17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.3 Persiapan Simplisia
Kulit buah manggis sebanyak 2,5 kg yang telah dipisahkan dari daging buahnya dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan air mengalir
sortasi basah, kemudian dirajang dengan menggunakan pisau menjadi ukuran yang lebih kecil ± 3 cm. Rajangan kulit buah manggis ini kemudian
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pemanasan tidak langsung. Kulit buah manggis kering kemudian digiling dengan menggunakan alat
penggiling dan diayak dengan ayakan 40 mesh sehingga didapat serbuk kulit buah manggis kering sebanyak 800 g.
3.3.4 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L.
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 300 g dimasukkan kedalam maserator kemudian dimaserasi dengan menggunakan pelarut metanol 96
sebanyak 900 ml. Proses maserasi didiamkan selama 24 jam, sambil sesekali dilakukan pengadukan. Setelah 24 jam maserat ditampung didalam
erlenmeyer dengan cara disaring menggunakan corong buchner dan kertas saring. Kemudian ampas dimasukkan ke dalam maserator, untuk dimaserasi
kembali. Proses maserasi ini dilakukan selama 3 x 24 jam. Seluruh hasil penampungan pelarut dicampur untuk kemudian dilakukan proses
pemekatan ekstrak dengan menggunakan rotary evaporator suhu 45⁰C. Dan selanjutnya diperoleh ekstrak kental kulit buah manggis Garcinia
mangostana L. sebanyak 70,2984 g.
3.3.5 Rendemen Total Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis Garcinia
mangostana L.
Rendemen ektrak kulit buah manggis total dihitung dengan membandingkan berat awal serbuk simplisia dengan berat akhir ekstrak
kulit buah manggis total yang diperoleh. Rendemen =
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.6 Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia ini dilakukan untuk melihat kandungan golongan senyawa yang terdapat didalam ekstrak kulit buah manggis Garcinia
mangostana L.. a.
Alkaloid Ekstrak dilarutkan dalam pelarut asam hidroklorit dan kemudian
disaring. Dilakukan uji pada beberapa pereaksi. 1. Test Mayer’s: filtrat ditambahkan dengan pereaksi Mayer’s
kalium merkuri iodida. Maka akan terbentuk endapan berwarna kuning yang menunjukkan adanya senyawa alkaloid.
2. Test Dragendroff’s: filtrat ditambahkan pereaksi dragendroff’s larutan potassium iodida. Maka akan membentuk endapan merah
yang menunjukkan adanya senyawa alkaloid Tiwari, P et al, 2011.
b. Saponin
Test busa: 0,5 mg ekstrak dikocok dalam 2 ml aquades. Jika terbentuk busa yang cukup lama ± 10 menit menunjukkan adanya senyawa
saponin Tiwari, P et al, 2011. c.
Fenol Test ferric chlorida: ekstrak ditambahkan 3-4 tetes larutan ferri
klorida. Terbentuk warna hitam kebiru-biruan menunjukkan adanya senyawa fenol Tiwari, P et al, 2011.
d. Tannin
Ekstrak sebanyak 0,5 gram dididihkan dalam 10 ml aquadest dalam tabung reaksi, lalu disaring. Kemudian kedalam filtrat ditambahkan
beberapa tetes ferri klorida 0,1 . Terbentuk warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman menunjukkan keberadaan tannin Ayoola, G.A. et
al., 2008. e.
Flavonoid Larutan ammonia sebanyak 5 ml ditambahkan kedalam filtrat air dari
ekstrak, lalu ditambahkan 1 ml asam sulfat. Terbentuk warna kuning menunjukkan adanya flavonoid Ayoola, G.A. et al, 2008.
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
f. Terpenoid Uji Salkowski
Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambahkan 2 ml kloroform, kemudian ditambahkan 3 ml asam sulfat H
2
SO
4
untuk membentuk lapisan. Adanya warna merah kecoklatan diantara lapisan menunjukkan
adanya senyawa terpenoid Ayoola, G.A. et al, 2008.
3.3.7 Parameter dan Metode Uji Ekstrak