Kolom Kromatografi Gritter et al, 1991

14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta komponen yang tertahan lebih kuat. Perbedaan gerakan mobilitas antara komponen yang satu dengan lainnya disebabkan oleh perbedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan atau penguapan diantara kedua fase. Jika perbedaan-perbedaan ini cukup besar, maka akan terjadi pemisahan secara sempurna. Oleh karena itu dalam kromatografi, pemilihan terhadap fase gerak maupun fase diam perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen bisa bergerak dengan kecepatan yang berbeda- beda agar dapat terjadi proses pemisahan.

2.8 Kolom Kromatografi Gritter et al, 1991

Kolom kromatografi merupakan cara yang paling lama dari kromatografi yang ada. Fase diam, baik bahan penjerap atau film zat cair pada penyangga, ditempatkan didalam tabung kaca berbentuk silinder, pada bagian bawah tertutup dengan katup atau keran, dan fase gerak dibiarkan mengalir ke bawah melaluinya karena gaya berat. Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita pada bagian atas kolom penjerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam, atau bahkan tabung plastik. Pelarut fase gerak dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat atau didorong dengan tekanan. Pita senyawa linarut bergerak melalui kolom dengan laju yang berbeda, memisah dan dikumpulkan berupa fraksi yang keluar dari atas kolom. Kolom kromatografi atau tabung untuk pengaliran biasanya terbuat dari kaca yang dilengkapi keran jenis tertentu pada bagian bawahnya untuk mengatur aliran pelarut. 15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2013 sampai bulan Agustus 2013. Pembuatan ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana L. dilakukan di laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, dan laboratorium Kimia Obat FKIK Jurusan Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Uji aktivitas inhibisi enzim RNA helikase virus HCV dilakukan di Laboratorium Bakteriologi dan Virologi Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong, Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan untuk ekstraksi kulit buah manggis Garcinia mangostana L. adalah pisau, kertas polos, maserator, batang pengaduk, gelas ukur Duran, kertas saring, kapas, lumpang alu, tabung reaksi, corong buchner, cawan penguap, timbangan analitik, alat penggiling simplisia, dan rotary evaporator Eyela. Alat-alat yang digunakan untuk ekspresi, pemurnian dan pengujian aktivitas RNA helikase HCV adalah inkubator goyang N-Biotek, vortex, tabung sentrifus 50 ml dengan penutup Falcon, tabung sentrifus 1,5 ml Eppendorf, erlenmeyer Pyrex, 96-well microtiter plate Polycarp, pipet mikro Gilson, neraca analitik Acis, peralatan gelas, microplate reader Multiscan EX Thermo, vial, Laminar Air Flow ESCO, lemari pendingin Sansio, sonikator Labsonic, autoklaf tipe vertikal mode TA-630, sentrifus HERMLE, hot plate magnetic stirer Cimarec, SDS-PAGE ATTO. Alat-alat yang digunakan untuk pemisahan tahap awal senyawa inhibitor RNA helikase HCV adalah kolom kromatografi, erlenmeyer, beaker gelas, lempeng KLT, chamber, vial, lampu UV. Sampel yang digunakan adalah kulit buah manggis. Buah manggis diperoleh dari daerah Kampung Cengal, Desa Karacak, Kec. Leuwiliang, Kab. Bogor dan telah dideterminasi di Herbarium Bogoriense Litbang LIPI Cibinong, Bogor.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Uji Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Inhibitor RNA Helikase Virus Hepatitis C

0 7 80

Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi-Fraksi Hasil Kolom Kromatografi dari Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Enzim RNA Helikase Virus Hepatitis C

0 11 80