Gambar 73: Menempelkan Bidang Penyangga Kotak pada Tiang Kaki
Gambar 74: Bidang Penyangga Kotak Resonator
Gambar 75: Hasil
4.5.4 Tahap Penyempurnaan
Pada tahap ini setiap bagian pada garantung seperti bilah garantung, kotak resonator dan kaki penyangga, kemudian disempurnakan lagi sehingga memperoleh
Universitas Sumatera Utara
hasil yang maksimal dan siap untuk dimainkan. Tahapan-tahapan penyempurnaan yang akan penulis uraikan berikut ini adalah tahapan yang dilakukan oleh bapak
Junihar Sitohang. Tahapan ini menyangkut pewarnaan dan merapikan setiap bagian garantung.
Gambar 76: Mewarnai Garantung
4.5.5 Ornamentasi
Ornamentasi yang dibuat oleh bapak Junihar Sitohang pada garantung buatannya adalah berbentuk seni rupa tradisional Batak Toba yang disebut dengan
gorga seni ukir atau seni lukis yang diberi warna putih, merah dan hitam. Gorga merupakan perlambangan dari penciptaan Mulajadi Nabolon yang berbentuk seni
ukir maupun seni lukis. Gorga memiliki motif yang berbeda-beda dan makna yang berbeda-beda pula. Sedangkan ketiga warna tersebut juga memiliki pemaknaan
masing-masing, yaitu: putih melambangkan kesucian, merah melambangkan keberanian, dan hitam melambangkan kepolosan. Selain itu ketiga warna tersebut
juga melambangkan tolu banua tiga alam yaitu: hitam melambangkan banua toru alam bawah atau kematian, merah melambangkan banua tonga alam tengah atau
Universitas Sumatera Utara
bumi dan putih melambangkan banua ginjang alam atas atau surga, dalihan natolu dan debata natolu
88
. Ornamentasi gorga yang terdapat pada garantung adalah motif gorga
Dalihan Natolu Marbun, Hutapea 1987:219. Ornamentasi ini dibuat pada bagian depan kotak resonator dan bagian depan kaki penyangga garantung. Pemberian
ornamentasi ini dibuat untuk memberi nilai artistik dan keindahan pada bentuk fisik garantung.
Pembuatan ornamentasi ini dilakukan sesudah pembuatan garantung selesai, maka kotak resonator dan bagian lain yang berornamentasi sama diukir di lottik
dengan menggunakan pisau ukir. Pada dasarnya tidak semua garantung yang ditempah diberi ornamentasi, biasanya pemberian ornamentasi disesuaikan dengan
permintaan dari pemesan garantung, tetapi pada umumnya hampir semua garantung buatan bapak Junihar Sitohang diberi ornamentasi dengan motif gorga.
Gambar 77: Gambar Motif Gorga
88
www.tiga bolit.com blog dari Prof Sorimangaraja Sitanggang
Universitas Sumatera Utara
Gambar 78: Mengukir Gorga
Gambar 79: Hasil Gorga Setelah Disatukan dengan Kotak Resonator
Universitas Sumatera Utara
Gambar 80: Hasil Gorga Setelah Disatukan dengan Kaki Penyangga
4.6. Proses Belajar
Secara umum, pengetahuan untuk memainkan musik Batak Toba dipelajari secara oral lisan. Belajar secara oral adalah belajar dengan cara melihat permainan
dan mendengar permainan, menghafal bunyi musik, menirukan apa yang dilihat, didengar dan menghafalkannya.
Dalam proses belajar budaya musik masyarakat Batak Toba, terdapat dua jenis proses belajar. Kedua proses belajar tersebut adalah, proses belajar secara
langsung dan tidak langsung. Proses belajar secara langsung lazim disebut dengan marguru, sedangkan proses belajar secara tidak langsung lazim disebut dengan
marsiajar. Pada masa sekarang ini beberapa lembaga pendidikan juga turut
memasukkan musik tradisional khususnya musik tradisional Batak Toba dalam bidang pelajaran yang dipelajari di lembaga pendidikan tersebut, seperti di SMK 11
Medan, Jurusan Seni Musik FBS UNIMED, Etnomusikologi USU, dan Jurusan Seni Musik Universitas HKBP NOMENSEN, dan lain-lain. Maka proses belajar musik
tradisionalpun dilakukan terstruktur atau sesuai dengan kurikulum akademis yang terdapat di masing-masing lembaga pendidikan tersebut.
4.6.1 Marguru
Marguru mempunyai pengertian belajar dari seorang guru. Dalam proses belajar garantung, marguru diartikan dengan belajar kepada seorang pemain
garantung yang sudah dianggap mampu dan mahir dalam bermain garantung. Dalam
Universitas Sumatera Utara