1. Sulim transverse flute, kelompok aerophone. Dimainkan dengan meniup dari
samping side blown flute, berfungsi membawa melodi 2.
Saga-saga jew’s harp klasifikasi idiophone. Dimainkan dengan menggetarkan lidah dan instrumenttersebut di rongga mulut sebagai resonatornya.
3. Jenggong jew’s harp mempunyai konsep yang sama dengan saga-saga, namun
materinya berbeda karena terbuat dari logam. 4.
Talatoit transverse flute, sering juga disebut salohat atau tulila. Dimainkan dengan meniup dari samping. Kelompok aerophone.
5. Sordam long flute terbuat dari bambu, kelompok aerophone, dimainkan dengan
ditiup dari ujung end blown flute. 6.
Tanggeteng, alat musik yang senarnya terbuat dari rotan dan peti kayu sebagai resonatornya.
Dari ketiga jenis seni musik instrumental di atas, yang kerap ditemukan di kota Medan hanyalah ansambel gondang sabangunan, sedangkan ansambel gondang
hasapi sudah sangat jarang, namun demikian terdapat juga beberapa pengggabungan antara instrumen tunggal dengan anasambel gondang hasapi yang di kota Medan
sering disebut uning-uningan, juga sering digabungjan dengan instrumen musik barat seperti, keyboard, guitar, bass, drum, saxophone, trompet, yang di kota Medan
sering disebut brass band atau musik tiup.
2.2.6.2 Seni Tari
Tarian yang paling terkenal dari masyarakat Batak Toba adalah tari tor-tor, tor-tor memiliki beberapa jenis dari yang menggunakan properti seperti tor-tor
sawan, dan yang tanpa properti seperti tor-tor embas-embas, tor-tor juga memiliki
Universitas Sumatera Utara
pemaknaan tersendiri dalam menarikannya, contohnya dalam pelaksanaan upacara adat, jika akan menghadap pihak hula-hula, maka gerakan yang dilakukan adalah
dengan menundukkan kepala sambil menyatukan telapak tangan layaknya menyembah dan menghadap kepada hula-hula, demikian juga pihak hula-hula akan
membuka lebar kedua tangannya dan menyentuh kepala pihak yang menghadapnya layaknya seseorang yang memberikan berkat,
Di kota Medan saat ini banyak terdapat sanggar tari yang mempelajari dan melatih tor-tor Batak Toba tersebut, bukan hanya itu, dalam setiap pelaksanaan
kegiata upacara adat masyarakat Batak Toba di kota Medan kegiatan manortor masih tetap dilaksanakan.
2.2.6.3 Seni Teater dan Drama
Salah satu jenis seni teater atau drama yang terdapat pada masyarakat Batak Toba adalah Opera Batak yang pendirinya adalah Tilhang Oberlin Gultom pendiri
Opera Batak akhir tahun 1920-an. Opera Batak merupakan pertunjukan drama musikal dimana cerita-ceritanya
biasanya diangkat dari kisah-kisah orang Batak yang terdahulu, seperti asal mula danau toba, dan lain-lain.
Di kota Medan saat ini, kesenian ini sudah sangat jarang ditemui, hanya beberapa yang masih tetap eksis, seperti yang terdapat di Taman Budaya Sumatera
Utara.
Universitas Sumatera Utara
2.2.6.4 Seni Sastra
Seni sastra pada masyarakat Batak Toba ada beberapa jenis, dua diantaranya adalah: umpasa dan umpama.
45
Seni rupa yang terdapat pada masyarakat Batak Toba adalah gorga, adalah sebuah motif yang diukir atau dilukiskan pada dinding atau tiang pada rumah adat
Umpama adalah berupa rangkaian kalimat yang berupa perumpamaan yang biasanya berisikan petuah, contohnya:
Sada ma hamu songon daion aek Unang dua songon daion tuak
Yang berarti: kita harus bersatu seperti rasa air, jangan terpecah seperti rasa tuak aren.
Sedangkan umpasa adalah berupa pantun yang biasanya berisikan nasehat, harapan dan hiburan, contohnya:
Sahat-sahatni solu ma sai sahat ma tu bontean
Sai leleng ma hita mangolu sai sahat ma tu panggabean
yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti: seperti sampan yang sampai ketepian
kiranya kita tetap panjang umur dan sampai meraih kesuksesan. Seni sastra ini masih sering juga ditemui pada masyarakat Batak Toba di kota
Medan, dimana saat pelaksanaan upacara adat, umpama maupun ampasa masih dapat kita saksikan.
2.2.6.5 Seni Rupa