Sistematika Penelitian Gerakan Fundamentalis Di Perguruan Tinggi islam (Studi: Pola Gerakan Dan Strategi Kaderisasi Hizbut Tahrir Indonesia di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

HTI juga banyak bergerak dalam ranah sosial-keagamaan sehingga sebagaian sarjana mengasumsikan bahwa HTI sebagai gerakan keagamaan dan politik. Sebagai gerakan politik ideologi yang dibangun HTI adalah ideologi Islam artinya nilai-nilai Islam menjadi ruh untuk membangun sepirit perjuangan bagi HTI serta Islam diyakini dapat mempersatukan umat di seluruh dunia Khilafah Islamiyah. 3 Untuk memperkokoh keyakinan terhadap ideologi Islam An-Nabhani menegaskan: Kami meyakini, bahwa filsafat kebangkitan Islam yang hakiki sesungguhnya bermula dari adanya sebuah mabda ideologi yang menggabungkan fikrah dan tariqah secara terpadu, ideologi tersebut adalah Islam. Sebab, Islam pada hakikatnya adalah sebuah aqidah yang melahirkan peraturan untuk mengatur seluruh urusan negara dan umat, serta merupakan pemecahan untuk seluruh msalah kehidupan. 4 3 Menurut bahasa,kata khilafah berasal dari bahasa Arab khalafa ,yakhlifu,khilafatan yang artinya menggantikan atau menjadi khalifah atau penguasa .Kata khalafa dapat diartikan kekuasaan atau pemerintahan. Sedang menurut istilah ,khilafah yaitu susunan pemerintahan yang diatur menurut ajaran Islam,dimana aspek-aspek yang berkenaan dengan pemerintahan seluruhnya berlandaskan ajaran Islam. Bentuk khilafah yang benar-benar murni berlandaskan hukum-hukum Al Quran dan sunnah pernah dilaksanakan pada masa Rasulullah SAW. Dan masa khulafaur rasyidin,dimana hukum- hukum Al Quran dan As Sunnah benar-benar diikuti dan ditaati secara konsisten oleh seluruh kaum muslimin. Khilafah dapat diwujudkan dan ditegaskan oleh umat Islam sendiri dan tidak mungkin hal itu terwujud tanpa kemauan dan kehendak umat Islam yang bersangkutan.Adanya khilafah memang sangat dibutuhkan oleh umat Islam ,sebab menyangkut segala aspek kehidupan umat Islam itu sendiri ,tanpa adanya khilafah ,kehidupan bersama umat Islam tidak akan teratur,kemakmuran bersama tidak akan tercapai,bahkan eksistensi Islam dan umatnya dapat terancam. Konsep khilafah Islamiyah dewasa ini mengandung dua pengertian yaitu a. Negara Islam yaitu negara yang sumber hukum atau undang- Undangnya Al Qur an dan Sunnah dan dilaksanakan secara konsisten ,misalnya sekarang adalah Arab Saudi. b. Negara Islam dalam arti negara yang mayoritas penduduknya Beragama Islam ,undang- undangnya tidak secara eksplisit berdasarkan Al Qur an dan Sunnah,tetapi umat Islam menjalankan agamanya dengan sebaik-bauknya .Misalnya sekarang adalah negara-negara Arab,Malaysia ,Iran ,Brunai Darussalam dan negara-negara anggauta Organisasi Konprensi Islam OKI. Drs.Suyono, Pengertian Khilafah Islamiyah, Internet di unduh pada 5 Februari 2013, dalam http:suyono1978.blogspot.com201206pengertian-khilafah-islamiyah.html. 4 Syamsul Arifin, Ideologi dan Praksis Gerakan Sosial Kaum Fundamentalis: Pengalaman Hizb al-Tahrir Indonesia,Malang: Universitas Muhamadiyah Press, 2005, h. 100. Misi besar politik HTI adalah membangun tatanan sosial politik Islam dibawah struktur politik khilafah Islamiyah. 5 Oleh karena itu, HTI menolak konsep- konsep politik di luar konsep politik Islam seperti demokrasi, monarki, presidensial, negara bangsa nation state dan lain sebagainya. Selain itu, ideologi-ideologi politik dari Barat seperti kapitalisme, komunisme, dan fasisme dianggap sebagai ideologi kafir yang bertujuan untuk menghancurkan Islam dan bagi umat Islam harus waspada dan menghindarinya. 6 Barjuang melawan negera-negara kafir imprealis yang menguasai negara-negara Islam. Mengahadapi segala macam bentuk penjajahan, baik yang berupa pemikiran, politik, penjajahan, maupun militer. Menentang para penguasa di negeri-negeri Arab dan negeri-negeri Islam lainnya yang menjadi tempat kegiatan HT, serta mengungkapkan kejahatan mereka, memberi kritik, nasehat.Berusaha menghapus kekuasaannya dan menggantikan dengan hukum-hukum Islam. 7 Ciri politis yang terangkum dalam gerakan HTI selama ini diasumsikan oleh sebagian para sarjana sebagai gerakan fundamentalis Islam. Adapun dalam skripsi ini, menghubungkan gerakan HTI dengan gerakan fundamentalis Islam penulis berangkat dari kerangka teori yang dikonseptualisasikan oleh Ronnex L. Euben dan Basam Tibi yaitu fundamentalisme merupakan kelompok dan gerakan religio-politik yang berusaha mengubah sistem sekuler dengan sistem politik yang didasarkan pada 5 Farid Wadjidi, “Mengenal Hizbut Tahrir,” al-Wa’ie, 20 Maret 2005, 55 6 KH.Shiddiq al-J awi, “Islam Menolak Demokrasi”al-Wa‟ie, 1-31 Maret 2013, 18-21. 7 Anonim, Mengenal Hizb al-Tahrir: Partai Politik Islam Ideologis Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2012, h. 38. agama. 8 Di antara kedua sarjana tersebut sama-sama meletakan perhatiannya pada unsur politik ketika mendefinisikan gerakan fundamentalisme Islam. Selain kedua pemikir di atas, Syamsul Arifin menyebutkan beberapa aspek penting untuk menghubungkan gerakan Islam dengan gerakan fundamentalis. Pertama, meskipun tetap mempertahankan motivasi keagamaan, fundamentalisme juga memiliki aspek politik. Dalam pandangan kaum fundamentalis, keselamatan tidak hanya bisa didapatkan dengan pengasingan diri dari urusan duniawi, melainkan harus didapat dengan melibatkan diri dalam urusan dunia institusi dunia. Kedua, fundamentalisme dibatasi pada faham dan gerakan kembali pada tradisi religious skriptual dan sebagai konsekuensinya mereka menolak segala bentuk interpretasi. Dengan sikap yang seperti itu fundamentalisme diposisikan sebagai kelompok yang menolak pluralisme. Ketiga, kelompok fundamentalisme selain memiliki sikap yang keras dan reaksioner terhadap modernisme, tetapi mereka juga sebagai ekspresi dari moderenitas. 9 Dari pemaparan di atas penulis meletakan aspek politik sebagai cara untuk menghubungkan HTI dengan gerakan fumdamentalis. Selain itu, karakter lainya yang biasa dihubungkan antara HTI dan gerakan fundamentalis adalah sikap mereka yang anti terhadap ideologi-ideologi Barat seperti fasisme, kapitalisme, komunisme, sekulerisme, dan lain-lain. Kemudian, jika kita menoleh pada apa yang di kemukakan 8 Arifin.,Ideologi dan Praksis Gerakan sosial Kaum Fudamental: Pengalaman Hizb al-Tahrir Indonesia, h. 52. 99 Ibid.,54-55. oleh Arifin di atas, maka terdapat karakter yang sama antara HTI dengan gerakan fundamentalis yaitu adanya faham kembali kepada tradisi religius, artinya kedua gerakan ini memandang bahwa setiap perkara yang terjadi di dunia ini baik itu soal agama, sosial, ekonomi, budaya maupun politik agama diyakini sebagai solusi untuk mengatasi masalah. Meskipun wacana gerkan fundamentalisme Islam sendiri masih mengundang kontroversi dikalangan para sarjana gerakan sosial. Kesulitan para sarjana untuk menghubungkan wacana gerakan fundamentalis dengan gerakan Islam terletak pada beberapa faktor diantaranya adalah dimensi historis, ruang dan waktu istilah itu dikembangkan. Secara historis kedua istilah tersebut sangat jelas perbedaannya. Sebagaimana telah umum diketahui bahwa gerakan fundamentalisme lahir dari tradisi Kristen yang merujuk pada gerakan keagamaan dalam sekte Kristen Protestan Amerika yang muncul sekitar abad ke 19 dan permulaan abad ke 20. 10 Selanjutnya sebagai istilah, fundamentalisme diadopsi dari buku yang berjudul The Fundamentals: A Testimony to The Truth, sebuah kumpulan yang berasal dari para teolog konservarif. 11 Dalam tradisi kristen sendiri kemunculan gerakan fundamentalisme merupakan bentuk reaksi terhadap banyak hal, seperti berkembangnya kajian kritik terhadap injil, populernya teori Darwin, perseteruan antara sains versus teologi. Kaum 10 Armstrong, Berperang Demi Tuhan, h. 10. 11 Ibid., h. 267-268.