu fenomena kaberagamaan hanya memenuhi satu atau dua kriteria bukan berati dia tidak dapat diasosiasikan pada suatu golongan tertentu fundamentalis. Sebaliknya, bila fenomena tersebut memiliki kriteria lebih dari tiga, ia juga tidak dapat dikeluarkan dari katagori kelompok tertentu fundamentalis. Penelitian yang dilakuakan Martin E. Marty dan R. Scott Appleby, ketika meneliti tentang fundamentalisme dan radikalisme menunjukan cara pendekatan yang 25 Dikutup dari Arifin, Ideologi dan Praksis Gerakan Sosial Kaum Fundamentalis: Pengalaman Hizb al-Tahrir Indonesia, h. 320. hampir s ama. Dalam menjelaskan istilah “fundamentalisme”, mereka tidak sekedar mendaftar kriteria-kriteria yang mencari istilah tersebut. Lebih dari itu, mereka meletakan kriteria fundamentalisme dalam kerangka ideal type agar cara penggunannya lebih fleksibel. 26

2. Teori Gerakan Sosial

Sebagaian kalangan dari para sarjana ilmu sosial umumnya memiliki perbedaan pandangan ketika memahami gerakan sosial. Namun, dari berbagai perbedaan itu ada semacam kesepakatan yang muncul di kalangan mereka yaitu terkait dengan tiga faktor: kesempatan politik political opportunities, mobilisasi sumber daya resource mobilitation, dan proses pembingkaian framing processes. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan ketiga faktor yang muncul dalam studi gerakan sosial sebagai bagian dari media analisis untuk mengetahui berbagai masalah yang menjadi fokus penelitian ini. Seperti pada umumnya para peneliti gerakan sosial, penelitian ini juga akan berangkat dari analisis kemunculan sebuah gerakan sosial dalam hal ini HTI di kampus UIN Jakarta. Untuk mendeteksi kemunculan gerakan sosial tersebut, maka akan diletakan pendekatan struktur kesempatan politik political opportunity structure yang bertujuan untuk menganalisis kontek sosial dari kemunculan gerakan sosial. Argumen 26 Bahtiar Efendy dan Hendro Prasetyo, ed., Radikalisme Agama Jakarta: PPIM, 1998, h.xvii-xix.