Membentuk Kelompok Studi dan Memanfaatkan Sarana Kampus

Salah satu komponen penting dari beberapa pembingkaian yang dilakukan HTI di UIN Jakarta adalah dengan menyalahkan penyebaran nilai-nilai dan praktek- praktek Barat yang dianggap menjadi sebab bagi kemunculan berbagai penyakit sosial, seperti pengangguran, kemandekan ekonomi, hutang yang membengkak, terpuruknya kesejahteraan dan lain-lain. Klaim menyalahkan nilai-nilai Barat ini adalah bagian dari usaha diagnostik HTI terhadap kondisi sosial. Dalam klasifikasi David Snow usaha ini ditunjukan untuk mengdiagnosis kondisi sebuah persoalan yang perlu ditangani. 16 Dalam usaha pengumpulan data di lapangan, penulis menemukan beberapa bentuk data yang terkait dengan usaha diagnostik HTI terhadap kondisi sosial, yaitu berupa tulisan-tulisan, pesan-pesan sms, maupun keterangan-keterangan wawancara dengan aktivis HTI. Terkait pesan-pesan dari opini misalnya, Gema Pembebasan menerbitkan buletin Edisi I Oktober 2012, dengan tajuk “Bahaya Deradikalisasi”. Dalam tulisan tersebut HTI mengangkat isu utama tentang radikalisasi dan penghinaan terhadap nabi. Terkait dengan wacana deradikalisasi tersebut, proses pembingkaian terlihat pada kritik HTI terhadap isu tersebut. Kritik HTI terkait dengan wacana radikalisasi yaitu dengan menyerang balik Barat sebagai agen-agen pembuat wacana radikalisasi yang bertujuan untuk memecah belah dan mendeskriditkan Islam. Kemudian, HTI juga menuduh gagasan-gagasan Barat seperti isu HAM, demokrasi, yang diprakarsai 16 Mukhtadi., Dillema PKS: Suara dan Syariah, h. 165. Amerika dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi Islam moderat seperti JIL memiliki proyek politik yang merugikan umat Islam. 17 Opini lain yang diterbitkan HTI melalui Gema Pembebasan adalah Buletin edisi I November 2012 dengan taju k “RUU Kemanan Nasional: Konspirasi Penguasa Menuju Negara Tiran”. Adapun sub tema yang di angkat didalamnya adalah “Berantas Korupsi dengan Syari‟ah dan Khilafah” dan “Peran Pemuda dan Mahasiswa: Menyongsosng Kebangkitan Islam”. 18 Dalam buletin tersebut HTI meletakan isu non-Islam yaitu korupsi sebagai pembahasan utamanya. Meskipun HTI dikenal sebagai gerakan Islam semi fundamentalistik, namun gerakan mereka tidak hanya terfokus pada persoalan-persoalan simbilok saja seperti kewajiban menutup aurat, anti-zi nah, tegakan syari‟at Islam dan dsb. Adanya tema-tema non-Islam yang dikembangkan HTI menandakan bahwa HTI telah melakukan pengembangan isu yaitu dari isu-isu Islam menuju isu non-Islam RUU keamanan nasional, migas, korupsi dll. Beberapa data yang menulis berhasil rangkum terkait mengembangan isu oleh HTI UIN Jakarta dapat ditemukan melalui pesan sms yaitu: Pesan sms pada April 11, 2013 4:59:48 PM : Undangan untuk seluruh Sybab yang merindukan tegaknya syari‟ah dan khilafah. Hadir aksi tolak RUU Ormas Jumat 124 Jan 09.00-16.00 di depan gedung DPR RI. Luruskan niat, jaga kesehatan, siapkan keperluan pribadi, alat solat, makan siang, jas hujan, topi dll. Nyatakan keberpihakan kita pada Islam. Target 10.000 massa, 17 Gema Pembebasan, “Bahaya Deradikalisasi”, Buletin, edisi I Oktober 2012, bag. 1-2. 18 Gema Pembebasan,” RUU Keamanan Nasional: Konspirasi Penguasa Menuju Negara Tiran”, Buletin, edisi I November 2012, bag. 1-2 berangkat dari UIN pukul 07.30, halte UNCP: 08788499850 Faiz. Yassarakummullah May 2013 5:11:14 Am : Salam kawan-kawan, hari kebangkitan nasional diperingati setiap tahunnya, namun kebangkitan hakiki tidak pernah nyata. Sementara, kemiskinan dan korupsi terus meningkat, negeri ini pun terus dijajah oleh kapitalisme. Maka Gema Pembebasan mengundang kawan-kawan dalam aksi damai dan sosialisasi opini Mukhtamar Khilafah. Rabu 22 Mei 2013, pukul 13.00-1500 wib. Rute, Patung Kuda Monas-Istana Negara Cp: Firman Kelana. 085711387009. “Mahasiswa Bersatu Sambut Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah” Selanjutnya proses pembingkaian lainnya terlihat pada pembentukan wacana khilafah Islamiyah. Dalam melakukan diagnostik terhadap kondisi sosio-politik umat Islam HTI berkesimpulan bahwa rapuhnya tatanan sosio-politik umat Islam diakibatkan oleh intervansi politik Barat terhadap negara-negara Islam. Kemudian di internal Islam sendiri gagasan politik Islam tidak lagi dipraktekan oleh umat Islam di dunia. Oleh karena itu, paket solusi yang ditawarkan oleh HTI untuk memeperbaiki tatanan politik umat Islam adalah dengan kembali pada struktur politik khilafah Islamiyah. Di UIN Jakarta akivis HTI melakukan proses pembingkaian dengan menggunakan gagasan khilafah yang dipropagandakan terhadap mahasiswa di lingkungan kampus. Beberapa propaganda tersebut dapat diidentifikasi melalui pesan-pesan singkat SMS seperti: Maret 19. 2013 5:25:50 Am : Silahkan di sebar merata ketengah-tengah umat. Asslamualaikum, Seruan menegakan khilafah semakin menggema keseluruh belahan bumi, umat telah sadar bahwa hanya dengan khilafah problematika umat dapat terselesaikan. Hanya dengan khilafah dapat terwujud khairo umah umat yang baik. Ikuti Seri Kajian dan Analisa SRIKAYA, “Metode Menegakan Khilafah Zaman Modern”, selasa 19 Maret 2013 di Masjid SC. Pukul 15:30-17.00 wib. Pembicara: Ustadz. Ahmad Fikri, M. SI. Wassslam Cp. 08993645678 Juni 3, 2013 7:49:40 PM Asslm. Tegaknya khilafah semakin dekat, suksesnya pelaksanaan MK Muktamar Khilafah dan kemenangan para mujahidin di Suriah sangat layak untuk diketahui oleh para Syabab. Oleh karenanya, mohon beritahukan pada para Syabab hizby+daris agar hadir pada dialog khusus dengan Hadrotussyaikh Hisyam Baba syabab Suriah, waktu Selasa 46 pukul 19:30-selesai. Tempat SMK 57, patikan seluruh Syabab hadir dan mohon membawa uang untuk dana yang akan kita sampaikan bagi saudara-saudara kita di Suriah, Cp. 085782616336 Gustar. Jika diperhatikan dari sisi substansi berbagai pesan sms tersebut, HTI jelas melakukan pembingkaian isu. Dalam pesan yang disampaikan pada 22 Mei di atas, HTI mendiagnosis konteks sosial dengan menekankan kapitalisme sebagai pokok persoslan kemiskinan, korupsi dan lain sebagainya. Kemudian, HTI menawarkan Islam dalam bingkai khilafah adalah satu-satunya jalan keluar atau resep untuk mengatasi masalah-masalah tersebut sekaligus proses identifikasi dan strategi, taktik dan target. Elemen pembingkaian seperti inilah yang dikonseptualisasikan oleh David Snow dan Robet Benford sebagai pembingkaian prognostik prognostic framing. 19 Dalam redaksi akhir pesan-pesan tersebut para aktivis HTI menawarkan sebuah ajakan untuk bergerak setelah sedikit digambarkan tentang persoalan. Dalam pandangan Snow dan Benford, inilah bagian dari tahapan pembingkaian motivasi motivational framing, yang sengaja di bentuk sebagai suatu proses psikologis untuk mengajak partisipan untuk bergerak dan berinteraksi setelah diagnosis persoalan dan 19 Wiktorowicz, Aktivisme Islam: Pendekatan Teori Gerakan Sosial, h. 40.