Parameter dan Metode Uji Ekstrak Produksi Enzim RNA Helikase Virus Hepatitis C

30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Heinrich, 2009. Pada identifikasi senyawa terpenoid memberikan hasil yang positif ditandai dengan adanya warna merah kecoklatan diantara lapisan kloroform dan asam sulfat yang ditambahkan kedalam ekstrak.

4.4 Parameter dan Metode Uji Ekstrak

Parameter dan metode uji ekstrak yang dilakukan terhadap ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat dari tabel 4.2. Tabel 4.2 Parameter dan Metode Uji Ekstrak Parameter Uji Ekstrak Ekstrak Metanol Menurut Literatur Parameter Non spesifik : a. Susut pengeringan b. Kadar abu Parameter Spesifik : a. Parameter Identitas Ekstrak - Nama lain Tumbuhan - Bagian yang digunakan - Nama Indonesia tumbuhan b. Organoleptik - Bentuk - Warna 18,41 1,388 Mangi, manggi, manggus, manggista Kulit Buah pericarp Manggis Ekstrak kental Coklat 4 MMI jilid V, 1989 Parameter uji ekstrak meliputi dua aspek: 1 aspek parameter spesifik yang berfokus pada senyawa atau golongan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologis. 2 aspek parameter non spesifik yang berfokus pada aspek kimia, mikrobiologi dan fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan stabilitas misal kadar logam, aflatoksin, kadar air, dan lain-lain Saifudin, 2011. Pada pengujian kadar abu dimaksudkan untuk menentukan karakteristik sisa kadar abu nonorganik setelah pengabuan. Pada prinsipnya dengan memanaskan ekstrak pada temperatur di mana senyawa organik dan 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta turunannya terdestruksi dan menguap, sehingga hanya ada sisa kadar abu nonorganik. Nilai kadar abu yang diperoleh adalah 1,388 , persyaratan batas kadar abu untuk ekstrak buah manggis pada buku Materia Medika jilid V adalah tidak lebih dari 4 . Hal ini menandakan bahwa ekstrak memenuhi persyaratan kadar abu yang dianjurkan. Pada uji parameter susut pengeringan untuk memberikan batasan maksimal rentang tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Nilai susut pengeringan yang diperoleh adalah 18,41 . Hal ini menandakan tingginya kadar senyawa yang hilang selama proses pengeringan baik berupa air, sisa pelarut dan senyawa yang mudah menguap lainnya.

4.5 Produksi Enzim RNA Helikase Virus Hepatitis C

Pada penelitian ini produksi enzim RNA helikase dilakukan untuk mendapatkan enzim RNA helikase virus hepatitis C yang dihasilkan oleh bakteri Escherichia coli BL21 DE3 pLysS. Dan kemudian akan digunakan untuk menguji aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis terhadap enzim RNA helikase virus hepatitis C. Ekspresi RNA helikase virus hepatitis C dimulai dengan tahapan pre kultur yang dilakukan dalam media cair Luria Bertani LB yang merupakan media kompleks yang terdiri dari tripton, ekstrak khamir, dan natrium klorida dan merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri. Ampisilin yang ditambahkan pada media LB berfungsi sebagai penghambat bagi pertumbuhan bakteri lain sehingga hanya bakteri Escherichia coli yang membawa gen RNA helikase virus hepatitis C yang dapat tumbuh pada media tersebut. Prekultur diinkubasi dalam inkubator goyang pada suhu 37⁰C dengan kecepatan 150 rpm selama semalam, kondisi ini merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri Pelzar Chan, 1986. Selanjutnya hasil prekultur dipindahkan ke medium LB 400 ml yang sebelumnya telah ditambahkan ampisilin dan diinkubasi kembali pada suhu 37⁰C dengan kecepatan 150 rpm hingga diperoleh nilai OD 600 Optical Density mencapai 32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 0,3 atau pada saat bakteri mencapai fase logaritmik, karena fase ini merupakan fase awal di mana bakteri Escherichia coli tumbuh. Kultur ditambahkan IPTG Isopropyl- β-D-Thiogalaktopiranosidase yang bertujuan untuk menginduksi gen RNA helikase virus hepatitis C agar terjadi ekspresi berlebih. Sehingga dihasilkan jumlah enzim RNA helikase yang lebih besar hingga fase awal stasioner di mana nilai OD 600 mencapai 1 Utama et al, 2000. Pengumpulan pelet bakteri E. coli dengan cara disentrifugasi pada suhu 4⁰C dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit untuk memisahkan sel E. coli dengan media LB. Pelet yang telah terkumpul disimpan pada suhu -20⁰C untuk menjaga stabilitas RNA helikase HCV. Proses selanjutnya adalah purifikasi enzim RNA helikase virus hepatitis C yang bertujuan untuk memurnikan hasil ekspresi protein RNA HCV yang telah disisipkan dalam bakteri E. coli BL 21 DE3 pLysS. Proses purifikasi diawali dengan pemecahan sel yang terdiri atas dua metode yaitu pengeringbekuan dan sonikasi. Proses pengeringbekuan dan sonikasi dalam purifikasi RNA helikase bertujuan untuk memecah sel bakteri rekombinan karena RNA helikase bersifat intraseluler. Pengeringbekuan dilakukan dengan menempatkan sel secara bergantian pada suhu -20⁰C dan suhu ruang, masing-masing selama 30 menit sebanyak tiga kali pengulangan. Proses pengeringbekuan ini menyebabkan melunaknya dinding sel bakteri sehingga mempermudah proses pemecahan sel. Metode berikutnya adalah sonikasi dengan menggunakan sonikator, enzim RNA helikase HCV disuspensikan terlebih dahulu dengan dapar B 10 mM Tris HCl pH 8,5, 100 mM NaCl dan 0,25 Tween 20. Tris HCl berfungsi sebagai dapar untuk mempertahankan pH enzim RNA helikase sehingga stabilitasnya terjaga, natrium klorida berperan untuk menghilangkan kontaminan dan asam nukleat yang berikatan tidak spesifik dengan RNA helikase Vanz et al, 2008. Sedangkan tween 20 merupakan detergen non-ionik yang dapat menghancurkan lipid bipolar pada membran 33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sel. Metode sonikasi ini akan merusak organel dalam sel namun tidak merusak integritas kemampuan fungsionalnya. Hasil sonikasi selanjutnya di sentrifugasi untuk memisahkan metabolit intraseluler dan ekstraseluler. Supernatan berupa metabolit intraseluler dimurnikan kembali dengan resin TALON dan dibiarkan selama 3 jam didalam cold rotary room, resin TALON akan mengikat RNA helikase, pengikatan dilakukan oleh logam Co 2+ yang terdapat dalam resin TALON. RNA helikase yang telah diikat oleh resin TALON dipisahkan dengan metabolit intraseluler lainnya melalui sentrifugasi pada temperatur 4°C kecepatan 3500 rpm selama 7 menit. Proses terakhir dari purifikasi adalah pencucian dengan menggunakan dapar B dan disentrifugasi kembali pada temperatur 4°C kecepatan 3500 rpm selama 7 menit. Sentrifugasi ini menghasilkan pelet yang mengandung RNA helikase dan supernatan yang mengandung metabolit intraselular. Pelet ditambahkan dapar elusi imidazol dalam dapar B untuk menghilangkan protein selain enzim RNA helikase. Imidazol yang terdapat dalam dapar elusi ini akan memutus ikatan antara RNA helikase dengan resin TALON dan selanjutnya disentrifugasi kembali. Sentrifugasi pada temperatur 4°C kecepatan 3500 rpm selama 7 menit digunakan untuk memisahkan imidazol dengan enzim yang telah murni. Penggunaan kecepatan tersebut untuk menghindari kerusakan enzim dan mencegah penurunan aktivitasnya Sambrook Russel, 2001.

4.6 Uji Kemurnian Enzim RNA Helikase HCV dengan SDS-PAGE

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Uji Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Inhibitor RNA Helikase Virus Hepatitis C

0 7 80

Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi-Fraksi Hasil Kolom Kromatografi dari Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Enzim RNA Helikase Virus Hepatitis C

0 11 80