2.6 Junihar Sitohang Sebagai Pemusik Tradisional Batak Toba
Kemampuan bermusik khususnya musik tradisional Batak Toba sudah dimiliki oleh Junihar sejak masa kanak-kanaknya, dikarenakan latar belakang
keluarga beliau yang merupakan keluarga seniman musik tradisional Batak Toba di Samosir, ayah beliau bapak G. Sitohang adalah seorang pemusik tradisional Batak
Toba yang terkenal di Samosir, dan juga sebagai pembuat alat musik tradisional Batak Toba yang juga terkenal di sana. Kemampuan bermusik beliau sewaktu anak-
anak tidak diragukan lagi terbukti dari beberapa event yang diikuti di daerahnya. Sejak kepindahan beliau ke Jambi sekitar tahun 1982, Junihar Sitohang tidak
lagi menggeluti musik tradisional Batak Toba, hingga dua belas tahun kemudian sekitar tahun 1994 sepulangnya beliau ke Medan, barulah beliau menggeluti musik
tradisioal Batak Toba kembali. Awal karir beliau sebagai pemusik profesional dimulai bersama saudaranya
Martogi Sitohang dan adiknya Hardoni Sitohang, dan mereka pun mulai bermain musik di beberapa acara-acara adat maupun acara-acara resmi lainnya, tidak hanya
itu beliau juga sempat bermain musik tradisional di beberapa hotel di kota Medan sekitar tahun 1995.
Sekitar tahun 1995-1996 Junihar Sitohang aktif bergabung dengan ansambel musik tradisional di Universitas HKBP Nomensen. Dan pada tahun 1997-1998
bersama abangnya Martogi Sitohang mereka membentuk Neo Tradisional Art Company, yang merupakan salah satu grup musik yang menggabungkan instrumen
musik tradisional Batak Toba dengan instrumen musik modern di kota Medan saat itu. Menurut pengakuan beliau, Neo Tradisional Art Company ini pada saat itu
Universitas Sumatera Utara
menjadi salah satu barometer bermusik bagi para pemusik tradisional Batak Toba di kota Medan, dan dengan nama besar yang disandang oleh Neo Tradisional Art
Company membuat banyak pemusik saat itu yang ingin bergabung dengan grup tersebut, sehingga grup ini menjadi suatu grup yang memiliki banyak personil pada
saat itu.
47
47
Wawancara dengan Hardoni Sitohang tanggal 24 april 2010
Setelah abangnya Martogi Sitohang berangkat ke Jakarta, Junihar Sitohang pun memilih untuk membuat grup musiknya sendiri hingga pada tahun 2001 beliau
mendirikan sebuah grup musik baru yang diberi nama Artdo Musik yang diakui nama tersebut diambil dari nama putra pertama beliau yaitu Artdo Sitohang, dan
sampai sekarang beliau tetap aktif berkecimpung di grup musik tersebut sebagai pemain sekaligus pimpinan dari Artdo Musik. Sedangkan Neo Tradisional Art
Company selanjutnya ditangani oleh adiknya Hardoni Sitohang. Sebagai pemusik yang memiliki grup musik sendiri tidak jarang juga Junihar
Sitohang bermain musik sendiri bermain tunggal tanpa grupnya, seperti pengalaman beliau yang pernah menjadi pengisi rekaman album dari sebuah
kelompok band dari amerika, dan akhir-akhir ini beliau aktif terlibat bermain musik di sebuah cafe di Jakarta yaitu Boston Cafe bersama dengan grup musik yang ada di
cafe tersebut, dan beliau tetap memainkan instrumen musik tradisional Batak Toba yang dikolaborasikan dengan beberapa instrumen musik modern seperti gitar, drum,
gitar bass, keyboard, dan juga mengiringi vocal.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai seorang penganut agama Nasrani, Junihar Sitohang juga aktif bermain musik di beberapa gereja di kota Medan khususnya di HKBP Cinta Dame
yang merupakan gereja tempat Junihar Sitohang dan keluarganya beribadah
48
Sekitar tahun 1997-1998 beliau pernah menjadi asisten dosen di jurusan seni musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas HKBP Nomensen, dan pada tahun
2000-2001 menjadi staff pengajar dosen di universitas tesebut. Selama masa menjadi asisten dosen dan dosen di universitas tersebut, Junihar aktif bergabung dan
melatih untuk ansambel musik tradisional di Universitas HKBP Nomensen saat itu. Tidak hanya itu, Junihar juga pernah melatih musik tradisional Batak Toba di
Sekolah Theologia HKBP di Tarutung pada tahun 2009. .
Banyak event dan kota juga beberapa negara yang telah dijalani oleh bapak Junihar Sitohang dalam karirnya sebagai pemusik, di antaranya PRSU Pekan Raya
Sumatera Utara, peringatan 100 tahun pahlawan nasional Sisingamangaraja XII, dan juga acara-acara pesta adat masyarakat Batak Toba di kota Medan juga di
beberapa kota di Sumatera Utara bahkan di luar Sumatera Utara seperti Jambi, Jakarta dan Makasar
2.7 Junihar Sitohang Sebagai Pelatih dan Pengajar Musik Tradisional Batak Toba