Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

4.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan pedoman pemeriksaan keselamatan kebakaran bangunan Pd-T-11-2005-C dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Memberikan penilaian terhadap semua sub parameter KSKB Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan berdasarkan data hasil pengamatan lapangan. Penilaian didasarkan pada kriteria yang ada dalam tabel kriteria penilaian. 2. Menghitung nilai kondisi setiap sub KSKB Perhitungan nilai kondisi setiap sub KSKB dilakukan cara memberi nilai pada masing-masing subkomponen didasarkan pada pengetahuan peneliti tentang sistem keselamatan kebakaran didukung dengan standar-standar sistem keselamatan kebakaran yang berlaku. Selain itu, peneliti juga melakukan diskusi dengan orang yang berkompeten di bidang keselamatan kebakaran, untuk menghindari subjektifitas penilaian. Setelah itu, hasil perhitungan kondisi setiap sub-KSKB dikalikan dengan bobot masing-masing sub-KSKB. 3. Menghitung nilai kondisi KSKB dengan cara menjumlahkan nilai kondisi semua sub KSKB yang bersangkutan. Hasil perkalian sub-KSKB dengan bobot dari sub-KSKB kemudian dijumlahkan seluruhnya sehingga didapatkan nillai kondisi KSKB. 4. Menghitung nilai keandalan sistem proteksi kebakaran dengan menggunakan menjumlahkan nilai kondisi keempat komponen proteksi. Setelah didapatkan nilai KSKB, nilai masing-masing KSKB dikalikan dengan bobot masing-masing KSKB tersebut kemudian hasil seluruhnya dijumlahkan. Sehingga didapatkanlah hasil pemeriksaan nilai KSKB yang kemudian bisa memberikan gambaran tentang kondisi fisik komponen keselamatan kebakaran bangunan dan rekomendasi yang dapat diberikan untuk RSUD Kota Tangerang, seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 5. Pembobotan Pembobotan pada masing-masing komponen dilakukan dengan metode Analitycal Hierarchycal Process AHP. Metode ini adalah metode yang digunakan didalam pedoman pemeriksaan keselamatan kebakaran bangunan gedung Pd-T-11-2005-C dengan tujuan untuk mengurangi unsur subyektivitas pada pembobotan Saptaria, 2005. AHP adalah metode sistematis untuk membandingkan suatu daftar pengamatan atau alternatif. Hierarki adalah suatu jenis khusus sistem yang didasarkan pada asumsi bahwa satuan-satuan yang ada, yang telah diidentifikasikan, dapat dikelompokkan ke dalam kumpulan terpisah, yang mana satuan suatu kelompok mempengaruhi satuan sebuah kelompok yang lain, dan dipengaruhi sebuah kelompok lain. Elemen tiap kelompok hirarki diasumsikan tidak saling tergantung satu sama lain. Tabel 4.7 Kondisi Fisik Komponen Keselamatan Kebakaran Bangunan dan Rekomendasi Kondisi Keandalan Kondisi Fisik Rekomendasi Baik B 80 ≤ NKSKB ≤ 100 Semua komponen sistem proteksi kebakaran sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana penyelamatan dan kelengkapan tapak berfungsi sempurna sehingga gedung dapat digunakan secara optimum, dimana para pemakai gedung dapat melakukan kegiatannya dengan mendapat perlindungan dari kebakaran yang baik. 1. Pemeriksaan secara berkala 2. Perawatanpemeli haraan berkala 3. Perawatan dan perbaikan berkala Cukup C 60 ≤ NKSKB 80 Semua komponen sistem proteksi kebakaran sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana penyelamatan dan kelengkapan tapak masih berfungsi baik, tetapi ada sub komponen utilitas yang berfungsi kurang sempurna, kadang-kadang menimbulkan gangguan atau kapasitasnya kurang dari yang ditetapkan dalam design atau spseifikasi, sehingga kenyamanan dan fungsi ruang danatau gedung menjadi terganggu. 1. Perawatan dan perbaikan berkala 2. Penyetelan atau perbaikan elemen Kurang K NKSKB 60 Semua komponen sistem proteksi kebakaran sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana penyelamatan dan kelengkapan tapak ada yang rusak atau tidak berfungsi, kapasitasnya jauh dibawah dari nilai yang ditetapkan dalam desainspesifikasi, sehingga kenyamanan dan fungsi ruang danatau gedung menjadi sangat terganggu atau tidak dapat digunakan secara total. 1. Penyetelan atau perbaikan elemen 2. Melengkapi komponen yang kurang 71

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum RSUD Kota Tangerang

5.1.1. Profil RSUD Kota Tangerang

RSUD Kota Tangerang dibentuk sebagai upaya tindak lanjut Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat Kota Tangerang, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pengembangan pelayanan RSUD Kota Tangerang adalah pelayanan berdasarkan standar RSU kelas C dengan kapasitas 300 tempat tidur yang dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah sakit. RSUD Kota Tangerang berlokasi di pusat Kota Tangerang tepatnya di Jl. Pulau Putri Raya No. 101 Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang. Pembangunan fisik RSUD Kota Tangerang telah dibuat dengan memperhatikan zoning dan rencana alur pelayanan sehingga tidak menyalahi aturan standar persyaratan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, yang aman bagi pasien dan pelanggan, serta efektif dan efisien. Pelayanan rumah sakit yang melihat dan mengacu pada sumber daya yang ada akan memberikan keuntungan kepada masyarakat, dengan tetap memperhatikan kesejahteraan pegawai.