Aktivitas Inhibisi Fraksi-Fraksi Hasil Kolom Kromatografi Ekstrak

37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.2. Kurva Inhibisi Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis terhadap RNA Helikase HCV Dari gambar diatas, menyatakan bahwa ekstrak metanol kulit buah manggis memiliki aktivitas yang masih rendah dalam menghambat enzim RNA helikase virus hepatitis C secara invitro menggunakan uji kolorimetri ATPase dengan persentase 66,28 pada konsentrasi yang masih tinggi 5.000 ppm. Sedangkan pada konsentrasi 10.000 ppm tidak dapat dibaca pada uji kolorimetri ATPase dikarenakan masih menggumpal sehingga perlu dilakukan pengenceran. Pelarut yang digunakan pada uji kolorimetri ATPase adalah metanol. Metanol secara kimia merupakan zat denaturan pada enzim, namun selama dalam konsentrasi kecil maka metanol tidak mengganggu kerja enzim helikase dalam menginhibisi virus. Metanol dikontrol dengan cara menjadikannya sebagai kontrol negatif, sehingga hasil akhir dari persen penghambatan dikurangi dengan kontrol negatif agar diperoleh nilai persen yang sesungguhnya dari senyawa inhibitor ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana L..

4.8 Aktivitas Inhibisi Fraksi-Fraksi Hasil Kolom Kromatografi Ekstrak

Kulit Buah Manggis terhadap RNA Helikase HCV Pemisahan dengan menggunakan kolom kromatografi merupakan pemisahan tahap awal terhadap senyawa yang terkandung pada ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana L.. Prinsip kerja pemisahan kolom 38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kromatografi berdasarkan tingkat kepolarannya, molekul senyawa yang non polar akan bergerak terlebih dahulu diikuti senyawa semi polar dan senyawa polar. Adapun fase diam yang digunakan pada pemisahan ini adalah silika gel 60 Merck, dengan fase geraknya kloroform-metanol dengan berbagai perbandingan 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9. Eluen yang digunakan ini merupakan eluen terbaik yang mampu memisahkan senyawa pada ekstrak metanol kulit buah manggis berdasarkan hasil optimasi KLT. Secara umum fase gerak kloroform-metanol dengan berbagai komposisi kadar dapat memisahkan berbagai senyawa, ekstrak dan fraksi dengan kemampuan yang cukup luas. Dengan demikian jika belum ada acuan fase gerak apa yang akan dipilih maka dipilih kombinasi kloroform-metanol Saifudin et al, 2011 Fraksi senyawa yang ditampung sebanyak 4 ml untuk setiap fraksi, seluruh fraksi senyawa hasil kolom yang diperoleh, diuapkan dan dilarutkan kembali dengan metanol untuk selanjutnya diuji aktivitas inhibisinya terhadap enzim RNA helikase virus hepatitis C dengan uji kolorimetri ATPase. Adapun konsentrasi fraksi senyawa inhibitor yang digunakan dalam pengujian ini adalah 2.500 ppm. Dasar pengambilan konsentrasi 2.500 ppm ini berdasarkan uji aktivitas yang telah dilakukan, dimana pada konsentrasi dibawah 2.500 ppm persen aktivitas inhibisi menjadi rendah dibawah 50, untuk itu di ambil konsentrasi optimal yaitu 2.500 ppm untuk uji aktivitas inhibisi RNA helikase HCV. 39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.3. Profil Aktivitas Inhibisi Fraksi Kolom Kromatografi Ekstrak Kulit Buah Manggis terhadap Enzim RNA Helikase HCV Dari gambar diatas terlihat bahwa aktivitas ATPase dari enzim RNA helikase terhambat oleh senyawa yang terkandung pada fraksi kelima, tujuh dan sembilan ekstrak metanol kulit buah manggis Garcinia mangostana L. yang dipisahkan menggunakan kolom kromatografi silika gel 60, dengan aktivitas penghambatan masing-masing 78,39, 75,76, dan 81,2. Dari gambar diatas dapat dilihat aktivitas inhibisi tertinggi terdapat pada fraksi kesembilan kolom kromatografi dengan pengenceran 2.500 ppm yaitu sebesar 81,2 . Aktivitas inhibisi pada fraksi kolom kromatografi ini lebih besar dibandingkan pada ekstrak metanol kulit buah manggis yang hanya memiliki aktivitas 66,28 pada konsentrasi 5.000 ppm. Adapun fraksi kesembilan hasil kolom kromatografi ini menggunakan eluen kloroform-metanol dengan perbandingan 7:3, pada eluen ini mampu memberikan aktivitas tertinggi sebagai senyawa inhibitor enzim RNA helikase virus hepatitis C. Seharusnya untuk pengujian aktivitas inhibisi enzim RNA helikase tidak perlu dilakukan pada semua fraksi karena berdasarkan pola kromatogram yang dapat dilihat pada gambar 4.4 senyawa dari fraksi kelima hingga kesebelas adalah sama. Untuk lebih mengefektifkan kerja, fraksi yang memiliki spot yang sama digabung untuk kemudian dilakukan uji aktivitas inhibisi enzim RNA helikase. 40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.4. Visualisasi KLT pada Fraksi Hasil Kolom Kromatografi Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L. Pada penelitian sebelumnya oleh Syajarwati 2013 yang menemukan adanya aktivitas ekstrak metanol kulit buah manggis Garcinia mangostana L. dengan aktivitas penghambatan tertinggi pada konsentrasi 3.125 ppm sebesar 71,57. Hasil fraksi kolom kromatografi ini memberikan aktivitas penghambatan yang cukup tinggi, dikarenakan senyawa yang memberikan aktivitas pada ekstrak kulit buah manggis sudah dipisahkan dari senyawa- senyawa lain yang dapat menghambat kerja senyawa tersebut dalam menginhibisi enzim RNA helikase virus hepatitis C.

4.9 Perhitungan Aktivitas RNA Helikase Virus Hepatitis C

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Uji Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Inhibitor RNA Helikase Virus Hepatitis C

0 7 80

Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi-Fraksi Hasil Kolom Kromatografi dari Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Enzim RNA Helikase Virus Hepatitis C

0 11 80