Kondisi setiap komponen atau bagian bangunan harus dinilai. Kriteria penilaian untuk sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung
dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu: 1
Baik : ‘B’ ekuivalensi nilai B adalah 81-100
2 Cukup : ‘C’ ekuivalensi nilai C adalah 60-80
3 Kurang : ‘K’ ekuivalensi nilai K adalah 60
2.7. Petunjuk Pelaksanaan Audit K3
Proses pelaksanaan evaluasi yang dilakukan hampir menyerupai sebuah audit. Dalam melakukan audit memerlukan beberapa langkah yang digunakan
agar audit dapat berjalan dengan baik. Menurut Santoso dalam Hamdi, 2010 Langkah-langkah penting yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan audit
adalah: A.
Persiapan Persiapan mencakup pengumpulan informasi dan perjanjian
kerja, antara lain korespondensi berkaitan dengan kesepakatan kerja audit, penentuan jadwal pelaksanaan, menetapkan elemen dan
fasilitas terkait, informasi tentang organisasi perusahaan dan kegiatan operasi, daftar dokumen yang akan diperiksa selama audit,
hasil audit sebelumnya bila ada.
B. Pertemuan
Pertemuan diadakan untuk menjelaskan metoda dan perlunya dukungan selama pelaksanaan. Selain itu, pertemuan juga
merupakan forum saling berkenalan antara auditor dan staf perusahaan, sarana pertukaran informasi yang terkait dengan
operasi perusahaan dan sudit. Pertemuan tersbut juga menetapkan pendamping auditor umumnya dari tingkat senior staf dari divisi
K3 atau divisi lain yang terkait.
C. Melakukan Audit
1. Pengenalan Fasilitas
Pengenalan fasilitas operasi perusahaan bertujuan untuk memberikan gambaran kepada auditor tentang kegiatan
dasar operasi, pemaparan bahaya terhadap kesehatan, keselamatan, dan lingkungan hidup.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terutama kepada personil dalam organisasi perusahaan yang banyak mengetahui tentang
pelaksanaan program K3 dengan menggunakan daftar pertanyaan dari elemen-elemen ISRS. Dalam melakukan
wawancara ini perlu ditunjang dengan dokumen-dokumen yang terkait, sebagai bukti pelaksanaan program tersebut
untuk verifikasi lebih mendalam pada saat pemeriksaan
dokumen terkait dan wawancara kepada karyawan secara acak.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan cara untuk lebih meyakinkan bahwa sistem manajemen keselamatan ada dan
terlaksana dengan baik di lapangan. Dalam pemeriksaan fisik di lapangan, auditor harus didampingi oleh seorang
wakil dari perusahaan. Hasil dari pemeriksaan fisik merupakan salah satu alat ukur pringkat pelaksanaan dari
elemen-elemen ISRS di lapangan.
D. Pertemuan Penutup
Pertemuan penutupan biasanya dihadiri oleh mereka yang hadir dalam pertemuan pembukaan. Dalam hal ini auditor tidak
memberikan nilai berupa angka, tetapi hanya memberikan pandangan umum yang merupakan temuan selama pelaksanaan
audit. Materi yang terkandung dalam pandangan umum yaitu penjelasan singkat elemen-elemen yang mendapat nilai tinggi dan
juga paling rendah, juga aktivitas-aktivitas yang perlu mendapat pengujian dan beberapa saran yang bersifat membangun untuk
elemen yang nilainya rendah.
E. Laporan
Laporan akhir audit yang menyeluruh dan sistematis dibuat oleh auditor disertai dengan sertifikat yang menyebutkan peringkat
pencapaian sesuai dengan hasil audit tersebut. Dalam laporan ini mencakup beberapa diantaranya:
1. Laporan audit yang komprehenshif untuk masing-masing
elemen. 2.
Ringkasan daftar nilai untuk masing-masing elemen, nilai total, dan rata-rata elemen serta persentase pencapaianya.
3. Nilai hasil pemeriksaan fisik lapangan.
4. Buku kerja tim audit, merupakan photocopy dari protokol
audit yang sudah dilengkapi dengan nilai hasil untuk masing-masing elemen yang diaudit.
5. Grafik profil yang merupakan ringkasan audit.
6. Saran-saran yang bersifat kritis dan memerlukan prioritas
untuk dilaksanakan.
2.8. Kerangka Teori