khususnya masyarakat Batak Toba mengenai perubahan bentuk instrumen musik tradisional Batak Toba yang dibuat oleh beliau yang memiliki perubahan dan
perbedaan dengan yang terdahulu, khususnya pada instrumen garantung, bagaimana
pendapat orang mengenai dirinya, dan hal-hal lain yang dirasa berkaitan.
2.5 Biografi Junihar Sitohang
Biografi Junihar Sitohang yang akan dideskrpsikan dalam tulisan ini, mencakup aspek-aspek: latar belakang keluarga, pendidikan beliau, kehidupan
sebagai pemusik, kehidupan sebagai pembuat instrumen musik dan tanggapan masyarakat khususnya para seniman musik di kota Medan mengenai keberadaan
Junihar Sitohang, khususnya mengenai garantung buatan beliau tersebut.
2.5.1 Latar Belakang Keluarga
Junihar Sitohang lahir di desa Turpuk Limbong, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir pada tanggal 15 Juni 1972, anak dari ayah bapak G. Sitohang
dan ibu T. Habeahan. Junihar lahir dari keluarga seniman musik tradisional Batak Toba, dimana ayah beliau bapak G. Sitohang adalah seorang tokoh pemusik
tradisional Batak Toba juga sebagai pembuat instrumen musik Batak Toba yang terkenal di Samosir. Latar belakang keluarga yang sedemikian rupa membuat
Junihar sudah sangat akrab dengan musik tradisional Batak Toba, baik dalam hal memainkan instrumen dan juga pembuatannya.
Profesi keseharian ayah beliau yang adalah pemain sekaligus pembuat instrumen musik tradisional Batak Toba, sering juga membuat Junihar sering terlibat
Universitas Sumatera Utara
membantu ayahnya dalam membuat alat musik juga dalam bermain musik, hal tersebutlah yang membuat Junihar menjadi sangat akrab dengan musik tradisional
Batak Toba dan menguasai banyak permainan instrumen musik tradisional juga proses pembuatannya.
Junihar Sitohang merupakan anak ke 5 dari 12 bersaudara. Keduabelas bersaudara Junihar masing-masing adalah sebagai berikut:
1. Megawati Sitohang anak sulung, perempuan
2. Baktiar Sitohang laki-laki, sudah meninggal dunia
3. Lasnurmaya Sitohang perempuan
4. Martogi Sitohang laki-laki
5. Junihar Sitohang laki-laki, merupakan informan pokok penulis
6. Rumonang Sitohang perempuan
7. Julia Byll Tiur Sitohang perempuan, seorang warga Amerika yang
diangkat menjadi boru
46
8. Hardoni Sitohang laki-laki
dalam keluarga mereka
9. Naldi Sitohang laki-laki
10. Senida Sitohang perempuan
11. Martahan Sitohang laki-laki
12. Elfrida Sitohang anak bungsu, perampuan
Diakui oleh Junihar juga adiknya Hardoni Sitohang, bahwa dari keduabelas bersaudara ini hanya tiga oranglah yang tidak pernah terlibat dalam bermain musik
tradisional maupun dalam pembuatan instrumen musik tradisonal yaitu: Megawati Sitohang, Baktiar Sitohang, dan Elfrida Sitohang. Sedangkan sembilan lagi adalah
46
Sebutan untuk anak perempuan.
Universitas Sumatera Utara
orang-orang yang pernah menggeluti musik tradisional Batak Toba, baik sebagai pemain maupun membantu dalam pembuatan instrumen musik Batak Toba tersebut,
dan dari sembilan orang tersebut, hanya empat oranglah yang tetap setia menggeluti bidang musik tradisional Batak Toba, yaitu: Martogi Sitohang, yang adalah alumni
dari departemen Etnomusikologi USU Universitas Sumatera Utara yang sekarang merupakan seorang pemusik tradisional Batak Toba yang terkenal di Indonesia, dan
memiliki pengalaman yang luar biasa dalam musik tradisional Batak Toba, dan bahkan mendapat julukan sebagai Seruling Sang Guru. Hardoni Sitohang adalah
alumni jurusan seni musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, dimana selain menjadi pemusik tardisional yang kenamaan di kota Medan, beliau
juga adalah seorang staff pengajar dosen musik tradisonal Batak Toba di Universitas Negeri Medan UNIMED saat ini. Martahan Sitohang, yang merupakan
alumni dari jurusan Etnomusikologi USU Universitas Sumatera Utara juga bersama abangnya Hardoni Sitohang memiliki nama besar dalam dunia musik kota
Medan khususnya musik tradisional. Dan Junihar Sitohang, satu-satunya di antara mereka yang selain sebagai pemain musik tradisional, juga menggeluti bidang
pembuatan instrumen musik tradisional Batak Toba khususnya di kota Medan. Diakui oleh Junihar bahwa ketiga saudaranya tersebut, tidak bisa dilepaskan
dari peran beliau sebagai seorang pembuat instrumen musik tradisional Batak Toba, dimana ketiga saudaranya tersebut selalu menggunakan instrumen musik buatan
beliau.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Latar Belakang Pendidikan