tertutup dengan penulis yaitu: Agar mempermudah aktivitas HTI di UIN ini, maka kita di HTI selalu membangun hubungan baik dengan berbagai lembaga-lembaga
seperti BEM, penurus masjid di sekitar UIN, pengajian-pengajian masyarakat, bahkan saat ini kami sudah mulai masuk ke Radio Dakwah
.
54
Jaringan-jaringan yang dibangun HTI tidak hanya mengandalkan jaringan konvensional seperti ke lembaga-lembaga saja, namun HTI juga membangun
jaringan persoanal seperti jaringan keluarga, pertemanan bahkan ke yayasan-yayasan. Pola jaringan keluarga biasanya dibaguan melalui hubungan kaka ke adik, ayah ke
anak maupun kesaudara-saudaranya. Selanjutnya, hubungan pertemanan biasanya mengambil pola hubungan pertemanan di kos-kosan, di kelas bahkan di tempat-
tempat tertentu yang mendukung untuk para aktivis mengajak partisipan. Dalam keterangan Gustar, HTI UIN Jakarta juga berjejaring dengan
kelompok-kelompok pengajian masyarakat. Strategi yang diambil biasanya dengan melibatkan diri pada pengajian-pengajian di masyarakat. Selain di masyarkat HTI
UIN Jakarta juga memiliki jaringan ke yayasan-yayasan, sekolah-sekolah dan sebagainya. Pola seperti ini sengaja dibentuk agar gagasan-gagsan HTI bisa ditransfer
tidak hanya pada mahasiswa tetapi juga kepada seluruh umat muslim di sekitar.
55
54
Wawancara penulis dengan Ustdz Fadlan ketua komisariat HTI UIN Jakarta, pada 5 Februari 2013 pukul 15.00 wib, di Masjid Baiturrahmah Legoso Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota
Tangerang Selatan Prov. Banten..
55
Wawancara penulis dengan Gustar salah satu pembina hala qah‟am HTI UIN Jakarta,
pada 25 Maret 2013, pukul 20.00 wib, di Masjid Fathullah, Komplek UIN Jakarta Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan Prov. Banten.
Sejak HTI diperkenalkan pertama kali ke UIN hingga saat ini pola pengembangan jaringan menjadi modal yang sangat penting bagi HTI. Eksistensi HTI
di UIN juga tidak lepas dari peran jaringan-jaringan yang mereka bentuk dan kembagkan hingga sekarang. Alasan inilah yang kemudian menempatkan jaringan
dalam penelitian ini sebagai unsur bagai eksistensi HTI di UIN Jakarta. Selain jaringan penulis juga menempatkan aktivis sebagai agen pendukung keberadaan HTI
sampai saat ini.
2. Keberadaan Para Aktivis HTI Sebagai Sumber Daya
Lazimnya sebuah gerakan sosial dimanapun keberadaannya
pasti membutuhkan kolektivitas tindakan untuk menjalankan roda organisasinya. Dengan
mengandalkan kekuatan kelompok, suatu gerakan akan lebih mudah mencapai tujuan yang dirumuskan dalam ideologi. Setiap gerakan sosial menyadari bahwa untuk
meraih dan merealisasikan cita-cita kolektif membutuhkan basis masa yang kuat dan solid sebagai pendukung sekaligus aktor dalam gerakan sosial.
Keberadaan aktor atau aktivis juga menjadi sumberdaya yang penting untuk keberlangsungan organisasi, sebeb tanpa keberadaan aktor mustahil sebuah gerakan
sosial bisa bekerja dan bisa terus-menerus berlangsusng eksistensinya. Dalam teori gerakan sosial keberadaan aktor dan basis keanggotaan menjadi elemen penting untuk
dijelaskan, sehingga teori gerakan sosial memberikan porsi khusus terhadap keberadaan aktor. Studi tentang aktor dan basis keanggotaan masuk dalam studi
mobilising structure struktur mobilisasi yang menekankan aspek infrastruktur seperti basis keanggotaan, jejaring, komunikasi, dan pemimpin atau tokoh gerakan.
56
Sejak masuk ke kampus UIN Jakarta pada 2001 hingga saat ini sebagian besar anggota HTI berasal dari mahasiswa. Sifat keanggotaan HTI tidak selonggar seperti
di HMI, PMII, IMM dan lain-lain. Untuk menjadi anggota HTI, seseorang harus melewati tahapan-tahapan yang relatif panjang. Sebagaimana telah dijelaskan dalam
bab sebelumnya, pertama-tama seseorang harus mengikuti halaqah‟am kemudian
dilanjutkan dengan tahap berikutnya yang disebut murakkaz. Dalam tahapan ini HTI membagi ke dalam dua jenjang. Jenjang pertama disebut darisin, yakni seseorang
yang hanya sebatas mengkaji secara mendalam ide-ide HTI. Jenjang kedua disebut, hizbiyin, jenjang yang menentukan seseoarang menjadi anggota HTI.
HTI sengaja merekrut anggota kerena ingin merekrut anggota yang betul-betul mampuh menginternalisasi ide-ide HTI, serta mempunyai komitmen untuk
memperjuangkannya. Kekuatan HTI di UIN Jakarta antara laian terletak para aktivisnya yang militan serta memiliki jaringan yang kuat. Meskipun dari segi jumlah
anggota HTI tidak begitu melimpah, tetapi HTI didukung oleh anggota yang mlitan sehingga dapat merancang serta melaksanakan berbagai macam kegiatan.
Adanya strategi kaderisasi yang panjang menjadikan HTI di UIN Jakarta menjadikan HTI cukup sukses dalam menbidik kader-kadernya. Kesuksesan disini
56
Arifin, Ideologi dan Praksis Gerakan Sosial Kaum Fundamentalis: Pengalaman Hizb al- Tahrir Indonesia, h. 32-39.
tidak diukur dalam katagori jumlah, tetapi HTI berhasil dalam membentuk kader- kader yang militan dan berkomitmen. Keberadaan aktivis juga sangat berpengaruh
untuk melakukan rekrutmen anggota, sebab di HTI UIN Jakarta setiap anggota baik itu mudaris maupun hizbiyin diwajibkan untuk mengajak dan terus mendakwakhan
ide-ide ke-HTI an ke khalayak. Selaian berperan dalam merekrut anggota, para aktivis juga dituntut untuk
komitmen untuk terus bejuang menegakan ide-ide HTI meskipun mereka sudah tidak memegang setatus mahasiswa lagi. Dari segi material para aktivis juga di minta untuk
menyumbangkan waktu, tempat, serta uang seikhlasnya untuk perjuangan dakwah. Menurut keterangan Gustar saat berdialog dengan penulis dalam forum
halaqah‟am menyebutkan:
Kita tidak bisa memungkiri bahwa setuap perjuangan dakwak itu harus didukung oleh berbagai faktor, selain keberadaan para aktivis yang setia juga perjuangan
dakwah membutuhkan materi dana demi perjuangan dakwah Islam. Kami di HTI menerima sumbangan dari anggota tetapi sifatnya seiklasnya. Nanti setelah antum
penulis melanjutkan ke tahap berikutnya antum akan ditawarkan untuk membayar infak atau dalam bahasa kami biasa disbut Iltizmat. Dana itu nantinya akan di
kumpulkan sebagai sumbangan untuk perjuangan dakwah Islam di HTI
.
57
Selain sumbangan dari peserta halaqah ‟am, kader-kader lain yang statusnya
sudah menjadi hizbiyin juga turut memberikan partisipasi materi dalam bentuk sumbangan uang yang diberlakukan se-bulan satu kali. Namuan, sifatnya masih sama
57
Wawancara penulis dengan Gustar pembina penulis ketika mengikuti hallaqoh umum, Pada 2 Februari 2013, pukul 20.30 wib, di Masjid Al-Mugirah Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota
Tangerang Selatan Prov. Banten.