Mobilisasi Sumber Daya Resource mobilsation
                                                                                mengkonsptualisasikan diri mereka sebagai suatu kolektivitas, bagaimana para calon peserta  diyakinkan  untuk  berpartisipasi,  dan  cara  dimana  makna  diproduksi,
diartikulasikan  dan  disebarkan  oleh  aktor-aktor  gerakan  melalui  proses  interktif. Lebih umum istilah ini dikenal dengan studi tentang pembingkaian framing.
Bingkai  merupakan  skema-skema  yang  memberikan  sebuah  bahasa  dan sarana  kognitif  untuk  memahami  pengalaman-pengalaman  dan  peristiwa  dari  luar.
Skema  ini  sangat  penting  bagi  gerakan  sosial,  karena  akan  dijadikan  modal  untuk menyebarkan  penafsiran  gerakan  dan  dirancang  untuk  memobilisasi  para  peserta
dukungan.  Gwenn  Okruhlik  mengemukakan,  bingkai  adalah  sarana  dunia  atau  alat yang memberi aturan dan pengertian tentang dunia yang tanpanya dunia akan tampil
membingungkan;  hal  ini  berlangsung  karena  bingkai  menawarkan  bahasa  yang lengkap  atau  menyusun  makna  dari  berbagai  persoalan  yang  dipertikaikan.  Para
aktivis gerakan
sosial membingkaikan
perjuangan politik
dengan cara
mengemukakannya ke publik dan simpatisan fanatik.
33
33
Ketika  sebuah  bingkai  digunakan  ketengah  masyarakat,  bingkai  itu  harus  memiliki kredibilitas  empiris  yang  dapat  diperbandingkan  dengan  pengalaman-pengalaman  lain  dan  kejituan
narasi.  Dengan  kata  lain,  bingkai  harus  relevan  dengan  kepercayaan,  pengalaman,  dan  narasi-narasi budaya  terdahulu.  Dari  sisi  fungsi  bingkai  di  definisikan  kedalam  beberapa  fungsi  sebagaimana
dijelaskan oleh  David Snow dan Robet Benford, pertama gerakan sosial membangun bingkai-bingkai yang  mendiagnosis  kondisi  sebuah  persoalan  yang  perlu  ditangani.  Kedua,  gerakan  memberikan
pemecahan terhadap persoalan tersebut termasuk kritik dan strategi tertentu yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai penawar untuk kondisi yang rapuh. Ketiga, gerakan memberikan alasan dasar untuk
memotivasi  tumbuhnya  dukungan  dan  tindakan  kolektif.  Bingkai-bingkai  motivasi  ini  diperlukan untuk  meyakinkan  para  calon  peserta  agar  mereka  benar-benar  terlibat  dalam  aktivisme,  dengan
demikian  akan  merubah  publik  bisa  menjadi  anggota.  Lihat    Wiktorowicz,  Aktivisme  Islam: Pendekatan Teori Gerakan Sosial, h. 39-391.
Dalam beberapa kasus pembingkaian sering digunakan dengan tujuan sebagai alat propaganda religius untuk membangaun hubungan antar umat Islam. Misalanya,
dalam  pembingkaian  isu-isu  transnasional  maupun  nasional,  seperti  aksi  peduli Palestina  dan  himbauan  terhadap  revolusi  Suriah  dengan  memanfaatkan  konsep
ummah  komunitas  kaum  beriman  sebagai  dukungan  doktrinnya.  Di  kampus  UIN Jakarta,  berbagai  gerakan  sosial  kerap  menggunakan  pembingkaian  sebagai  alat
propaganda,  seperti  usaha  HTI  yang  gigih  memperjuangkan  penggunaan  konsep syari’at Islam dalam memetakan proyek pembangunan sistem hukum yang baik dan
Islmi. Dalam  pendekatan  teori  gerakan  sosial,  ide  penerapan  hukum  Islam  yang
ditawarkan HTI adalah sebagai pembingkaian prognostik prognostic framing, yang bertujuan  untuk  memberikan  solusi  terkait  masalah  hukum  yang  dianggap  banyak
mengadopsi  konsep-konsep  Barat.  Selain  itu,  pemeberlakuan  institusi  khilafah Islamiyah sebagai model pemerintahan ideal yang diakui oleh nas qur’an dan sunah.
HTI  beranggapan  bentuk  pemerintahan  demokrasi  dan  sistem  presidensial yang  sekarang  dijalankan  telah  banyak  merugikan  dan  gagal  dalam  memperbaiki
kondisi  umat.  Konsep  demokrasi  dan  presidensial  dianggap  sebagai  ide-ide  Barat untuk mengelabui negeri-negeri muslim, maka HTI membingkai negara-negara yang
mempraktekan konsep ini ke dalam negara kafir dar al-kufur. Maka dari itu, upaya prognostik yang diatawarkan HTI adalah dengan memperjuangkan berdirinya negara
Islam dar al-Islam di bawah struktur politik khilafah Islamiyah.
Usaha menegakan syari’at dan sistem khilafah adalah bagian dari upaya HTI untuk  mencari dukungan massa  agar tercipta proyek politik mereka. Gema isu  yang
bernafaskan agama diyakini sebagai alat yang efektif untuk mencari dukungan entitas keagamaan. Selanjutnya, proses pembingkaian HTI tidak hanya bergerak pada isu-isu
agama,  namun  HTI  juga  bergerak  pada  pembingkaian  isu  non-agama  seperti nasionalisasi  migas,  himbauan  anti  korupsi,  penolakan  terhadap  kapitalisme,
perlawanan terhadap imperialisme ekonomi maupun kultural dan lain sebagainya. Untuk mengidentifikasi  proses  praming  yang dilakukan HTI di  kampus  UIN
Jakarta  dapat  ditemukan  dalam  beberapa  tulisan  yang  dipublikasikan  mereka  dalam bule
tinnya  seperti  Gema  Pembebasan  edisi  1  Oktober  2012  yang  bertajuk  “Bahaya Deradikalisasi” dan edisi 1 November 2012 dengan tajuk “RUU Keamanan Nasional:
Konspirasi  Penguasa  Menuju  Negara  Tiran’.  Kemudian  pesan-pesan  propaganda yang disampaikan HTI pada aktivisnya kerap juga bernuansa framing isu seperti:
Untuk seluruh sybab yang merindukan tegaknya syariah dan khilafah hadir aksi tolak RUU ormas jumat 24 jam 09.00-16.00 di depan gedung DPR RI. Luruskan niat, jaga
kesehatan  siapkan  keperluan  pribadi  makan,  alat  solat  dan  lain-lain.Nyatakan keberpihakan kita pada Islam. Target masa 10.000, berangkat dari UIN pukul 07.30
halte UIN cp: 087884999850
.
34
Mesir  membara,  umat  Islam  merana  pembantaian  kaum  muslim  kembali terjadi.  Aksi  masiroh  solideritas  kaum  muslim  di  Mesir  hari  ini  Jumat
1682013  jam  13.00  di  depan  kedubes  Mesir.  Jl.Tengku  Umar  no  48 Menteng.Kontan person alamat Ust.Topan 085697682535. mohon konfirmasi
yang bias hadir.
35
34
Pesan SMS disampaikan pada April 112013: 4:30:48 PM
35
Pesan SMS disampaikan pada Agustus 162013, 9:21:22 AM
Terkait  dengan  pembendungan  imperialisme  kultural  para  aktivis  HTI  UIN Jakarta  selalu  mempropagandakan  seruan  untuk  kembali  melirik  syari’ah  sebagai
landasan  dalam  berbuat  dan  berpenampilan.  Menurut  pandangan  HTI  Islam  adalah totalitas  kehidupan,  jadi  Islam  mencakup  seluruh  aspek  kehidupan  termasuk
berpenampilan ala-Islam, seperti berkerudung, berbusana panjang dan lain sebaginya.
                