25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kemudian dilakukan inkubasi selama 5 menit pada suhu ruang. Setelah masa inkubasi selesai ditambahkan 25 µl Na sitrat untuk menghentikan reaksi
pewarnaan. Selanjutnya hasil reaksi diukur absorbansinya menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 405 nm dan 620 nm.
Nilai absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menghitung persentase penghambatan ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana
L. terhadap RNA Helikase HCV. Perhitungan persen penghambatan sampel ekstrak kulit buah manggis terhadap RNA helikase berdasarkan
perhitungan : inhibisi =
Di mana : A
= serapan enzim RNA helikase tanpa adanya senyawa inhibitor. I
= serapan enzim RNA helikase dengan adanya senyawa inhibitor.
3.3.13 Visualisasi Hasil Fraksi Kolom Kromatografi dengan Menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis
Fraksi hasil
pemisahan kolom
kromatografi dilihat
pola kromatogramnya dengan menggunakan kromatografi lapis tipis fase diam
silika gel GF254. Eluen yang digunakan adalah kloroform 100 dimasukkan kedalam chamber, masing-masing fraksi dototolkan pada plat
silika kemudian di elusi pada eluennya. Hasil pemisahan dengan KLT dilihat dbawah UV pada panjang gelombang 254 nm.
3.3.14 Perhitungan Aktivitas RNA Helikase Virus Hepatitis C
Fraksi dari hasil kolom kromatografi yang memberikan aktivitas inhibisi terhadap RNA helikase virus hepatitis C selanjutnya dihitung
aktivitas RNA helikase dengan menentukan kadar fosfat yang dilepaskan. Fosfat bebas yang dilepaskan berasal dari hasil reaksi antara enzim RNA
helikase dan ATP Utama et al, 2000. Kadar fosfat yang dilepaskan berbanding lurus dengan aktivitas enzim RNA helikase, namun berbanding
terbalik dengan aktivitas penghambatan senyawa inhibitor enzim RNA helikase.
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Perhitungan kadar fosfat dilakukan dengan menggunakan kurva kalibrasi dari K
2
HPO
4
. Di mana K
2
HPO
4
dibuat dalam larutan dengan konsentrasi 0,1 mM, 0,2 mM, 0,4 mM, 0,6 mM, 0,8 mM dan 1 mM
Lampiran 16. Hasil pembacaan absorbansi selisih panjang gelombang 620 nm dan 450 nm dengan menggunakan microplate reader, dimasukkan
kedalam persamaan kurva kalibrasi K
2
HPO
4
.
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi sampel
Sampel buah manggis yang diperoleh dari kampung cengal, desa karacak, kecamatan leuwiliang, kabupaten Bogor dideterminasi di
Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, LIPI Cibinong. Hasil determinasi menyatakan bahwa sampel merupakan jenis
Garcinia mangostana L. suku Clusiaceae Lampiran 1.
4.2 Rendemen Ekstrak
Metode ekstraksi yang dilakukan adalah dengan cara maserasi. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruang Depkes, 2000. Ekstraksi dengan cara maserasi ini biasanya
digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak tahan pemanasan Tiwari, P et al, 2011.
Maserasi yang dilakukan terhadap kulit buah manggis menggunakan pelarut metanol 96. Hal ini bertujuan untuk menarik senyawa-senyawa
polar yang terkandung dalam simplisia kulit buah manggis Garcinia mangostana L.. Merujuk dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
oleh Syajarwati 2013 bahwa aktivitas inhibisi tertinggi terhadap enzim RNA helikase HCV dari ekstrak kulit buah manggis pada ekstrak metanol
dengan aktivitas penghambatan tertinggi sebesar 71,57 . Dari hasil maserasi diperoleh rendemen ekstrak sebesar 23,4348.
Nilai tersebut menyatakan bahwa ekstrak yang diperoleh cukup banyak, hal ini disebabkan karena pelarut metanol adalah pelarut universal yang mampu
menarik banyak senyawa polar Tiwari, 2011. Prinsip pelarutan yang dipakai pada metode ini adalah like dissolve like, di mana senyawa yang
bersifat polar akan terlarut dalam pelarut polar dan senyawa yang bersifat kurang polar akan terlarut dalam pelarut kurang polar Mutaqin et al, 2013.