BAB II TEORITIS
Berdasarkan  pernyataan  masalah  yang  telah  dipaparkan  dalam  bab  I  bahwa yang  menjadi  pertanyaan  masalah  dalam  skripsi  ini  adalah  bagaimana  pola  gerakan
dan  strategi  kaderisasi  HTI  Hizbut  Tahrir  Indonesia  di  Kampus  UIN  Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, karena HTI adalah organisasi yang eksis relatif lama,
maka penulis akan mencari faktor-faktor pendukung keberadaan HTI di kampus UIN Jakarta.
Selanjutnya  dalam  skripsi  ini  HTI  juga  digolongkan  sebagai  eksemplar  dari gerakan  fundamentalisme  Islam.  Oleh  karena  itu,  penting  kiranya  penilitian  ini
menyinggung  soal  fundamentalisme  Islam  yang  kemudian  akan  dicari  relevansinya dengan gerakan HTI. Untuk itu, penulis mengawali analisa bab ini dengan teori-teori
yang sekiranya mendukung pembahasan pada masalah-masalah tersebut.  Teori  yang digunakan  penulis  akan  diawali  dengan  teori  yang  bersifat  umum  kemudian  diikuti
dengan teori-teori yang lebih spesifik penunjang skripsi ini. Sebagaimana telah disebutkan dalam bab sebelumnya bahwa menghubungkan
gerakan fundamentalis dengan HTI bukanlah pekerjaan  yang mudah. Dalam wacana gerakan  sosial  kedua  gerakan  ideologis  tersebut  terlihat  jelas  dimensi  perbedaannya
baik  secara  historis,  kultural,  maupun  sumber  kedua  gerakan  itu  dilahirkan. Memahami  kata  “fundamentalis”  sebenarnya  telaah  penulis  masih  berkutat  pada
tataran  kata  yang  masih  belum  dikonotasikan  pada  suatu  objek  khusus.  Namun, berbeda  dengan  gerakan  Hizbut  Tahrir  Indonesia  yang  telah  memiliki  sifat  khusus
karena  kata  ini  telah  merujuk  pada  suatu  objek  tentang  kelompok  tertentu.  Kata fundamentalis  kemudian  akan  menjadi  bermakna  ketika  dialamatkan  pada  suatu
peristiwa  khususnya  pada  term  gerakan  keagamaan  yang  melibatkan  sekte  kristen Protestan di Amerika pada abad ke-19 dan permulaan abad ke 20.
1
Bersumber  dari  fenomena  ini,  maka  oleh  para  sarjana  ilmu  sosial  dan keagamaan  term  fundamentalis  memiliki  makna  dan  merujuk  pada  suatu  kelompok.
Gerakan  fundamentalis  Barat  yang  jelas-jelas  berbeda  dengan  Hizbut  Tahrir  yang lahir  dan  berkembang  dalam  tradisi  Islam  di  Timur  Tengah.  Pada  tahun  19821983
gerakan ini ditransfer ke Indonesia dengan sebutan HTI.
2
Berangkat dari perbedaan di atas,  maka  dibutuhkan  dalam  melakukan  analisis  empiris  terkait  kedua  masalah
tersebut.
A. Teori Fundamentalisme
Sejak  pertama  kali  dibentuk  HTI  telah  menyebut  identitas  mereka  sebagai gerakan politik, bahkan para aktivis HTI mengaku bahwa HTI adalah  nereka adalah
sebuah  partai  politik.  Oleh  karena  itu,  pola  gerakan  yang  dibangun  oleh  HTI dimanapun  mereka  berada  selalu  bersifat  politis.  Selain  membentuk  identitas  politik
1
Karen  Armstrong,  Berperang  Demi  Tuhan,  trj.  Satrio  Wahono,  dkk.  Bandung:  Mizan, 2001, h. 10
2
Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi, Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia,Yogyakarta: LKIS, 2008, h. 100.
HTI juga banyak bergerak dalam ranah sosial-keagamaan sehingga sebagaian sarjana mengasumsikan bahwa HTI sebagai gerakan keagamaan dan politik.
Sebagai  gerakan  politik  ideologi  yang  dibangun  HTI  adalah  ideologi  Islam artinya  nilai-nilai  Islam  menjadi  ruh  untuk  membangun  sepirit  perjuangan  bagi  HTI
serta Islam diyakini dapat mempersatukan umat di seluruh dunia Khilafah Islamiyah.
3
Untuk memperkokoh keyakinan terhadap ideologi Islam An-Nabhani menegaskan:
Kami meyakini, bahwa filsafat kebangkitan Islam yang hakiki sesungguhnya bermula dari adanya sebuah  mabda ideologi yang menggabungkan fikrah dan tariqah secara
terpadu,  ideologi tersebut adalah Islam. Sebab, Islam pada hakikatnya adalah sebuah aqidah  yang  melahirkan  peraturan  untuk  mengatur  seluruh  urusan  negara  dan  umat,
serta merupakan pemecahan untuk seluruh msalah kehidupan.
4
3
Menurut  bahasa,kata  khilafah  berasal  dari  bahasa  Arab  khalafa  ,yakhlifu,khilafatan  yang artinya  menggantikan  atau  menjadi  khalifah  atau  penguasa  .Kata  khalafa  dapat  diartikan  kekuasaan
atau pemerintahan. Sedang menurut istilah ,khilafah yaitu susunan pemerintahan yang diatur menurut ajaran  Islam,dimana  aspek-aspek  yang  berkenaan  dengan  pemerintahan  seluruhnya  berlandaskan
ajaran  Islam.  Bentuk  khilafah  yang  benar-benar  murni  berlandaskan  hukum-hukum  Al  Quran  dan sunnah pernah dilaksanakan pada masa Rasulullah SAW. Dan masa khulafaur rasyidin,dimana hukum-
hukum  Al  Quran  dan  As  Sunnah  benar-benar  diikuti  dan  ditaati  secara  konsisten  oleh  seluruh  kaum muslimin. Khilafah dapat diwujudkan dan ditegaskan oleh  umat Islam  sendiri dan tidak  mungkin  hal
itu  terwujud    tanpa  kemauan  dan  kehendak  umat  Islam  yang  bersangkutan.Adanya  khilafah  memang sangat dibutuhkan oleh umat Islam ,sebab menyangkut segala aspek kehidupan umat Islam itu sendiri
,tanpa adanya khilafah ,kehidupan bersama umat Islam tidak akan teratur,kemakmuran bersama tidak akan tercapai,bahkan eksistensi Islam dan umatnya dapat terancam. Konsep khilafah Islamiyah dewasa
ini mengandung dua pengertian yaitu a. Negara Islam yaitu negara yang sumber hukum atau undang- Undangnya Al Qur an dan Sunnah dan dilaksanakan secara konsisten ,misalnya sekarang adalah Arab
Saudi.  b.  Negara  Islam  dalam  arti  negara  yang  mayoritas  penduduknya  Beragama  Islam  ,undang- undangnya  tidak  secara  eksplisit  berdasarkan  Al  Qur  an  dan  Sunnah,tetapi  umat  Islam  menjalankan
agamanya  dengan  sebaik-bauknya  .Misalnya  sekarang  adalah  negara-negara  Arab,Malaysia  ,Iran ,Brunai  Darussalam  dan  negara-negara  anggauta  Organisasi  Konprensi  Islam  OKI.  Drs.Suyono,
Pengertian
Khilafah Islamiyah,
Internet di
unduh pada
5 Februari
2013, dalam
http:suyono1978.blogspot.com201206pengertian-khilafah-islamiyah.html.
4
Syamsul  Arifin,  Ideologi  dan  Praksis  Gerakan  Sosial  Kaum  Fundamentalis:  Pengalaman Hizb al-Tahrir Indonesia,Malang: Universitas Muhamadiyah Press, 2005, h. 100.