Deteksi Asap Pembuangan Asap

melindungi jalan nafas dan penglihatan penghuni yang melakukan evakuasi dan pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api. Kemudian asap yang banyak mengandung gas CO 2 tersebut akan merepotkan petugas pemadam kebakaran juga nantinya. Bila suatu ruangan dipenuhi dengan CO 2 , maka gas O 2 yang menjadi elemen pembentuk api akan berkurang. Hal ini menyebabkan api akan segera menyambar gas O 2 dengan cepat. Maka akan terjadi ledakan yang biasa disebut dengan flashover. Kejadian ini lah yang dihindari oleh siapapun yang terdapat di daerah kebakaran. Ledakan akibat dari peristiwa ini sanggup untuk meruntuhkan satu gedung bila kejadiannya melibatkan sangat banya gas O 2. Oleh karena itu, pengendali asap yang tersedia di RSUD Kota Tangerang sangat penting untuk melindungi gedung dari keruntuhan. Sesuai dengan yang telah dibahas oleh Colt 2014, bahwa dengan pengendalian asap, kita dapat membantu rute evakuasi terlindung dari asap, pelaksanaan pemadaman kebakaran dapat lebih optimal, flashover atau kejadian ledakan akibat proses kebakaran di ruangan tertutup dapat dikurangi, dapat melindungi isi ruangangedung dan mengurangi risiko kerusakan pada gedung.

6.5.8. Deteksi Asap

Deteksi asap yang terdapat di RSUD Kota Tangerang masih dikategorikan dalam kategori cukup dikarenakan masih terdapat detektor asap di bagian dapur pada kantin RSUD Kota Tangerang. Seharusnya hal tersebut dapat dihindari dan detektor yang digunakan dapat diganti dengan detektor panas. Hal ini untuk menghindari terjadinya alarm palsu akibat dari detektor asap yang terdapat di bagian dapur, yang kita tahu bahwa dapur merupakan tempat memasak yang terkadang terdapat asap akibat proses memasak. Menurut Saptaria 2005 deteksi asap dalam pemasangannya perlu menghindari tempat seperti dapur yang dapat menyebabkan alarm palsu. Alarm palsu dapat mengakibatkan kesalahan dalam menanggapi keadaan atau situasi dan dapat berbahaya bila kejadian berulang. Pada saat terjadi alarm asli akibat kebakaran, penghuni akan terbiasa berfikir bahwa itu hanyalah alarm palsu. Hal tersebut juga dapat menjadi faktor penghambat evakuasi dalam keadaan darurat. Penghuni gedung akan bersikap acuh dengan alarm keadaan darurat bila terbiasa seperti itu. Dan bila terjadi kejadian darurat yang sesungguhnya, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Waktu untuk melakukan evakuasi sangatlah singkat, bila waktu yang singkat tersebut dipotong oleh sikap penghuni yang acuh, maka waktu akan menjadi sangat terbatas. Dalam keadaan seperti itu, pihak RSUD Kota Tangerang akan mendapatkan masalah yang lebih besar.

6.5.9. Pembuangan Asap

Pembuangan asap yang terdapat di RSUD Kota Tangerang juga masih dalam kategori cukup. Ini artinya keadaan pembuangan asap yang terdapat di RSUD Kota Tangerang masih belum optimal. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya proses penghambatan perkembangan api kebakaran. Bila tidak diperbaiki bukan tidak mungkin akan mengganggu proses pengendalian asap yang terdapat di RSUD Kota Tangerang dan mengganggu proses evakuasi juga proses pemadaman kebakaran. Hal ini saling berkaitan, karena penghambatan api kebakaran sangat penting peranannya. Penghambatan api kebakaran dilakukan untuk memberikan cukup waktu dalam pelaksanaan evakuasi. Selain itu, penghambatan api dimaksudkan agar kejadian kebakaran tidak membesar dan dapat segera dipadamkan. Sehingga yang terjadi adalah kejadian kebakaran tidak membesar, evakuasi cukup waktu untuk dilakukan kemudian pemadaman kebakaran juga dapat segera terlaksana. Api akan lebih cepat padam bila api kebakaran tersebut tidak membesar. Seperti dikatakan oleh Friedman 1992, pembuangan asap menjadi penting untuk penghambatan proses penjalaran api, sehingga api kebakaran tidak mudah menyebar sehingga terdapat cukup waktu untuk dilakukannya evakuasi dan pemadaman kebakaran.

6.5.10. Lift Kebakaran