20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
I. Deskripsi tata nama : 1. Nama Ekstrak generik, dagang, paten
2. Nama lain tumbuhan sistematika botani 3. Bagian tumbuhan yang digunakan
4. Nama indonesia tumbuhan II. Ekstrak dapat mempunyai senyawa identitas, artinya senyawa tertentu
yang menjadi petunjuk spesifik dengan metode tertentu Depkes, 2000. b.
Parameter Organoleptik Ekstrak 1. Bentuk
: padat, serbuk-kering, kental, cair. 2. Warna
: kuning, coklat, dll. 3. Bau
: aromatik, tidak berbau, dll. 4. Rasa
: pahit, manis, kelat, dll.
3.3.8 Produksi Enzim RNA Helikase Virus Hepatitis C Utama et al, 2000
Produksi enzim RNA helikase virus hepatitis C dilakukan berdasarkan metode Utama et al, 2000. Sebelum melakukan ekspresi dilakukan
pembuatan media LB Luria Bertani cair untuk Escherichia coli BL21 DE3pLysS. Media LB dibuat sebanyak 10 ml untuk prekultur dan 400 ml
untuk kultur. Pembuatan media LB 410 ml dengan cara mencampurkan tryptone 4.1 g, NaCl 4.1 g, yeast ekstrak 2.05 g dalam 410 ml aquades.
Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121⁰C selama 15 menit.
Langkah pertama ekspresi dan purifikasi RNA helikase virus hepatitis C adalah prekultur, media LB 10 ml diberi ampisilin 10 µlml dan
dimasukkan bakteri E.coli BL21 DE3 pLysS yang membawa gen RNA helikase dihomogenkan dan diinkubasi dengan inkubasi goyang suhu 37⁰C
dengan kecepatan 150 rpm dibiarkan selama satu malam. Langkah kedua adalah kultur, hasil prekultur diinolukasikan kedalam
media LB 400 ml yang telah diberi ampisilin 410 µl Dan diinkubasi dengan inkubator goyang suhu 37⁰C, 150 rpm selama satu jam. Kemudian
ditambahkan IPTG isopropil β-D-tiogalaktopiranoside 0,3 mM 205 µl.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dan diinkubasi kembali dengan inkubator goyang selama 3 jam pada suhu 37⁰C 150 rpm.
Selanjutnya hasil kultur dipindahkan dalam tube 50 ml vortex terlebih dahulu kemudian di sentrifus dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit.
Endapan dicuci dengan media LB dan disentrifus kembali dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang dan diperoleh pelet simpan
pada suhu -20⁰C selama satu malam. Proses selanjutnya adalah purifikasi, pelet yang diperoleh dilakukan
freeze thawing atau pengeringbekuan sebanyak tiga kali. Setelah itu dilakukan sonikasi pemecahan sel dengan menggunakan sonikator
amplitudo 40 cycle 0,5 selama 15 detik, dilakukan tiga kali dengan interval 1 menit. Selanjutnya disentrifus dengan kecepatan 7000 rpm selama 20
menit. Supernatan dipindahkan dalam tube 50 ml dan pelet disimpan pada suhu -20⁰C. Sedangkan supernatan ditambahkan resin TALON 200 µl
kemudian diletakkan pada rotary cold room selama 3 jam. Supernatan disentrifus selama 7 menit kecepatan 3500 rpm.
Supernatan dibuang, pelet ditambahkan 10 ml dapar B diaduk secara perlahan dan disentrifus kembali selama 5 menit dengan kecepatan 3500
rpm. Supernatan dibuang kembali, pelet ditambahkan 10 ml dapar B dan disentrifus kembali selama 3 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Supernatan
dibuang kembali, pelet diaduk perlahan dipindahkan dalam tube 1,5 ml, kemudian ditambahkan 100 µl dapar elusi dan diletakkan pada rotary cold
room selama satu malam. Kemudian disentrifus kembali selama 1 menit, 3500 rpm. Endapan dicuci dengan 100 µl larutan dapar elusi dan diletakkan
pada rotary cold room selama satu jam. Kemudian disentrifus kembali selama 1 menit, 3500 rpm. Setelah itu larutan enzim dan resin dipisahkan
dan disimpan pada suhu 4⁰C.
3.3.9 Uji Kemurnian Enzim RNA Helikase HCV dengan SDS-PAGE