Petunjuk jalan keluar diberi penerangan dari sumber daya listrik darurat
Terdapat pintu darurat keluar Pintu dapat dibuka tanpa anak kunci
Pintu darurat berhubungan langsung dengan jalan keluar Terdapat penerangan darurat dari sumber aliran listrik darurat
Lampu penerangan darurat berwarna kuning dengan kekuatan minimal 10 lux
Penempatan lampu darurat baik, sehingga bila salah satu lampu mati tidak gelap
Tersedia tempat berhimpun setelah evakuasi Tersedia petunjuk tempat berhimpun
Kondisi tempat berhimpun aman dan cukup luas
2.5.3. Sistem Proteksi Aktif Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran aktif adalah penerapan suatu desain sistem atau instalasi deteksi, alarm dan pemadan kebakaran pada suatu bangunan tempat
kerja yang sesuai dan handal sehingga pada bangunan tempat kerja tersebut mandiri dalam hal sarana untuk menghadapi bahaya kebakaran. Dalam
penjelasan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, sistem proteksi aktif meliputi:
1 Sistem proteksi aktif dalam mendeteksi kebakaran Sistem proteksi aktif dalam mendeteksi kebakaran ini adalah sistem
deteksi dan alarm kebakaran. Menurut Suma’mur 1997, terdapat dua jenis sistem tanda kebakaran, antara lain :
a Sistem tak otomatis yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda-tanda bahaya dengan segera secara memijit atau menekan tombol
dengan tangan. b Sistem otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda
sendiri tanpa dikendalikan oleh orang. Kedua sistem tersebut sangat berguna sebagai bagian-bagian dari cara
pencegahan terhadap kebakaran dalam perusahaan. NFPA 72 standard on automatic fire detector memberikan syarat dalam
menerapkan proteksi aktif dalam mendeteksi kebakaran, yaitu : Terdapat sistem pendeteksi dini terhadap bahaya kebakaran
Pada atap datar, detektor tidak boleh dipasang pada jarak kurang dari 10 cm dari dinding
Jarak antara detektor maksimal 9,1 meter atau sesuai dengan rekomendasi dari industri pembuatannya
Detektor tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5 meter dari lubang udara masuk AC
Elemen peka sensor dalam keadaan bersih dan tidak di cat
Dalam satu zona kebakaran jumlah detektor maksimum 20 buah disesuaikan dengan denah ruangan
Terdapat tenaga cadangan yang dapat menyalakan alarm selama 30 detik
Alarm terpasang berdekatan dengan titik panggil manual Titik panggil manual ditempatkan pada lintasan jalur keluar dengan
ketinggian 1,4 meter dari permukaan lantai Jarak titik panggil manual tidak boleh lebih dari 30 meter dari
semua bagian bangunan 2 Sistem proteksi aktif dalam memadamkan kebakaran
Sistem proteksi aktif dalam memadamkan kebakaran adalah sistem hidran, hose-reel, sistem sprinkler, dan pemadam api ringan UU Nomor
28 Tahun 2002. a APAR
Peralatan yang mudah dipindahkan, salah satu contohnya APAR Alat Pemadam Api Ringan. Pengertian APAR dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 4MEN1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan adalah alat
yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. Alat tersebut hanya digunakan untuk
memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran dan pada saat api belum membesar.
Adapun jenis-jenis APAR, antara lain : 1 APAR jenis cairan air
2 APAR jenis busa 3 APAR jenis tepung kering
4 APAR jenis gas Hydrocarbon berhalogen, dan lain sebagainya NFPA 10 standard for portable fire extinguisher mengatur standar
dalam pemasanganinstalasi APAR yang baik, yaitu : Terdapat APAR berdasarkan jenis dan klasifikasinya sesuai dengan
jenis kebakaran Sebelum dipakai, segel harus dalam keadaan baik dan tutup tabung
harus terpasang dengan kuat Jarak antar APAR berjarak maksimal 15,25 meter
Isi APAR dijaga tetap penuh dan dapat dioperasikan APAR ditempatkan dilokasi yang mudah dilihat dan mudah
dijangkau dan penempatannya tidak terhalangi oleh benda apapun APAR yang ditempatkan diluar ruangan memiliki ruang kabinet
tetapi tidak boleh terkunci Diberi tanda pemasangan jika terhalang benda lain
Agent tabung belum lewat masa berlaku Pemasangan dihindari dari bahaya fisik
Bobot APAR tidak lebih dari 18,14 Kg dan ujung APAR berjarak 1,53 meter dari lantai, jika bobot lebih dipasang dengan ujung atas
APAR bejarak 1,07 meter dari lantai Ada petunjuk pengoperasian dibagian depan
Lubang penyemprot tidak tersumbat, selang tidak bocor Setiap APAR harus diperiksa secara berkala dengan waktu tidak
lebih dari satu tahun b Hidran
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, menjelaskan bahwa hidran adalah suatu sistem pemadam kebakaran yang
dilengkapi dengan selang dan mulut pancar nozzle untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi keperluan
pemadaman kebakaran. Berdasarkan lokasi penempatannya, hidran diklasifikasikan menjadi 3, antara lain :
1 Hidran kota 2 Hidran halaman
3 Hidran gedung NFPA 14 standard for installation of stand and hose system
mensyaratkan hidran yang terpasang sebagai berikut:
Kotak hidran berwarna merah dengan tulisan “HYDRANT” berwarna putih
Kelengkapan hidran: Hidran mempunyai selang, sambungan selang, nozzle dan kran pembuka serta kopling yang sesuai
dengan Dinas Pemadam Kebakaran Hidran mudah dilihat dan mudah dijangkau
Pemasangan hidran maksimal 12 meter dari unit yang terlindungi
Dilakukan uji operasional dan kelengkapan komponen hidran setiap satu tahun sekali
c Hose-reel Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun
2008 tentang Persyaratan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, yang
dimaksud dengan hose-reel adalah selang gulung yang dilengkapi dengan mulut pancar nozzle untuk mengalirkan air
bertekanan dalam selang umumnya dari bahan karet berdiamater 1 inch.
NFPA 14 standard for installation of stand and hose system mensyaratkan selang yang dipergunakan sebagai berikut:
Selang harus disimpan dan siap digunakan serta terlindungi dari cuaca
Selang dalam keadaan baik dan katup pembuka tidak bocor Nozzle harus sudah dipasang pada selang kebakaran hidran
gedung d Sprinkler
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, yang dimaksud dengan sprinkler adalah alat pemancar air untuk
pemadaman kebakaran yang mempunyai tudung berbentuk deflektor pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat
memancar kesemua arah secara merata. NFPA 13 installation of sprinkler system mengatur
sprinkler yang digunakan sebagai berikut: Semua instalasi pipa sprinkler di cat berwarna merah
Terdapat sistem dan jaringan air bersih yang bebas lumpur maupun pasir
Jarak antara sprinkler tidak lebih dari 4,6 meter
2.5.4. Sarana Penyelamatan Kebakaran