Juni 3, 2013 7:49:40 PM
Asslm. Tegaknya khilafah semakin dekat, suksesnya pelaksanaan MK Muktamar Khilafah dan kemenangan para mujahidin di Suriah sangat layak untuk diketahui
oleh para Syabab. Oleh karenanya, mohon beritahukan pada para Syabab hizby+daris agar hadir pada dialog khusus dengan Hadrotussyaikh Hisyam Baba
syabab Suriah, waktu Selasa 46 pukul 19:30-selesai. Tempat SMK 57, patikan seluruh Syabab hadir dan mohon membawa uang untuk dana yang akan kita
sampaikan bagi saudara-saudara kita di Suriah, Cp. 085782616336 Gustar.
Jika diperhatikan dari sisi substansi berbagai pesan sms tersebut, HTI jelas
melakukan pembingkaian isu. Dalam pesan yang disampaikan pada 22 Mei di atas, HTI mendiagnosis konteks sosial dengan menekankan kapitalisme sebagai pokok
persoslan kemiskinan, korupsi dan lain sebagainya. Kemudian, HTI menawarkan Islam dalam bingkai khilafah adalah satu-satunya jalan keluar atau resep untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut sekaligus proses identifikasi dan strategi, taktik dan target. Elemen pembingkaian seperti inilah yang dikonseptualisasikan oleh David
Snow dan Robet Benford sebagai pembingkaian prognostik prognostic framing.
19
Dalam redaksi akhir pesan-pesan tersebut para aktivis HTI menawarkan sebuah ajakan untuk bergerak setelah sedikit digambarkan tentang persoalan. Dalam
pandangan Snow dan Benford, inilah bagian dari tahapan pembingkaian motivasi motivational framing, yang sengaja di bentuk sebagai suatu proses psikologis untuk
mengajak partisipan untuk bergerak dan berinteraksi setelah diagnosis persoalan dan
19
Wiktorowicz, Aktivisme Islam: Pendekatan Teori Gerakan Sosial, h. 40.
paket sosusi. Adapun bentuk ajakan tersebut biasanya memiliki berbagai bentuk seperti aksi, mengikuti diskusi, seminar, pengajian dan lain-lain.
20
Selama penulis mengikuti kegiatan-kegiatan HTI baik itu dalam seminar maupun ketika penulis mengikuti tahapan halaqah
‟am dan diskusi-diskusi kelompok, para aktivis HTI selalu menekankan ide tentang khilafah sebagai proyek akhir dalam
perjuangannya. Sebagaimana dikemukakan oleh Ust. Hanif yaitu:
Dalam bentuk kegiatan apapun baik itu seminar, halaqah ‟am, demonstrasi,
pembuatan opini dsb. Ide menyampaikan khilafah menjadi kewajiban bagi aktivis HTI, agar gema khilafah akan selalu ada dan terus akan diperjuangkan oleh para
aktivis HTI. Kemudian, agara para umat Islam ingat dan sadar bahwa khilafah adalah sosusi bagi persoalan umat.
21
Dalam teori gerakan sosial aktivitas HTI yang mengedepankan gagasan khilafah tersebut masuk ke dalam elemen pembingkaian. Proses pembingkaian khilafah hadir
sebagai alternatif untuk mengembalikan kondisi umat dari pengaruh ide-ide Barat seperti demokrasi, sekulerisme, kapitalisme, matrealisme dsb.
Ide khilafah jelas memiliki magnet yang kuat dalam mindset masyarakat, karena gagasan ini hadir satu paket dengan nilai-nilai Islam. Tidak menuntut
kemungkinan pembingkaian terhadap ide khilafah dijadikan sebagai strategi mobilsasi bagi HTI untuk memperoleh dukungan ideologis dari individu dan
kelompok masyarakat agar masyarakat bersedia untuk berjuang bersama-sama dan
20
Pengalaman pribadi penulis selama penulis menjadi mudaris HTI UIN Jakarta. Istilah mudaris itu sendiri biasanya diberikan kepada partisipan yang tertarik terhadap ide-ide HTI dan
menyatakan siap untuk mengikuti proses tahapan-tahapan yang biasa dilakukan HTI untuk menjadi hijbiyyun kader partai.
21
Wawancara penulis dengan Ust. Hanif Kativis HTI UIN Jakarta pada Fakultas Ushuludin dan Filsafat, pada 11 Juni 2013 pukul 17.07 wib, di Masjid Setudent Center SC UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
memberdayakan sumberdaya mereka seperti uang, waktu, kemampuan, dan kehlian untuk kepentingan HTI.
E. Strategi Kaderisasi HTI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
HTI adalah organisasi yang memiliki misi global yaitu terciptanya tatanan yang Islami dibawah struktur politik khilafah Islamiyah. Para aktivis HTI menyadari
bahwa untuk mewujudkan misi besar ini bukanlah perkara yang mudah, terlebih pada umumnya masyarakat pada saat ini lebih banyak menerima konsep politik modern
seperti nation-state negara-bangsa, dibandingkan dengan kepemimpinan sentralistik yang disebut khilafah. Meskipun keyataan itu diakui oleh HTI, akan tetapi hal
tersebut tidak menyurutkan semangat dalam melakukan gerakan-gerakannya. Untuk mewujudkan obesinya itu, HTI telah merancang langkah-langkah
strategis gerakan sosial yang dibagi ke dalam beberapa tahapan. Beberapa tahapan yang bisanya dipraktekan HTI tidak hanya sebagai strategi gerakan saja, namun
karena dalam tahapan tersebut terdapat penggempelangan untuk mendidik kader, maka tahapan itu dapat disebut strategi kaderisasi anggota HT.
1. Tahapan Pembinaan dan Pengkaderan Al-Tahqif
Perkembangan HTI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga dimulai dengan al-tathqif. Pada bab sebelumnya telah dikemukakan bahwa HTI masuk ke UIN
sekitar tahun 2001-an dan pola pergerakan yang digunakan HTI masih bersifat ekslusif. Oleh karena itu, aktivitas halaqah
‟am yang biasa dilakukan para aktivis HTI juga sangat terbatas. Halaqah sendiri merupakan bagian dari aktivitas wajib yang
dilakukan oleh para aktivis HTI untuk membina calon-calon kader HTI agar kader HTI memiliki kapasitas dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
Menurut keterangan Ust. Fadlan, bahwa pola gerakan yang dilakukan HTI di UIN Jakarta pada pase awal yaitu dengan melakukan
halaqah‟am secara tertutup, namun pada saat ini kegiatan
halaqah‟am HTI bersifat lebih terbuka bahkan hampir setiap hari di lakukan. Kegiatan ini merupakan kewajiban aktivis HTI, terutama yang
sudah dalam katagori senior.
22
Dengan adanya sistem ini maka setiap anggota HTI memiliki anggota binaan, bahkan ini berlaku juga untuk katagori kader yang masih
berada di level mudaris orang yang masih belajar tentang HTI.
23
Dalam pernyataan Ust. M. Gustar salah satu aktivis HTI UIN Jakarta, menyebutkan bahwa pada saat ini
halaqah‟am dilakukan dimana saja, yang terpenting antara pembina dan mudaris terdapat kesepakatan. Adapun untuk katagori
tempat kegiatan halaqah‟am biasanya dilakukan di sekitar kampus terutama di
masjid-masjid. Materi yang biasa diberikan masih bersifat umum seperti tentang aqidah, dakwah, hukum Islam,
mab‟da ideologi, dan ta‟rif HTI.
24
Pengalaman penulis selama mengikuti halaqah
‟am ada materi-materi non-agama yang diberikan
22
Wawancara penulis dengan Ust. Fadlan Ketua Komisariat HTI UIN Jakarta, pada 5 Febriari 2013 pukul 15.00 wib.di Masjid Baiturrahmah Legoso Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota
Tangerang Selatan Prov. Banten.
23
Pengalaman seorang mudaris diberikan amanah untuk membuna halaqah‟am, dialamii
sendiri oleh penulis, mengingat penulis saat ini telah menjadi salah-satu mudaris yang telah melewati tahapan
halaqah‟am HTI. Penulis bergabung dan memulai mengikuti tahapan halaqah‟am sejak 15 April 2013, dan selesai pada 2 Juni 2013.
24
Wawancara penulis dengan Ust. Gustar salah satu pembina halaqah‟am HTI UIN
Jakarta, di Masjid Fathullah Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan Prov. Banten, pada 25 Maret 2013, pukul 20.00 wib.
HTI, seperti kajian politik demokrasi. Adapun metode panyampaiannya berupa diskusi, dimana pemateri terlebih dahulu memberikan menyampaikan sistem politik
Islam, lalu kemudian dikomparasikan dengan konsep politik demokrasi. Target awal halaqah
‟am ditunjukan untuk menggugah seseorang agar tertarik dengan ide-ide HTI. Dengan demikian bisa dikatakan halaqah
‟am merupakan kegiatan awal untuk merekrut anggota HTI. Untuk melakukan halaqah
‟am, para aktivis HTI menggunakan berbagai cara. Salah satunya dengan memanfaatkan relasi
pertemanan. Dalam keterangan Ust. Hanif menyebutkan bahwa:
Cara HTI menyebarkan gagasan-gagasannya dilakukan dimana saja, termasuk dikos- kosan, di kampus, di kelas, di masjid dan lain sebaginya. Dari situ para anggota HTI,
akan mengajak dialog dan berdiskusi dengan teman-temanya, biasanya kami melakukan diskusi dengan mengangkat tema-tema umum yang kemudian
dikomparasikan dengan gagasan-gagasan HTI. Bagi siapa saja yang tertarik dengan ide-ide kami, maka kami akan mengundang mereka dalam kegiatan-kegiatan HTI di
kampus maupun di luar kampus.
25
Menurut para aktivis HTI cara seperti ini dianggap sangat efektif untuk menyebarkan ide-ide HTI di kampus UIN Jakarta. Hal ini diakui oleh Munawir,
menurutnya pertama kali dia diperkenalkan tentang HTI oleh temannya yang tidak disebutkan namanya, kemudian dia diajak ke acara-acara HTI dan berawal dari situ
dia mulai mengikuti halaqah‟am HTI hingga sekarang.
26
25
Wawancara penulis dengan Ust. Hanif Kativis HTI UIN Jakarta pada Fakultas Ushuludin dan Filsafat, pada hari tanggal tahun. Di Bescamp HTI Semanggi II Ciputat Tangerang Banten.
26
Munawir adalah mahasiswa pada prodi sosioligi agama smester sembilan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Wawancara ini dilakukan secara tertutup melalui obrolan-
obrolan sederhana di lantai dasar Fakultas IlmuTarbiyal dan Keguruan, pada 16 April 2013. Pukul 17.00 wib.
Mudaris selanjutnya adalah Izudin, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik smenter empat pada prodi Ilmu Politik UIN Jakarta. Latar belakang sosial
keagamaan Izudin menarik untuk diungkap. Dalam wawancara tertutup dengan penulis Izudin mengaku dirinya dibesarkan dari keluarga nahdiyin, bahkan bapaknya
seorang pengurus cabang NU Nahdatul Ulama di Madura. Selain faktor keluarga, Izudin pun besar di dalam lingkungan pendidikan NU, yaitu Pesantren Nurul Islam.
Tetapi setelah melanjutkan studi di UIN Jakarta dia mulai mengenal HTI dan mulai ada pergeseran dalam pemikirannya. Ketertarikan Izudin pada HTI kerena HTI
dianggap memiliki ajaran dan pandangan yang berbeda dalam memahami Islam. Adapun materi-materi pendidikan Islam yang diberikan HTI selama keikutsertaannya
di rasa berbeda dengan pengalaman sebelumnya. Seperti terungkap dalam pemeparannya bahwa.
Saya tertarik dengan HTI karena HTI memberikan wawasan keislaman yang berbeda dengan pengalaman saya sebelumnya. Di pesantren umumnya orang belajar kitab
kuning sepurar peribadatan dan teologi dengan cara yang menurut saya membosankan. Tetapi ketika saya bersentuhan dengan HTI, saya mulai menyadari
Islam tidak hanya berbicara mengenai peribadatan saja, namun Islam mencakup keseluruhan. Saya di HTI banyak mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang
tidak saya dapatkan di Pesantren. Adapun cara HTI memberikan pendidikan keislaman itu memberikan kepuasan trsendiri dan tidak membosankan. HTI bagi saya
cukup konsisten dalam memperjuangkan Islam, dan sampai sekarang saya belum menemukan kelompok atau oganisasi-organisasi yang bisa konsisten dengan
perjuangan keislaman.
27
Meskipun Izudin masih tergolong mudaris di HTI, akan tetapi Izudin sudah diberikan amanah untuk menjadi mushrif pembina dalam
halaqah‟am. Dalam
27
Wawancara tertutup dengan Izudin Mudaris HTI UIN Jakarta, pada 15 April 2013, pukul 20.00. wib, di Masjid al-Mugirah Pisangan Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan Prov.
Banten.
pelaksanaannya halaqah‟am dilakukan maksimal delapan kali pertemuan dan jumlah
anggota yang dibina tidak boleh lebih dari lima orang. Pembatasan jumlah anggota halaqah‟am bertujuan agar mushrif bisa melakukan pembinaan secara intensif dan
mengetahui perkembangan anggota halaqah secara mendalam.
28
Strategi untuk untuk memperkenalkan ide-ide HTI dan merekrut anggota baru melalui
halaqah‟am dilakukan sejak HTI pertama kali masuk ke UIN Jakarta pada 2001. Dalam obrolan sederhana penulis dengan Ust. Gustar, dia menyebutkan bahwa
pada saat ini hampir setiap malam di lingkungan kampus terdapat aktivis HTI yang melakukan
halaqah‟am, adapun lokasi dan tempatnya itu bersifat kondisional. Dalam aturannya, setelah peserta
halaqah‟am selesai mengikuti tahapan pembinaan, maka peserta akan ditawarkan kesiapannya untuk mengikuti tathqif selanjutnya yaitu
tathqif murakkaz, dengan syarat anggota harus setuju dengan gagasan-gagasan HTI. Apabila peserta tidak setuju dengan ide-ide HTI, maka peserta dipersilahkan untuk
tidak melanjut ke tahap berikutnya tathqif murakkaz.
29
2. Tahapan Berinteraksi dengan Umat Marhalah Al-Tafaul Ma’a Al-
Ummah
Sebagai organisasi yang terstruktur dan memiliki induk organisasi yang bersifat global, strategi-strategi HTI yang dipraktekan HTI pada umumnya memiliki
28
Wawancara dengan Ust. Fadlan, selaku ketua Komisariat HTI UIN Jakarta, pada 5 februari 2013. Pukul 15.00 wib., di Masjid Baiturrahmah Legoso Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota Tangerang
Selatan Prov. Banten.
29
Wawancara penulis dengan Gustar salah satu pembina halaqah Umum HTI UIN Jakarta, pada 25 Maret 2013, pukul 20.00 wib di Masjid Fathullah Kel. Pisangan Kec. Ciputat Kota Tangerang
Selatan Prov. Banten.
kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam tahapan berinteraksi dengan umat seluruh organisasi HTI diamanapun mereka berada akan memparkekan langkah
gerakan yang sama, termasuk di UIN Jakarta. Tahapan berinteraksi dengan umat merupakan kelanjutan dari tahapan
pertama yang berlangsung selama tiga tahun. Dalam tahapan kedua ini HTI melakukan interaksi dengan masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan Islam
pada masyarakat. Target yang ingin dicapai pada tahapan kedua yaitu, HTI berkeinginan pemikiran Islam yang telah ditetapkan oleh HTI bisa diterima menjadi
pemikiran secara luas. Jika pemikiran HTI bisa diterima secara luas, maka perjuangan HTI untuk mendirikan kembali daulah khilafah Islam dapat dilakukan.
30
Agar tahapan ini berhasil memenuhi target, HTI melakukan kegiatan-kegiatan strategis seperti tathqif murakkaz pembinaan yang intensif. Dalam pembinaan ini
setiap aktivis HTI berkewajiban melakukan pengkaderan yang dimulai dengan merekrut calon anggota baru. tathqif murakkaz ini merupakan forum pembinaan
terhadap anggota halaqah‟am yang telah memiliki komitmen dan setuju dengan
gagasan-gagasan HTI. Tathqif Murakkaz memiliki tujuan untuk mencetak kader yang mampuh mewujudkan cita-cita HTI.
Pada umumnya tathqif murakkaz dibagi dalam dua jenjang yang didasarkan pada kemampuan peserta dalam menyerap ide-ide HTI. Jenjang pertama disebut
dengan darisin yaitu, peserta yang bersetatus sebagai pengkaji ide-ide HTI. lebel
30
Farid Wadzi, “Amal Politik Partai Islam”, al-Wa‟ie, 1 Juli 2004, 38.