Letak Lokasi Penelitian Penduduk dan Bahasa

• Kelurahan Cinta damai • Kelurahan Sei Sikambing CII • Kelurahan Dwi Kora • Kelurahan Helvetia Timur • Kelurahan Helvetia Tengah • Kelurahan Helvetia • Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia adalah daerah permukiman, dengan penduduknya berjumlah 142.187 jiwa. 31 • Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sei Sikambing

2.2.1 Letak Lokasi Penelitian

Kelurahan Helvetia Timur merupakan tempat tinggal dari bapak Junihar Sitohang, di lokasi tersebutlah Junihar membuka bengkel instrumennya dan hidup dengan keluarganya, tepatnya di jalan Setia Budi, gang Tape, nomor 5b, Helvetia Timur, Kecamatan Helvetia, Kota Medan. Berikut ini merupakan gambaran umum mengenai kelurahan Helvetia timur. Kelurahan Helvetia Timur memiliki luas wilayah 1,822 km² atau sekitar 13,57 dari luas Kecamatan Medan Helvetia. Kelurahan Helvetia Timur terdiri dari 13 RW dan 40 RT. Kelurahan Helvetia Timur berbatasan dengan: • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Helvetia 31 Sensus penduduk tahun 2006 Universitas Sumatera Utara • Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Helvetia Tengah • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur

2.2.2 Penduduk dan Bahasa

Menurut data hasil sensus penduduk tahun 2008, jumlah penduduk di Kelurahan Helvetia Timur mencapai 23.372 jiwa, dengan luas wilayah 1.822 Km², maka kepadatan penduduknya mencapai 12.828 jiwakm². Saat ini, Kelurahan Helvetia Timur merupakan suatu wilayah yang sangat heterogen, banyak etnis yang berbaur di kelurahan ini, hal ini menjadikan terdapatnya beragam kebudayaan yang dibawa oleh masing-masing etnis yang ada di kelurahan ini. Table 2 Jumlah penduduk menurut etnis di Keluraha Helvetia Timur, tahun 2008 NO Etnis Jumlah 1 2 3 4 5 6 Batak Jawa Melayu Minangkabau Tionghua lainnya 14.430 jiwa 3.045 jiwa 1.030 jiwa 342 jiwa 515 jiwa 4010 jiwa JUMLAH 23.372 jiwa Sumber : Kantor Kecamatan Medan Helvetia, Sensus 2008 Universitas Sumatera Utara Hal di atas juga banyak mengakibatkan perbauran kebudayaan dari tiap-tiap etnis yang terdapat di kelurahan tersebut, contohnya dalam hal bahasa, setiap etnis memiliki bahasa masing-masing, namun tidak jarang dalam hal berkomunikasi mereka saling bertukar bahasa, atau mengikuti bahasa dari yang bukan etnisnya sendiri, namun sering juga mereka kurang dapat saling mengerti, sehingga dipilihlah untuk menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, namun jika mereka dalam etnis yang sama, maka bahasa asli etnis tersebutlah yang kerap digunakan dalam berkomunikasi, seperti contoh, ketika masyarakat Batak Toba melaksanakan kegiatan kebaktian agama Kristen di gereja sukunya HKBP mereka kerap menggunakan bahasa Batak sebagai bahasa pengantar selama kebaktian berlangsung.

2.2.3 Sistem Kekrabatan